*Apa yang bisa dilakukan oleh Jokowi untuk tidak terjadi ketimpangan
ekonomi dalam pertumbuhan ekonomi yang dipropagandakan? Bagi-bagi sembako?*


http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/17/07/17/ot8e0z-buya-syafii-bertemu-presiden-bahas-ketimpangan-ekonomi


Senin , 17 Juli 2017, 17:54 WIB
Buya Syafi'i Bertemu Presiden Bahas Ketimpangan Ekonomi

Red: Andi Nur Aminah

Republika/Tahta Aidilla

[image: Syafii Maarif]

Syafii Maarif



REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh Muhammadiyah Buya Syafi'i Maarif menemui
Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/7).
Kedatangannya untuk membahas persoalan ketimpangan ekonomi.

"Persoalan pertama adalah ketimpangan ekonomi. Ini perlu cepat, pemerintah
sudah bekerja, tapi harus dipercepat, sebab kalau tidak, ini timbul lagi
nanti prahara sosial, Mei 1998. Itu *kan* hancur kita," kata Buya menjawab
pertanyaan wartawan usai bertemu Presiden.

Mantan ketua umum PP Muhammadiyah ini mengakui saat ini Presiden sudah
banyak mencabut izin penggunaan tanah oleh konglomerat. "Tanah yang
dimiliki konglomerat sudah banyak yang dicabut, alhamdulillah," katanya.

Dia mengatakan bahwa UKM harus diberdayakan. Dia juga telah bicara dengan
tiga konglomerat kelas 'hiu' atau pengusaha besar untuk memperdayakan
masyarakat agar ketimpangan ekonomi hilang sehingga tidak menimbulkan
gejolak sosial. "*Enggak* saya sebut nama. Saya bilang ini kalau
ketimpangan dibiarkan begini, *ngamuk* rakyat nanti. Mereka paham betul,"
ungkapnya.

Buya berharap para konglomerat ini turun untuk menjalankan ide yang
dilontarkan. Yyakni di setiap kabupaten dan kota, ada pengusaha yang punya
komitmen kerakyatan sehingga pertumbuhan yang berkeadilan itu menjadi
pedoman kita semua.

"Presiden sama persis dengan saya. Ini cocok omongnya. Ini *kan* sisa masa
lampau semua. Sejak zaman Soeharto dulu. Jadi ada dua kekuatan yang pertama
ketimpangan ini. Seperti jalan rumput kering yang rentan sekali dan bisa
memicu macam-macam, pakai agama segala macam itu," katanya.

Sedangkan hal kedua yang dibahas dengan Presiden, Buya mengatakan, terkait
paham radikalisme yang mengatasnamakan agama, seperti ISIS. "Orang-prang
Indonesia yang Muslim menganggap karena mereka mengerti bahasa Arab, itu
disangka mewakili agama. *Enggak* bisa, ini *rongsokan*. Masa dibiarkan
begini, ya merusak di Filipina, merusak di mana-mana," katanya.

Buaya mengatakan negara-negara Arab saat ini kewalahan menghadapi
kelompok-kelompok ISIS. Dia mengatakan ini kesalahan mereka semua karena
tidak bisa mengantisipasi.

Ketika ditanya apakah pertemuan dengan Presiden membahas resuffle kabinet,
Buya mengatakan tidak mambahas hal tersebut. "Saya *enggak* tanya itu.
*Enggak* penting soalnya. Pokoknya komitmen ketimpangan ini yang perlu
diperbaiki," katanya.
  • ... Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
    • ... 'Karma, I Nengah [PT. Altus Logistic Service Indonesia]' ineng...@chevron.com [GELORA45]
    • ... 'Karma, I Nengah [PT. Altus Logistic Service Indonesia]' ineng...@chevron.com [GELORA45]

Kirim email ke