Partai Syariah 212 Tidak Berasas Pancasila, Ini Penjelasannya
SELASA, 18 JULI 2017 | 17:02 WIB   
   - 
   - 
   - 
   - 
Ketua Penggagas Partai 212 Syariah, Hj. Siti Asmah Ratu Agung, memberikan 
sambutan pada Deklarasi Partai 212 Syariah di Gedung Joang '45, Menteng, 
Jakarta Pusat, 17 Juli 2017. TEMPO/Sasti HapsariTEMPO.CO, Jakarta - Partai 
Syariah 212 disiapkan bukan berasaskan Pancasila, melainkan syariat Islam. Hal 
ini dijelaskan Ketua Pelaksana Deklarasi Partai Syariah 212 Ma'ruf Halimuddin, 
Selasa, 18 Juli 2017. Asas ini, kata Halimuddin, akan dimatangkan dalam 
pertemuan anggota partai pada 23 Juli 2017. 

Halimuddin mengatakan surutnya kepercayaan masyarakat terhadap partai berbasis 
Islam membuat lahirnya Partai Syariah 212. Halimuddin menganggap partai-partai 
Islam saat ini kurang solid memperjuangkan nilai syariat Islam. 

Baca: Tujuh Orang Peserta Aksi 212 Deklarasikan Partai Syariah 

"Sehingga tidak sejalan dan sepemikiran dengan kepentingan mayoritas di 
Indonesia," katanya melalui pesan pendek. Partai Syariah dideklarasikan di 
Gedung Joang 45 Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 17 Juli 2017. 

Menurut Halimuddin, asas partainya adalah syariat Islam. Ketika ditanya kenapa 
tidak berasaskan Pancasila, Halimuddin menuturkan dengan asas Islam, Pancasila 
sudah termasuk di dalamnya. Pancasila, kata Halimuddin, bagian dari sebuah 
gagasan syariat sehingga hakikatnya sama dengan asas partainya. 

Baca: Deklarator Partai Syariah Tersinggung Terbitnya Perpu Ormas 

Halimuddin menjelaskan, gagasan Pancasila disempurnakan dengan kondisi dan 
keberagaman hidup orang banyak di Indonesia. "Jadilah disebut dengan nama 
Pancasila, namun sebuah syariat lebih menekankan pada sendi-sendi agama." 

Hal lain terkait dengan partainya akan diputuskan dalam pertemuan para anggota 
pada 23 Juli 2017. "Kami baru membentuk tim formatur yang merumuskan platform 
Partai Syariah 212." Sumber dananya dari iuran anggota dan kantong peserta aksi 
212. Angka ini merujuk pada unjuk rasa umat Islam di Masjid Istiqlal hingga 
Monumen Nasional pada 2 Desember 2016.

Reply via email to