REVOLUSI MEMTAL YANG FUNDAMENTAL HARUS SEGERA DILAKSANAKAAN!!! Menurut pengamatan saya Revolusi Mental yang dicetuskan oleh Presiden Jokowi setelah lebih dari 2 tahun berlalu , sampai sekarang ini belum menunjukkan adanya tanda-tanda yang positif yang mewarnai kebangkitan kesadaran bangsa Indonesia khususnya para elite politiknya. Ini tercermin dalam sikap politik para elite bangsa Indonesia yang mengklaim dirinya sebagai orang-orang reformis, yang mendominasi kekuasaan politik di NKRI era reformasi, terkesan kuat belum dapat memahami bahwa Indonesia di era reformasi ini masih terus menjadi negara jajahan model baru, sebagai dampak dari sikap politik busuk rezim Orde Baru pimpinan jenderal TNI AD Suharto, yang secara langsung telah menjual kemerdekaan NKRI kepada imperialisme AS dan konco-kanconya. Kenyataan yang kita saksikan selama ini menunjukkan bahwa kesadaran politik sebagian bangsa Indonesia, terutama sekali kesadaran para elite politiknya yang mendominasi kekuasaan politik di NKRI, telah hacur luluh karena dijejal konsum lewat budaya KKN, sehingga tega untuk membiaarkan nasib kemerdekaan negara dan bangsanya di injak-injak oleh kaum neoliberal yang sudah menggelobal sebagai penjajah baru di NKRI. Ini tercermin dalam sikap para elite pokitik busuk yang berkerumun dalam MPR RI yang merombak (mengamandemen) UUD 45 naskah asli, menjadi UUD 1999-2004 (4 kali amandemen) menjadi UUD yang sepenuhnya mengabdi pada kepentingan kaum kapitalis Neoliberal yang sudah menggelobal dibawah pimpinan imperialisme A. S. Rupanya dampak teori cuci otak Orde Baru selama 32 tahun lamanya, telah menyebabkan banyak orang-orang terpelajar khususnya para ekonom didikan A.S yaitu ekonom-ekonom the Berkeley Mafia telah keblinger, tidak tahu, karena mereka melihat gejala hanya dari satu segi saja. Saat Suharto berkuasa sudah ada trend dampak ekses-ekses Neoliberal itu, yaitu ketergantungan pada pihak asing, yang tercermin dalam bentuk pembiyayaan pembangunan, dimana modal asing dan utang luarnegeri sangat memainkan peranan. Juga tercermin dalam bentuk impor dan ekspor. Industri-industri substansi ekspor, tidak bisa jalan tanpa adanya dukungan kuat dari import. Yang melaksanakan ekspor banyak terdiri dari pihak asing. Arus masuk investasi asing dalam rangka relokasi industri untuk memanfaatkan buruh murah bangsa Inonesia. Adalah merupakan suatu ilusi, bahwa ekspor yang terjadi dari Indonesia terutama ekspor nonmigas, telah dan akan meningkatkan nilai tambah yang substansional di Indonasia. Dalam konteks ini sungguh relevam apabila kita melontrakan pertanyaan Ekspor kita itu milik siapa?. Indonesia kembali memjadi tempat yang empuk bagi penghisalan surplus ekonomi oleh pihak asing. Data neraca diera Orde Barupun menunjukkan bahwa selama periode 1973-1990 nilai komulatif arus masuk investasi asing sebesar US$ 5775 juta , telah diiringi dengan nilai kumulatif keuntungan investasi asing yang di repatriasi keluar negeri sebesar US$ 58859 juta (data IMF balance of Payments Yearbook,berbagai tahun). Ini berarati bahwa setiap US$ 1 investasi asing yang masuk telah diikuti dengan biyaya US$ (58859:5775) = US$ 10,19. Financial resources yang keluar. Sebab utamanya mengapa ini terjadi, antara lain adalah tinngginya komponen sumber-sumber keuangan didalam negeri yang telah digunakan untuk membiyayai investasi asing. Inilah apa yang disebut penjajahan model baru di NKRI, diera kekuasaan rezim Oede baru Suharto, yang terus belanjut sampai sekarang, karena didukung oleh amandemen UU45, sebagai produk dari MPR RI 1999-2004 Pimpinan Amin Rais. Jadi sungguh relevan jika sekarang ini kita melontarlan ucapan bahwa NKRI adalah negara jajahan model baru. Dalam keadaan seperti inilah maka Revolusi mental yang fundamental atau mendasar harus segera dilaksankan! Revolusi mental secara mendasar harus diawali dengan merubah Paradigma, yaitu dari paradigma kapitalistik kearah Paradigma kerakayatan (sosialistik), dalam konteks ini, merubah paradigma kiranya tidak hanya sekedar bahwa kita harus memperluas daya penangkapan dan pola pikir kita, akan tetapi disamping itu kita harus berani membuat formulasi atau difinisi baru tentang "Nilai". Memang dalam masyarakat sosialistis nilai-nilai itu tidak hanya membantu, tetapi juga memberikan implikasi dalam ekonomi dan politik. Dan oleh karena itulah salah satu alasan mengapa perubahan tentang nilai harus dilaksanakan. Rakyat dalam paradigma kapitalistik hanya diberi nilai sebagai pribumi, yaitiu kaum buruh dan tani, yang hanya memiliki nilai guna saja. Agar supaya kita dapat menaikkan nilai rakyat, maka kita harus berani menjalankan Demokrasi Ekonmi sepeti yang dimaksud dalam Pasal 33 UUD 45, yang adalah kebalikan dari dari paradigma kapitalistik. Dalam Pasal 33 UUD 45 tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua dibawah pimpinan atau penilikan angota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan, bukan kemajkmuran orang perorang. Sebab itu perekonomian disusun sdebagai usaha bersama berdasarkan atas usaha kekeluargaan. Bangunan perusahaan yang sesuai dengan itu ialah koperasi. Demikianlah antara lain yang dimaksud oleh pasal 33 UUD 45. Tapi sayang hasilnya masih Jauh Panggang dari Api. Inlah tantangan yang digadapi oleh bangsa Indonesia, untuk terus bejuang demi kembali ke UUD 45, naskah asli, dan Pancasila 1 Juni 1945. Meneruskan Revolusi Agustus 1945 sampai keakar-akarnya!!! Demikianlah pesan Bung Karno, pemimpin besar bangsa Indonesia. Jika kita sungguh-sungguh berkeinginan secara iklas untuk menyaksikan proses berlangsungnya emansipasi rakyat Indonesia dalam keseluruhan aspek kehidupannya, maka Revolusi Mental yang fundamental atau mendasar harus segera dilaksanakan!!! Kemudian seiring dengan itu harus dilaksanakan proses kembali ke UUD 45 , khususnya Pasal 33 UUD 45, dan Pancasila 1 Juni 1945, sebagai sarana untuk menbangitkan bangsa Indonesia. Karena; Kebangkitan bangsa Indonesia adalah merupakan fungsi dari sistem sosial bangsa Indonesia secara keseluruhan. Tentang Revolusi Mental. Untuk membahas masalah Revolusi Mental, pertama-tama saya akan cermati apa sebenarnya yang dimaksud dengan perkataan Mental manusia. Menurut pemahaman saya perkataan Mental selalu berkaitan dengan batin dan watak manusia, yang bukan bersifat badan atau tenaga; jadi Revolusi Mental bisa diartikan kehendak untuk merubah secara mendasar sifat batin dan watak manusia, sebagai dasar dari kesadaran manusia. Oleh karena itu dalam konteks merubah sifat batin dan watak manusia kita harus pertama-tama memahami evolusi kesadaran manusia. Jadi untuk melakukan revolusi mental harus dimulai dengan melakukan evolusi ``meme`` Teori tentang >Meme<, adalah gagasan dari pakar biologi Richard Dawkins(``The Blind Watschmaker``) yang pertama mengeluarkan gagasan analogi dengan proses evolusi Darwin; karena evolusi kebudayaan itu jauh lebih cepat perkembangannya dari evolusi biologi Darwin. Menurut Spiral Dynamics evolusi kesadaran atau budaya manusia (batin) ditunjukkan dalam delapan tingkatan (sebenarnya ada 9 tingkatan, tapi yang tingkat ke 9 itu lama-lama menghilang), jadi yang pasti ada 8 tingkatan evolusi kesadaran manusia (meme), yang prosesnya digambarkan sebagai spiral. 1.Beige (Archaisch-instinktiv)-Permulaan adanya insting 2.Purpur (Magisch-animistisch)- Magi- animisme, percaya pada setan-setan dll. 3.Rot (Mächtige Götter)- menggantungkan diri pada kekuatan Tuhan(Allah) 4.Blau (Mythische Ordnung)- Percaya dan tergantung pada kitab-kitab suci 5.Orange (Errungenschaften der Wissenschaft)- mengandalkan prestasi Ilmu Pengetahun, dan ekonomi. 6. Grün (Das sensibile Ich)-rasa kepekaan (kritis) terhadap dirinya sendir, dan sesama manusia, kepekaan terhadap ekologi dan kesadaran pluralisme. 7Türkis (Integrativ)- berpandangan secara integral 8.Gelb (kuning) (Holistisch)- universil holistis system 9.Koralle.(integral-holistisch) Menurut Theori Spiral Dynamics ``Meme`` adalah merupakan kekhususan mental-kulturil dari Hollon yang terdapat didalam salah satu Quadran tertentu, dimana Holon pada prinsipnya mempunyai empat dimensi yang oleh Ken Wilber disebut Quadran atau dimensi. Tentang kesadaran manusia (Mental- kulturil) Dalam masalah ini Ken Wilbers dalam bukunya yang berjudul A Theory of Everything , untuk memahami kesadaran manusia telah mengajukan pandangannya tentang teori empat Quadrant (empat dimensi) tentang kesadaran individu Manusia, yang satu sama lain mempunyai saling hubungan dan pengaruh timbal balik. Empat Quadrant atau dimensi itu adalah (hubungan sistemik) 1. Quadran Pertama, yaitu bagian intern individu manusia (budi nurani, jiwa dan mental). 2. Quadran Kedua, yaitu bagian luar dari individu manusia, yang dimaksud adalah bagian dari tubuh dan organ-organ tubuh; misalnya Atom, molekul,Proaryoten, Eukaryoten,neuronal Organisme, Rükenmark, limbische System, Otak dst. 3. Quadran ketiga , yaitu bagian intern dari sosial dan kultur (kolektif dimana manusia bergabung) 4. Quadran ke empat, yaitu bagian ekstern dari sosial dan kultur (System sosial dalam masyarakat, negara) Dari sini dapat kita lihat typish proses evolusi kesadaran manusia atau bisa disebut juga typish Holargi* kesadaran manusia. Oleh karena itu untuk mengenal akar-akar mental manusia, kita harus memperhatikan adanya empat Quadran itu. Dengan metode Holargi, maka kita dapat melihat kesadaran manusia dari adanya pengaruh intern, pengaruh ekstern, baik secara individu maupun secara kolektif. Jadi teori empat Quadrant itu talah memberikan cara penyelidikan secara integral ( Intern, Ekstern, Tunggal dan Jamak). Dengan adanya pengenalan seperti itu dan adanya pengenalan tentang spyral Dynamic ditambah dengan pengengetahuan tentang Holargi , maka akan memudahkan kita untuk melakukan transformasi kesadaran misalnya tranformasi kesadaran primer (pemikiran primer) ke kesadaran sekunder sebagai sarana untuk memenuhi syarat bagi terlaksanakannya revolusi mental. Hal ini perlu di kemukakan karena system berpikir Bung Karno pada dasarnya di dominassi oleh pikiran sekunder, yaitu suatu pikiran yang holistis/sytemik ini tercermin dalam ajaran tentang Marhaenisme, ajaran tentang: Sosialisme Indonesia dan ajaran tentang Pancasila, Trisakti dll. Sedangkan polapikir mayortas rakyat Indonesia dan para elite politiknya terkesan masih dikiuasi oleh polapikit primer, yaitu polapikir yang dikuasai oleh jalan pikirannya sendiri yaitu pikiran yang dihalalkan oleh kepercayaannya atau agamanya, yang berdasarkan pada kebenaran tekstuil, misalnya polpikir yang mengharamkan Pluralisme agama yang tertercantum dalam Panasila. *catatan : Holargi artinya adalah herarginya petumbuhan, seperti misalnya herargi Atom dalam molekule,Molekule dalam Zell(sell), Sell dalam organisme, organisme dalam Ekositem, ekosostem dalam Biospher, dan akhinya Biospher terlekat dalam Universum. Suatu proses yang terjadi dalam jaringan. Jadi jika kita hendak melakukan revolusi mental, maka paling tidak kesadaran bangsa kita, terutama kesadaran elite bangsa kita harus ditingkatkan pada kesadaran green meme (kesadaran hijau), agar supaya dapat menhayati apa arti sebenarnya makna kebinekaan seperti yang di harapkan oleh Pancasila 1 Juni 1945. Jadi bukan hanya sekedar semangat kebinekaan, tapi harus lebih dari itu, yaitu jiwa kebinekaan harus diresappi oleh setiap putra-putrti bangsa Indonesia, lebih-lebih oleh para elite bangsa Indonesia. Untuk maksud ini kiranya diperlukan adanya transformasi (lompatan) kesadaran dengan cara mengerakkan evolusi kesadaran manusia, artinya meme bangsa Indoensia harus ditingkatkan ketingkatan green meme, melalui pendidikan dimulai dari sekolah-sekolah dasar sampai pendidikan tinggi; sebagai sarana untuk memenuhi syarat dalam melakukan REVOLUSI MENTAL. Seperti gene yang berkembang biak dan menyebar luas melalui sperma dan telur, tapi meme meperbanyak diri dan menyebar luas misalnya melalui pengajaran guru kepada murir-muritnya. Jadi meme itu adalah hasil karya manusia,dimana Ilmu Pengetahuan dan Teknologi termasuk didalamnyxa. Setelah bangsa Indonesia bisa mencapai pada kesadaran tingkat 6 (kesadaran hijau), maka mulailah bisa memerina makna kemajemukan atau kebinekaan, karena kesadaran hijau itu mengandung sifat pluralis, artinya sudah dijiwai oleh kesadaran pluralisme. Dalam tingkatan kesadaran hijau ini berarti manusia sudah mempunyai perasaan kemanusiaan yang sama, manusia sudah dapat saling harga- menghargai antara satu dengan yang lainnya, manusia sudah kritis terhadap diriya sediri, bebas dari sifat angkara murka (sifat kapitalis, saudagar), disini manusia telah dibebaskan dari segala dogma-dogma, memahami atau sadar tentang lingkungan (ekologi), sehinga manusia akan dapat hidup damai berdampingan satu dengan yang lainnya, meskipun mereka itu berlainan Rasnya, etnisnya, sukunya, budayanya (agama, keyakinan, dan kepercayaan yang bebeda-beda). Bangsa Indonesia nampaknya dewasa ini sudah didesak untuk melakukan evolusi meme, karena kesadaran bangsa Indonesia nampaknya masih berada pada tingkatan 3-4 menurut Spiral Dynamics dalam tabel diatas, oleh karena itu REVOLUSI MENTAL dalam konteks ini berarti bangsa Indonesia harus berani melakukan loncatan katak menuju pada kesadaran hijau atau pandangan ekologis.Sebuah pandangan ekologis mengenai kesadaran manusia itu mencakup pandangan 3&4 (yang berkitan dengan masalah keagamaan), tapi menambaan suatu persepsi ekologis tentang kesadaran yang terlekat dalam kesadaran hujau, dengan maksud agar supaya bisa dapat mencapai kearah pemikiran sekunder, yang mendominasi ajaran ajaran Bung karno, seperi yang sudah saya singgung diatas, sehingga dengan demikian bangsa Indoneia dapat secara legowo memenuhi Tuntutan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1845, yang merupakan kulminasi tuntutan-tuntutan kultural : Kemerdekaan sejati, Demokrasi Pancasila, emansipasi, harga diri dan jatidiri sebagai bangsa yang mandiri didalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, seperti apa yang terkandung dalam RISAKTI BUNG KARNO. Roeslan
[GELORA45] REVOLUSI MEMTAL YANG FUNDAMENTAL HARUS DILALANKAN
Roeslan roesla...@googlemail.com [GELORA45] Sat, 12 Aug 2017 12:28:13 -0700
- [GELORA45] REVOLUSI MEMTA... Roeslan roesla...@googlemail.com [GELORA45]
- [GELORA45] Trs: [nas... Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]