Di Jakarta pelantikan gubernur dikawali oleh 7.000 polisi, di Papua Pilkada
diawasi oleh 11.000 polisi untuk keamanan. Apa sebab 72 tahun
merdeka-merdeka belum juga aman?



http://www.antaranews.com/berita/657764/polda-papua-kerahkan-11000-polisi-amankan-pilkada?utm_source=related_news&utm_medium=related&utm_campaign=news



*Polda Papua kerahkan 11.000 polisi amankan pilkada*

Selasa, 10 Oktober 2017 21:04 WIB | 2.656 Views

Pewarta: Anita Permata Dewi

[image: Polda Papua kerahkan 11.000 polisi amankan pilkada]Kapolda Papua
Irjen Pol Boy Rafli Amar (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Anggota kami 11.000 orang. Lalu, ada Brimob (anggota) perbantuan yang kami
minta sekitar tujuh kompi."

Semarang (ANTARA News) - Kepolisian Daerah (Polda) Papua akan mengerahkan
11.000 personelnya untuk mengamankan seluruh tahapan pemilihan kepala
daerah serentak di provinsi itu pada tahun 2018.

"Anggota kami 11.000 orang. Lalu, ada Brimob (anggota) perbantuan yang kami
minta sekitar tujuh kompi," kata Kapolda Papua Irjen Pol. Boy Rafli Amar di
sela-sela Apel Kasatwil 2017 di Semarang, Selasa.

Selain itu, pihaknya juga berkoordinasi dengan Kodam Cendrawasih untuk
tambahan personel pengamanan dari unsur TNI.

Menurut dia, personel tambahan ini akan ditempatkan di sejumlah lokasi yang
rawan aksi kelompok kriminal bersenjata.

Pada tahun 2018, provinsi ini akan menyelenggarakan pemilihan gubernur dan
pemilihan enam bupati di tujuh kabupaten, yakni Kabupaten Paniai, Kabupaten
Puncak, Kabupaten Deiyai, Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Biak Numfor,
Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Membrano Tengah.

Pihaknya pun telah mengetahui adanya sejumlah daerah yang rawan konflik.

"Selain (pemetaan) wilayah, ada juga pemetaan terhadap tokoh-tokoh
tertentu," katanya.

Terkait dengan potensi gangguan keamanan jelang pilkada di Papua, dia
mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pencegahan melalui komunikasi
dengan sejumlah tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan elite parpol.

Ia merasa optimistis dengan komunikasi yang baik dapat menghindari adanya
kemungkinan mobilisasi massa pada tahapan-tahapan pilkada serentak.

"Hal itu agar tidak ada yang mengeksploitasi pengerahan massa yang bersifat
anarkis," katanya.

Kirim email ke