AS rilis dokumen 1965, benarkah Mao dalang G30S PKI? 
https://www.merdeka.com/dunia/as-rilis-dokumen-1965-benarkah-mao-dalang-g30s-pki.html
 Kamis, 19 Oktober 2017 07:09Reporter : Pandasurya Wijaya 
https://www.merdeka.com/reporter/pandasurya-wijaya/
 
https://facebook.com/sharer.php?u=https%3A%2F%2Fwww.merdeka.com%2Fdunia%2Fas-rilis-dokumen-1965-benarkah-mao-dalang-g30s-pki.html
  
https://twitter.com/share?text=AS%20rilis%20dokumen%201965%2C%20benarkah%20Mao%20dalang%20G30S%20PKI%3F%20%7C%20merdeka.com&url=https%3A%2F%2Fwww.merdeka.com%2Fdunia%2Fas-rilis-dokumen-1965-benarkah-mao-dalang-g30s-pki.html&via=merdekadotcom
  
https://plus.google.com/share?url=https%3A%2F%2Fwww.merdeka.com%2Fdunia%2Fas-rilis-dokumen-1965-benarkah-mao-dalang-g30s-pki.html
  



 dokumen rahasia as soal 1965. ©nsarchive.gwu.edu

 
 Merdeka.com - Peristiwa Gerakan 30 September pada 1965 adalah masa-masa 
tergelap dalam sejarah Indonesia. Pada konteks masa itu peristiwa G30S tidak 
bisa dilepaskan dari gambaran geopolitik dunia yang terjadi. Amerika Serikat 
dan sekutunya ada di Blok Barat sebagai antikomunis dan China, Rusia serta 
sekutunya ada di Blok Timur yang prokomunis. 

Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta http://www.merdeka.com/tag/j/jakarta/ 
kemarin merilis dokumen rahasia CIA yang mengungkap pemerintah AS mengetahui 
dan mendukung tindakan tentara Indonesia dalam pembantaian massal anggota dan 
simpatisan Partai Komunis Indonesia pada 1965.

Dokumen itu memuat laporan berisi 30 ribu halaman dari 39 dokumen yang merekam 
aktivitas kedutaan AS di Jakarta pada periode 1964-1968.

Dalam dokumen nomor 29 memuat laporan mengutip sebuah artikel di koran Angkatan 
Bersenjata RI yang terbit pada 25-26 April 1966. Dalam artikel itu pemimpin 
China saat itu, Mao, dikatakan memerintahkan tokoh pemimpin PKI D.N Aidit untuk 
melancarkan G30S dan keesokan harinya, 1 Oktober, akan menjadi hari nasional 
terbentuknya Republik Rakyat Indonesia sama dengan hari nasional Republik 
Rakyat China. 

Namun kata artikel di koran itu, Aidit merasa ragu melancarkan G30S dan dia 
diduga mengirimkan telegram kepada Mao untuk memohon penundaan karena belum ada 
persiapan. Mao kemudian menolak penundaan itu dan meyakinkan Aidit bahwa 
upayanya melakukan G30S akan berhasil. 

Artikel di koran itu juga mengisyaratkan Mao memerintahkan pembunuhan para 
jenderal. Mao disebut meyakinkan Aidit untuk membunuh semua jenderal reaksioner 
seperti Nasution, Yani, dan Suharto dalam sekali aksi dan menyebut Angkatan 
Bersenjata akan seperti naga tanpa kepala hingga kondisi itu menguntungkan 
Aidit. Artikel itu dengan demikian menggambarkan bahwa Suharto juga dijadikan 
target G30S.

Namun pada dokumen nomor 28 Konsul Jenderal Amerika di Hong Kong dalam telegram 
menjelaskan keterlibatan Mao dalam G30S adalah hoax alias ' berita 
http://www.merdeka.com/berita-hari-ini/ palsu.' Laporan ini sekaligus meralat 
laporan sebelumnya.

Laporan dari Hong Kong mengatakan artikel di koran Angkatan Bersenjata RI pada 
26 April 1966 hampir semuanya salinan dari sebuah artikel yang muncul di koran 
berbahasa Mandarin berbasis di Hong Kong pada 16 Desember 1965. Artikel di 
koran Hong Kong itu berisi tulisan yang mengolok-olok rezim Peking. 

Selain artikel itu, pemerintah AS tak menemukan bukti cukup kuat soal 
keterlibatan Mao dalam G30S.

Informasi palsu itu bukan saja mendukung klaim Angkatan Bersenjata RI bahwa Mao 
terlibat membantu Aidit dalam aksi G30S tapi juga menyatakan PKI berencana 
melakukan pembantaian massal terhadap para musuhnya, dan dengan demikian 
menjadi pembenaran bagi Angkatan Bersenjata RI untuk melancarkan aksi 
pembunuhan massal terhadap PKI dan simpatisannya. [pan]

 

Kirim email ke