Khilafah berdiri : Semua harus ditata rapi menurut khilafah, laki2 harus berjenggot ? Wanita harus berjilbab ? Perbankan harus bank syariah ? Yang menyimpang ? Sapu bersih......
2017-10-25 4:38 GMT+02:00 'Karma, I Nengah [PT. BI-POS]' ineng...@chevron.com [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com>: > > > “jika menata sepatu saja rapi, bagaimana dengan menata negara!” > > Wah saya jadi senang juga mendengarnya, karena membandingkan sepatu dan > toilet bersih dengan pengaturan negara. > > Padahal mengatur negara tidak semudah mengatur tempat pembuangan …. > > Sepatu letaknya dibawah untuk alas kaki, sedang toilet (bilik merenung > kata orang Malaysia) tempat buang… > > Kalau ini dibandingkan tentu orang akan tersinggung > > Jika k… diterapkan diindonesia, pencasila tentunya tidak akan ada, karena > sila pertama ketuhanan yang maha esa tidak akan jalan. Karena di indonesia > terdiri banyak agama > > > > > > > > *From:* GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] > *Sent:* Wednesday, October 25, 2017 8:30 AM > *To:* GELORA_In <GELORA45@yahoogroups.com> > *Subject:* [**EXTERNAL**] [GELORA45] Jika Khilafah Berdiri, Apakah > Pancasila Tetap Ada? > > > > > Jika Khilafah Berdiri, Apakah Pancasila Tetap Ada? > > *AIMAN WITJAKSONO* > > Kompas.com - 12/06/2017, 07:46 WIB > > http://nasional.kompas.com/read/2017/06/12/07462921/jika. > khilafah.berdiri.apakah.pancasila.tetap.ada. > > Anggota Hizbut Tahrir Indonesia menolak penyelenggaraan kontes Miss World > dengan berunjuk rasa di Kota Bandung, 4 September 2013. Indonesia menjadi > tuan rumah kontes kecantikan dunia Miss World untuk pertama kalinya di Bali > dan Bogor pada 1-14 September.*(AFP PHOTO / TIMUR MATAHARI)* > > > > *Mendadak **khilafah <http://indeks.kompas.com/tag/khilafah>**. Mengapa > saya katakan mendadak ? Padahal upaya-upaya ini, setidaknya di Indonesia, > sudah ada sejak jaman pra-kemerdekaan?* > > Sejak kekhilafahan di Turki melalui kekaisaran Ottoman berakhir tahun > 1924, gerakan memperjuangkan khilafah tak pernah surut di Indonesia. > > Sebelum saya bercerita tentang hal ini, saya ingin sedikit menjelaskan apa > itu khilafah. Khilafah <http://indeks.kompas.com/tag/khilafah> adalah > sistem pemerintahan yang wilayah kekuasaannya tidak terbatas pada satu > negara, melainkan banyak negara di dunia, yang berada di bawah satu > kepemimpinan dengan dasar hukumnya adalah syariat Islam. > > Jadi bukan negara per negara, tapi kumpulan negara yang dijadikan satu > kekuasaan, dalam satu pemerintahan, dengan satu kepemimpinan. > > *Hizbut Tahrir Indonesia ( **HTI <http://indeks.kompas.com/tag/HTI>**)* > > Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), yang sejak lebih dari 20 tahun lalu > memperjuangkan khilafah di Indonesia, menyebut ada lebih dari 50 negara > yang bisa dijadikan satu kepemimpinan di bawah bendera khilafah. > > Hizbut Tahrir sendiri adalah gerakan yang sejak tahun 1953 didirikan oleh > Taqiuddin Al-Nabhani, seorang akademisi di Mesir asal Palestina. Hizbut > Tahrir bercita-cita mendirikan negara dengan kepemimpinan Islam yang > membentang dari ufuk barat di Maroko, Afrika Utara hingga ufuk timur > Filipina Selatan. > > Di Indonesia pengikut gerakan ini diperkirakan mencapai 2 juta orang, > sementara di dunia tersebut belasan hingga puluhan juta. > > Setidaknya di Indonesia, survei SMRC pekan lalu menyebutkan, ada 9,2 > persen lebih warga Indonesia yang menginginkan khilafah berdiri. > > Jumlah 9,2 persen dari jumlah pemilih di Indonesia, berarti sekitar 20 > juta dari 185 juta pemilih, sebagai sampel penelitian Saiful Mujani > Research & Consulting (SMRC) di Indonesia setuju khilafah. > > Memang bukan angka yang sedikit. Meski tak sedikit pula yang mendukung > pemerintah untuk membubarkan HTI, yakni 78,4 persen. Artinya sekitar 140 > juta lebih, warga pemilih di Indonesia. > > *Mencuatnya kembali isu khilafah* > > Lalu mengapa ide khilafah ini kembali mencuat beberapa waktu belakangan? > Kapolri, Jenderal Tito Karnavian pernah menyebutkan di bulan November tahun > lalu, ada indikasi pemanfaatan momentum bangkitnya pergerakan umat Islam > yang dipicu kasus penodaan agama pada musim Pilkada DKI lalu. > > Kasusnya telah diputus pengadilan dan dalam proses menunggu kekuatan hukum > tetap, yang menghukum mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama > atau Ahok selama 2 tahun penjara. > > Kelompok HTI yang memang “gigih”memperjuangkan khilafah. Meski sudah ada > sinyal pembubaran oleh pemerintah HTI tetap melancarkan aksi unjuk rasa. > Terakhir mereka ambil bagian dalam Aksi Bela Ulama di Masjid Istiqlal, > Jakarta, Jumat lalu, yang dikenal dengan Aksi 96. > > *Sepatu dan ruangan yang menyita perhatian* > > Saya berkesempatan secara eksklusif masuk ke dalam kantor pusat HTI dan > melihat satu persatu ruangan 5 lantai di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. > > Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ismail Yusanto, Senin > (8/5/2017).*(KOMPAS.com/KRISTIAN > ERDIANTO)* > > Saya diterima oleh Juru Bicara HTI Ismail Yusanto > <http://indeks.kompas.com/tag/Ismail-Yusanto>. Saya masuki ruang demi > ruang di kantor dan saya mendapatkan sejumlah kesan. > > Pertama, kantor itu sangat rapi. Nyaris tak tampak debu, bahkan di setiap > bingkai papan yang ada di dinding. > > Kesan yang lain, saya terkesima dengan rapinya penataan sepatu. Ini saya > lihat di tempat penyimpanan sepatu sebelum menaiki lantai dua. > > Belum lagi toiletnya, tak tercium sedikitpun bau tak sedap, malah > sebaliknya, wangi dan selalu tersedia sandal bersih di dalam toilet. > > Lalu saya katakan ke Ismail, Juru Bicara HTI, “luar biasa rapinya!” > > Ismail pun berseloroh, “jika menata sepatu saja rapi, bagaimana dengan > menata negara!” > > Saya menimpali, “wah jadi benar nih, mau mendirikan negara?” > > Ismail tertawa. > > Tibalah saya masuk ke ruang kerja Ismail Yusanto. Di sana ada bendera > putih bertuliskan kalimat Tauhid. > > “Jadi inilah bendera HTI ?” saya bertanya. > “Bukan, ini adalah bendera perjuangan, HTI dan Hizbut Tahrir tidak > memiliki bendera,” jelas Ismail. > > Saya pun melihat ke pojok ruangan. Jika sebelumnya saya melihat bendera > berkalimat Tauhid berwarna putih dengan tulisan hitam, kali ini terbalik, > bendera hitam dengan tulisan putih. > > “Apa perbedaan bendera putih dan hitam ini?” tanya saya. > > “Jika putih adalah bendera pergerakan, maka bendera hitam adalah bendera > perang,” jawab Ismail. > > Sedikit tersenyum sambil terkejut, saya kembali bertanya, “jadi sekarang > di Indonesia, gunakan bendera yang mana?” > > Ismail tak menjawab. Ia hanya tertawa. > > *Jika Khilafah berdiri, apakah Pancasila tetap ada?* > > Saya kembali menelusuri ruangan demi ruangan di kantor DPP HTI Jakarta. > Sampailah saya pada lantai 4 di bagian kantor ini. > > Cukup terkejut saya. HTI memiliki ruangan studio layaknya ruangan studio > televisi profesional yang dimiliki stasiun stasiun televisi swasta. > > Di sinilah saya tanyakan untuk apa ruangan dan perlengkapan sebanyak itu, > layaknya milik stasiun TV profesional. > > Di ruangan ini pula saya berdialog dengan Ismail, soal ide khilafah dan > kaitannya dengan Bangsa Indonesia. > > Saya tanyakan, “apakah jika cita-cita HTI akan berdirinya khilafah, lalu > menafikan Pancasila?” > > Ismail tampak terkejut dengan pertanyaan saya. > > Apa jawaban dari semua pertanyaan ini? > > Simak wawancara saya di program AIMAN, termasuk ide pendirian khilafah > lainnya dengan cara kekerasan, yang sama sekali tidak berhubungan dengan > HTI, yakni Al Qaeda dan ISIS yang dilakukan dengan cara bom bunuh diri. > Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menyatakan perjuangan khilafah dilakukan > dengan diplomasi. > > Saya juga mewawancarai mantan pengikut Al Qaeda. > > Simak, EKSKLUSIF di KompasTV, Senin (12/6) pukul 20.00 wib. > > Saya Aiman Witjaksono. > > Salam. > > >