Bung Chan,
Saya kalau sudah terlanjur omong atau tulis, kadang2 jadi ngacau cerita
kiri kanan.
Dulu juga, kalau saya ngajar sebulan sekali di perusahaan membicarakan
keamanan
kerja, mencegah kecelakaan dll., ya saya suka ceritakan semua pengalaman
yang pernah
saya lihat, bagaimana si kepala perusahaan sendiri lihat ke dalam reaktor,
tahu2 pennya
jatuh ke dalam reaktor. Juga kepala regu, yang handphonenya jatuh dalam
mixer. Ya,
telefoonnya ketemu kembali sudah agak peyok, di saringan.
Kemudian kita ambil tindakan, saku atas di pakaian kerja atau di
laboratoriun jas harus
dihilangkan.
Kepala pabrik juga pernah ambil sample. Dia sudah perlambat pengaduknya.
tetapi waktu ambil
sample dengan ciduk pakai tangkai panjang, ini kebentur pengaduk, lalu dia
coba tahan, tetapi
terputar oleh pengaduk. Lalu pengaduk dimatikan.
Akhirnya ciduk dengan tangkai panjang dapat dilepas oleh seorang monteur.
Monteurnya punya idee bagus. Cintung yang yang sekarang berbentuk bagus,
seperti karya seni,
setelah dibersihkan dia gantung di tembok. Tamu2 mengagumi bentuknya.
Orang2 baru tidak tahu ceritanya. Setelah tahu tertawa semua.
Saya bilang, lalu kita buat aturan. Kalau mau ambil sample dari reaktor,
pengaduk harus dimatikan dulu.
Begitu berhenti harus langsung ambil sample, supaya masih representatief.
Ya, ini enaknya, sebulan sekali bisa ngajar, agak ngacau, tetapi orang
ingat yang dibicarakan.
Apalagi kalau membicarakan management, bisa ngacau ke mana2 sampai ke
persamaannya teori
Mao  belajar dari massa, menyimpulkan dan membimbing massa, dibandingkan
dengan Managing
through Walking Around. Untungnya di Belanda, orang2 Belanda, kepala
perusahaan tidak allergisch
saya ngomong tentang Mao, tentang teori Darwin yang bisa diterapkan di
perusahaan.
Padahal dulu2nya, waktu saya baru mulai kerja, ada saja yang ngomel,
katanya Djie itu kepalanya
penuh dengan idee2 dari jepang. Sampai saya bilang, saya ini anti fasis
Jepang. Tetapi kalau ada idee
bagus dari mana saja yang kita bisa pakai, mengapa tidak pakai. Saingan
kita Procter and Gamble sudah
banyak menerapkan idee2 bagus ini. Kita itu ketinggalan.
Salam,
KH

2017-11-02 7:46 GMT+01:00 Chan CT <sa...@netvigator.com>:

> Hahaa, ... dari pembicaraan mekanisasi, otomatisasi Mercedes yg begitu
> heibatnya, jadi kisah cerita silat yang lebih menarik!
>
> Sebelumnya saya juga terpikir, dengan adanya mekaniswasi-otomatisasi
> begitu banyak menggantikan tenaga kerja, ITU MEMBUAT BANYAK orang jatuh
> menganggur! Diprotes dan didemo BURUH-BURUH yg terancam nganggur! Tapi,
> beberapa hari yl, terbaca kisah DESA terbelakang-miskin di Tiongkok justru
> maju makmur dengan jalankan mekanisasi-otomatisasi itu! Bahkan
> petani-petani memuji gembira dijalankannya mekanisasi didesa itu! Bagaimana
> tidak, mereka semula harus pikul air utk nyiram tanaman sayur saja habis
> seharian dengan turun-naik gunung begitu tinggi, sekarang mereka cuma duduk
> saja membuka kran nyemprot sendiri! Bagaimana mereka meluku harus
> berhari-hari disebidang tanah kecil, sekarang cukup 3 orang dengan traktor
> meluku tanah seluruh desanya! Lalu, kenyataan bagaimana petani disitu tidak
> bergembira-ria, sekalipun kerja badan jauh berkurang, produksi sebaliknya
> jauh melimpah! Dahulu kerja setengah mati tetap saja MISKIN, sekarang
> mereka kerja sedikit saja tapi produksi pertanian berlimpah, membuat
> seluruh desa jauh lebih makmur, lolos dari kemiskinan!
>
> Makanya teori ekonomi umumnya, menyatakan RRT bisa terjebak “Penghasilan
> Menengah” yg sudah diteriakkan belasan tahun, mungkin juga tidak berlaku di
> TIongkok? Sebaliknya, masih terus mendorong maju ekonomi RRT lebih heibat
> saja, ... Yang jauh lebih maju sekarang justru pertumbuhan dan perkembangan
> didesa-desa, lho! Yaa, saya tidak tahu bagaimna Li Keqiang yg memang
> belajar jurusan EKONOMI itu melakukan kebijakan mengatasinya, ...
>
> Salam,
> ChanCT
>
>
> *From:* kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
> *Sent:* Thursday, November 2, 2017 2:15 PM
> *To:* Gelora45 ; Beng-Hoey Jo
> *Subject:* Re: [GELORA45] Re: Fwd: Produksi Mercedes
>
>
>
> Bung Jo,
> Tiongkok berhasil membeli perusahaan pembuat robot Jerman.
> Tiongkok tidak mungkin seperti dulu memajukan ekonominya
> berkat tenaga kerja murah yang berlimpah limpah. Sekarang
> tenaga kerja di Tiongkok sudah mahal. Banyak pekerjaan yang
> arbeidsintensief dikerjakan di negeri lain seperti di India dan Vietnam.
> Jadi Robotisasi memang diperlukan supaya Tiongkok dapat lebih
> maju lagi, tidak jatuh ke dalam Perangkap negeri Berpenghasilan
> menengah (Middle Income Trap). Untuk dapat keluar dari Middle
> Income Trap banyak dilakukan perbaikan di bidang pendidikan,
> lembaga2 research untuk dapat innovatie baru, infrastructur, kerja
> sama dengan investor asing untuk memperoleh teknologi baru,
> membuat tertarik lulusan warga Tiongkok dari luar negeri untuk
> kembali bekerja di Tiongkok.
> Jepang maju sekali di bidang robotisasi untuk medis. Delft juga mulai.
> Dengan bantuan robot perawat apat dengan mudah mengangkat patient
> untuk ditidurkan, dibangunkan, dibawa ke WC dll. Juga orang tua yang
> sulit jalan, dibantu tenaga dipasangi robot2an, bisa jalan.
> Sulitnya di Indonesia, orang yang sudah berkeluarga segan buka usaha
> di daerah2 luar pulau, karena mutu pendidikan di luar pulau banyak
> yang masih ketinggalan. Jadi kebanyakan hanya anak2 muda saja
> yang belum menikah, mau kerja di luar pulau. Itu saja kalau ada aturannya
> berapa minggu dalam setahun boleh pulang ke jawa, seperti yang kerja
> di perusahaan ambang, di tempat sepi.
> Di beberapa sekolah di kota2 besar, banyak kursus bimbingan matematika,
> fisika, kimia, bangun robot2an. Dari Indonesia banyak yang jadi juara
> olimpiade. Tetapi hanya orang tua yang mampu yang sanggup kirim
> anaknya ke bimbingan ini. Kalau satu anak bisa jadi juara, wah sekolah2
> rebutan tawari anak itu untuk pindah ke sekolah mereka, dengan ditawari
> macam2, seperti sekolah gratis, dapat bimbingan khusus dll. Sekolahan
> tempat
> anak itu jadi juara, pasang spandoek besar di depan sekolahannya bahwa
> si juara dari sekolah itu. Nah, orang2 tua kpingin anaknya masuk sekolah
> itu.
> Begitu banyak peminat, uang sekolah jadi naik.
> Tetapi saya ya kagum lho, lihat anak teman baru SMP sudah tahu dasar2
> automatisering dan jadi juara kedua robot, bikin robot yang bisa main
> sepakbola.
> Apa bung Jo di Stuttgart kenal dengan Buddy Han Tjong Houw, dari Bio Kimia
> Stuttgart. Dia dapat Doctor Habilation. Belakangan pindah, menikah di
> Belanda,
> kerja tetapi beberapa tahun yang lalu meninggal.
> Dalam sejarah Tiongkok dan juga dalam kungfu terkenal pahlawan2 dari
> keluarga
> Jo, Jo Kee Tjiang, dengan ilmu tombaknya. Bung Jo sudah pernah lihat
> filmnya
> The Heroes atau Warriors of the Yang clan ? Suami, istri, anak jadi
> jendral. Waktu si suami
> mati karena dihianati perdana menteri dari keluarga Fan, istrinya
> mengorganisir
> tentara Rakyat lawan musuh dari utara, sedangkan rajanya maunya berdamai
> dengan bayar upeti pada musuh dari utara. Waktu tentara Rakyat menang
> terus,
> baru rajanya mendukung mengirim bantuan logistik.
> Si istri jendral ini dibantu anak2nya, menantu2 perempuannyanya, dan satu
> dari
> menantunya adalah anak perempuan dari perdana menteri Fan, yang jatuh cinta
> pada anak keluarga Yang, setelah bertanding silat.
> Si anak yang menikah dengan anak perempuannya Fan, gugur terpanah pasukan
> Tiongkok sendiri waktu berhasil curi dokumen rahasia musuh. Dikira oleh
> penjaga
> Tembok Besar Tiongkok, bahwa yang mau masuk itu mata2 negeri musuh.
> Sampai sekarang, menurut guide kami di Tiongkok, masih ada semacam
> "larangan"
> famili yang tidak boleh menikah dengan amili Fan, karena akan terjadi
> bencana.
> https://www.youtube.com/results?search_query=The+Heroes+of+the+Yang+Clan
> Salam,
> KH
>
> 2017-11-02 5:39 GMT+01:00 b...@yahoo.com [GELORA45] <
> GELORA45@yahoogroups.com>:
>
>>
>>
>> Bung Djie,
>>
>> Menarik sekali pembikinan mobil sekarang ini. Dulu pada akhir tahun
>> 1960-han, saya sebelum belajar bhs. Jerman di dekat kota Stuttgart, saya
>> tinggal di kota Stuttgart dimana pabrik mobil Mercedes Benz berada. Di kota
>> ini seperti di kota2 lain di Jerman, banyak sekali pekerja Turki
>> ("Gastarbeiter") yg. bekerja di pabrik ini. Dari video youtube ini,
>> tidak kelihatan orang Turki nya tetapi telah diganti oleh robot2. Dan
>> sekarang cuma sedikit tenaga manusia yg. dipakai, terutama adalah orang
>> Jerman putih.
>> Hebat negara Jerman, walaupun, banyak tenaga manusia yg. diganti oleh
>> robot atau tenaga mesin, Jerman berani menerima refugees ratusan ribu.
>> Barangkali memang berguna mempertahankan kemakmuran Jerman sebab
>> penduduknya yg. bertambah tua dan angka kelahiran tidak tinggi.
>>
>> Di Kanada sini, penduduknya 35 juta, tetapi perlu tambahan penduduk utk.
>> mempertahankan kemakmurannya. Tahun ini mendapat 300 ribu imigran dan akan
>> dinaikkan jumlahnya setiap tahunnya, Dulu majoritas imigran adalah dari
>> Eropa. Tetapi sekarang kebanyakan dari Asia yaitu dari Filipina, kemudian
>> India, kemudian China.
>>
>> Salam,
>> BH Jo
>>
>> ---In GELORA45@yahoogroups.com, <djiekh@...> wrote :
>>
>>
>> ---------- Forwarded message ----------
>>
>>
>>
>
> 
>

Kirim email ke