Sudah saya jelaskan mau inti mau sinonim mau definisi, over capacity itu tidak 
sama dengan over production.

Capacity tidak sama dengan production!

 

Gak usah baca film atau nonton koran. Buka matanya supaya jangan ikut2an orang 
laen yg gak bener!

 

Tentang negara komunisme, saya tidak pusing seseorang mau tinggal di negara 
seperti apa. Itu bukan urusan saya utk menjustifikasi seseorang suka tinggal 
dimana.

 

Masalah yang saya kritisi adalah masalah insecurity dikapitalisme yang bung 
argue.

Saya bilang security yg bung maksudkan adalah duit tidak menjamin seseorang 
secure baik di system apapun. Masalah insecurity itu jauh lebih dari kriteria 
duit. Dimensi non duit seperti: freedom of speech dll itu jauh lebih menakutkan 
dijaman Mao. Silahkan dikonfirmasi bagi mereka2 yang pernah tinggal di jaman 
Mao.

 

Di arab Saudi itu security dalam duit sangat terjamin. Tetapi setelah harga 
minyak jatuh, sekarang subsidi dikurangi. Rakyat Saudi harus bayar asuransi 
kesehatan dll dimana tadinya gratis. Begitu juga di Venezuela sekarang 
berantakan krn harga minyak yg adalah pencetak duitnya jatuh. Ini prinsip2 
ekonomi yg berkaitan dengan duit. Bukan masalah security.

 

Ketika bung bilang “BUKAN DUIT YANG MENDORONG ORANG UNTUK BEKERJA KERAS  DI 
SOSIALISME!“, bung jelas berangan2 dalam utopia. Itu pendapat bung pribadi dan 
atau orang2 yg sepaham dengan bung. Sayangnya manusia itu kan tidak semua sama. 
Ketika orang2 yg tidak sepaham juga hidup dalam system yg bung 
harapkan/impikan, apakah bung tidak dapat melihat ini akan terjadi gesekan. 
Friksi ini timbul krn memang manusia itu semuanya berbeda.

 

Dengan frasa itu, jelas sekali bung ingin menokohkan bahwa orang2 yg hidup 
dalam komunisme (saya ganti kata sosialisme yg bung tulis dalam frasa itu 
menjadi komunisme) itu adalah orang2 yang baik hati, tidak mengeksploitasi 
manusia lagi dan semua embel2 baek didalam benak bung.

 

Sayangnya bung tidak mampu melihat bahwa manusia itu tidak semuanya baik. Juga 
kadar baik dan jahatnya seseorang itu tidak sama. Begitu juga ketamakan 
seseorang tidak sama dalam melihat yg namanya DUIT. Bung mencoba menyamakan 
manusia yg berbeda dan saya yakin bung tidak mampu utk melakukan itu!

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 31, 2017 12:47 PM
To: GELORA45@yahoogroups.com; nesa...@yahoo.com
Subject: Re: [GELORA45] The end of the Chinese miracle | FT Features

 

  

Baca yang baik:  

Di film itu juga disinggung gejala "overcapacity" yang sama intinya dengan 
"overproduction. Bukan sinonim!!! tapi PADA HAKEKATNYA sama efek dan 
akibatnya!! Maka itu penggunaannya sering kali interchangable, dengan catatan 
orang mengerti dalam praktek perbedaannya tapi efek dan akibatnya sama-sama 
negatif!

Sampai sekarang belum ada NEGARA KOMUNISME, belum ada masyarakat atau sistim 
komunis!!  Ada yang bisa tunjukkan di mana ada sistim komunis?

Orang yang anti-sosialis dan pro kapitalis tidak akan mengerti apa artinya 
security di masyarakat sosialis. Dan security di masyarakat sosialis tidak 
diberi oleh uang! NIlai-nilai moral dan etik dan hak-hak rakyat dan kesama 
rataan, undang-undang yang menjamin dan melindungi kesejahteraannya, serta 
cita-cita untuk terus maju untuk menciptakan dunia baru, itulah yang memberi 
security. Orang yang anti-sosialis dan pro-kapitalis tidak akan mengerti 
kebahagiaan rakyat Korea Utara! Uang dalam masyarakat sosialis tidak mempunyai 
arti sebesar dan sepenting seperti di kapitalisme!! Tapi juga bukan seperti 
interpretasi vulger orang pro-kapitalis seolah-olah di sosialisme sudah tidak 
dibutuhkan sirkulasi uang. 

BUKAN DUIT YANG MENDORONG ORANG UNTUK BEKERJA KERAS  DI SOSIALISME! 

Sebaliknya di kapitalisme security diberi oleh uang. semakin banyak orang punya 
uang, semakih dia merasa secure. Oleh karena itu olrang berusaha untuk mendapat 
uang sebanyak mungkin.

 

Kesimpulan diambil bukan tanpa pengalaman kongkrit hidup dalam masyarakat yang 
membangun sosialisme. 

 

Berikut pendapat orang yang pernah tinggal di Sosialismenya Mao dan bagaimana 
pikiran keponakannya yang hidup dalam kapitalisme

 

Then I think of my generation, I am a college professor with a Ph.D. degree. I 
have been traveling around the world teaching and writing. Compared with my 
grandmas and my mother, I am more ambitious, more idealist and more confident.

 

 I am very grateful that I grew up in an extremely special moment in Chinese 
history. The dominant ideology was that women hold up half of the sky; what men 
can do, women can do. Those may sound now as hollow slogans; but I lived 
through that period really believing in myself, in my ability in bringing about 
changes in my own life and the lives of other people. And then I think of the 
fourth generation of the family. I do not have a daughter, so I will use my 
niece as an example. She is now about 26 years old, having a college degree and 
a very high paid job in China. It seems that all she is interested in are brand 
name bags and clothes.

 

She likes to talk about who has money, who has brand name bags, what kind of 
husband is there. And I just look at her now and I see that there is another 
generation right now, it is called “post-’80s” in China; a generation that puts 
most of their energy into this consumer culture. When I was young, the social 
ideal was to do something good for other people, to work to change the world 
into a better system. We were willing to sacrifice.

 

And we all believed in fair and equal distribution of social wealth. But right 
now for young people growing up in China, it’s me, me, me. And the whole 
culture buttresses that. And also the women’s role today, you can see it 
ingrained, basically that you should be a good wife and then right now the 
Chinese popular culture is full of this kind of discussion. On CCTV, on the 
women’s programs, both the hosts and guests will focus on what kind of husband 
you will be happy with; how one can be more feminine so that she is more 
attractive. The famous women in every realm of the society are invited in to 
talk about this. Can you imagine a program that famous men were on to talk 
about how to be a good husband? They never ask the guys this kind of question.

 

 

On Tuesday, October 31, 2017 3:13 PM, "nesa...@yahoo.com [GELORA45] 
<mailto:nesa...@yahoo.com%20[GELORA45]> " <GELORA45@yahoogroups.com 
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com> > wrote:

 

  

Aduhhhh jangan ambil kesimpulan begitu. Baca dulu baru nulis.

 

Overcapacity itu BUKAN overproduction.

Wong katanya saja sdh beda: kapasitas dan produksi.

Overcapacity leads/creates pressures to overproduction itu baru bener.

 

Coba baca2 dulu baru ambil kesimpulan.

 

 

Aduhhhh juga jangan ambil kesimpulan bahwa dinegara sosialis tidak ada 
insecurity dan juga jangan ambil kesimpulan hanya dinegara kapitalis ada 
insecurity.

 

Kalau insecurity itu dasarnya adalah duit, ya kalau duitnya berubah akan 
terjadi security dan insecurity. Ini jalan pikirannya.

Jadi insecurity dan security maupun precarity itu bukan masalah ideologi 
melainkan masalah duit.

 

Selain kalau bung punya konsep mendirikan negara sosialis yang tanpa pake’ alat 
tukar yg namanya duit, saya akan harus dan terpaksa percaya sama opini bung ini 
bahwa “dinegara sosialis tidak ada insecurity”.

 

Jelas sekali bung ini mimpi dengan negara komunis. oh ya saya ralat perkataan 
bung yg bilang “Kedua sifat itu tidak dikenal dalam sosialisme”. Bung tidak 
dapat membedakan antara negara komunis, negara sosialis dan negara kapitalis. 
Negara sosialis itu adalah negara peralihan antara komunisme dan kapitalisme. 
Ini definisi saya.

Saya yakin yang ingin bung sorot itu adalah negara komunis.

 

Lebih jauh bung tidak mampu melihat bahwa menjalankan negara itu termasuk 
negara komunisme itu perlu pake’ alat tukar yg namanya duit. Ketika duit ada 
ditangan manusia, bung tidak mampu melihat adanya GREED. Greed/keserakahan 
inilah sumber dari distorsinya suatu system termasuk system komunisme dan 
demokrasi sekalipun. Agama pun yg begitu diyakini manusiapun kalau sudah ada 
unsur duit dan greed akan bikin agama apapun menjadi hanyalah suatu pipisan 
kosong! Apalagi isme!

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>  
[mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 31, 2017 8:09 AM
To: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> ; Sunny ambon 
<ilmeseng...@gmail.com <mailto:ilmeseng...@gmail.com> >
Cc: DISKUSI FORUM HLD <diskusifo...@googlegroups.com 
<mailto:diskusifo...@googlegroups.com> >; Yahoogroups 
<temu_er...@yahoogroups.com <mailto:temu_er...@yahoogroups.com> >; Rachmat 
Hadi-Soetjipto <nc-hadis...@netcologne.de <mailto:nc-hadis...@netcologne.de> >; 
Daeng <menakjin...@t-online.de <mailto:menakjin...@t-online.de> >; Harry 
Singgih <harrysing...@gmail.com <mailto:harrysing...@gmail.com> >; Farida 
Ishaja <farida.ish...@gmail.com <mailto:farida.ish...@gmail.com> >; Gol 
<gog...@gmail.com <mailto:gog...@gmail.com> >; in...@ozemail.com.au 
<mailto:in...@ozemail.com.au> ; Mitri <scorpio200...@yahoo.de 
<mailto:scorpio200...@yahoo.de> >; Lingkar Sitompul <lingkarsitom...@gmail.com 
<mailto:lingkarsitom...@gmail.com> >; Ronggo A. <ronggo...@gmail.com 
<mailto:ronggo...@gmail.com> >; Oman Romana <oromana0...@gmail.com 
<mailto:oromana0...@gmail.com> >; Billy Gunadi <billyguna...@rogers.com 
<mailto:billyguna...@rogers.com> >; Harsono Sutedjo <harsut...@gmail.com 
<mailto:harsut...@gmail.com> >; da...@telia.com <mailto:da...@telia.com> 
Subject: Re: [GELORA45] The end of the Chinese miracle | FT Features

 

  

Di film itu juga disinggung gejala "overcapacity" yang sama intinya dengan 
"overproduction". Kehidupan buruh yang setengah umur dan kembali ke kampungnya 
memperlihatkan dengan jelas ciri-ciri kehidupan dalam sistim kapitalisme, yaitu 
insecurity dan precarity. Kedua sifat itu tidak dikenal dalam sosialisme. 
Status kerja tetap seumur hidup menjamin buruh akan terus dapat bekerja sampai 
usia pensiun. Kelihatannya remeh temeh status kerja seumur hidup, tapi perasaan 
"secure" justru merupakan faktor sangat penting dalam perasaan / psychologi 
buruh. Dia tidak akan stress karena takut dipecat atau menderita diskriminasi 
upah atau gender, tidak memikirkan bagaimana bayar pengobatan kalau sakit, 
tidak memikirkan uang sekolah dan uang pengobatan anak-anaknya, tidak 
bersaingan dengan teman sekerjanya untuk mencapai bonus pribadi, tidak takut 
rumahnya akan digusur (kalaupun harus terjadi, ada kolektif yang melindunginya, 
dia tidak sendirian!). Dengarkan sendiri kekhawatiran buruh setengah umur yang 
karena umurnya tidak mudah dapat pekerjaan, padahal sebenarnya dia masih mampu 
bekerja. Pekerjaan yang tersedia hanya cuci piring direstoran!! Siapa yang 
tidak mau dicap si Chan seperti (katak) dalam tempurung, harus nonton film 
ini!! Ha...ha...ha..

 

On Tuesday, October 31, 2017 1:37 AM, "Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com 
<mailto:ilmeseng...@gmail.com>  [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com 
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com> > wrote:

 

  

 

Click :  https://www.youtube.com/watch?v=t487ILVf87k

 

 



Kirim email ke