#Maaf, golkar seringkali MEMBERIKAN KESAN UMUM di masyarakat "sangat 
mengapresiasi" KORUP, KKN, "anggota" partainya, selama dalam rekam jejaknya 
TERLIHAT selalu "mendukung" dengan berbagai cara non-ilegal atau tidak 
elegant...Ketua dpr, mpr pns lainnya dulu di era orba juga ex napi korupsi dan 
di -  banyak jabatan pns legislatif,  yudikatif dan eksekutif "saling" kolusi 
melindungi perbuatan kkn pns patpolnya yang terlibat kasus korup kkn ...

#jadi SEAKAN brrkesan kriminal korupsi pns mencuri uang negara dan rakyat 
adalah hal "biasa" dan juga untuk tidak mengindahkan hukum kriminal tipikor 
ataupun hukum disiplin lainnya... Jadi kata lainnya AKAN sangat memberikan 
contoh ke publik Mendukung "kebal-hukum kriminal" para koruptor pns partainya 
di negeri RI demokratis ini...?? 

#Para pns ri legislatif, yudikatif dan eksekutif yang melanggar Hukum dan 
merugikan rakyat dan negara di kasus korupsi, tipikor, sepatutnyalah dengan 
elegansi menyatakan maafnya ... 


////////////////////////////


Reaksi Akbar Tandjung soal Kasusnya Disamakan dengan Setnov
Oleh Nafiysul Qodar pada 24 Jul 2017, 07:21 WIB
Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah petinggi Partai Golkar tak terlalu ambil 
pusing mengenai status tersangka Setya Novanto atau Setnov dalam kasus dugaan 
korupsi pengadaan e-KTP dengan jabatannya di pucuk pimpinan partai. Mereka 
menyebut, hal itu pernah terjadi pada Partai Golkar saat dipimpin Akbar 
Tandjung.

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar, Akbar Tandjung 
menyatakan bahwa kasus penyalahgunaan dana nonbujeter Bulog yang menjerat 
dirinya saat itu berbeda dengan kasus dugaan korupsi pengadaan e-KTP yang 
menyeret Setya Novanto saat ini.

BACA JUGA
   
   - Wapres JK Minta Setya Novanto Hadapi Proses Hukum
   - Jusuf Kalla Sarankan Setya Novanto Ikuti Hukum yang Berlaku
   - Dipecat dari Golkar, Ahmad Doli Kurnia Buka Diri untuk Dialog

"Kalau dilihat dari segi kasusnya, tentu berbeda. Sangat berbeda. Apalagi 
dikaitkan dengan volume dana yang diduga terjadi suatu tindak pidana korupsi 
yaitu Rp 5,9 triliun biaya APBN untuk e-KTP dan Rp 2,3 triliun kerugian 
negara," ujar Akbar di kediamannya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu 
(23/7/2017).

Akbar melanjutkan, kasus dugaan korupsi penyelewengan dana nonbujeter Bulog 
yang menyeret dirinya saat itu sebesar Rp 40 miliar. Angka tersebut terpaut 
jauh dengan nilai kerugian negara yang diakibatkan pada penyelewengan proyek 
e-KTP ini.

Bukan hanya itu, Akbar menyatakan bahwa kasusnya saat itu, yakni pemberian 
sembako kepada masyarakat dilakukan oleh yayasan yang telah ditunjuk oleh 
pemerintah. Namun pada tahapan di tingkat yayasan itulah terjadi penyelewengan.

"Jadi kan beda sekali. Dan di situ secara pribadi saya tidak ada kaitannya soal 
Rp 40 miliar, itu karena yang melaksanakan pembagian sembako adalah yayasan. 
Jadi ya sangat berbeda lah," kata dia.

Kendati demikian, Ketum DPP Partai Golkar pertama di era Reformasi itu meminta 
semua pihak untuk menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah dalam setiap 
kasus hukum. "Kita harus menghormati. Tapi kita juga harus mendengar, menyerap 
aspirasi publik," ucap Akbar.

Bakal Lebih Baik?

Saat itu, Akbar Tandjung juga menjabat sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar 
sekaligus Ketua DPR kala tersandung kasus korupsi. Dia sempat dijatuhi hukuman 
tiga tahun penjara di tingkat pengadilan pertama. Akbar akhirnya bebas saat 
upaya hukumnya melalui kasasi dikabulkan Mahkamah Agung (MA).

Meski sempat tersandung kasus, Akbar mampu membawa Partai Golkar bangkit 
pascareformasi. Bahkan pada 2004, Golkar menjadi pemenang pemilu.

Dalam hal ini, Akbar enggan berandai-andai Partai Golkar bakal melesat pada 
pemilu 2019 mendatang, meski ketua umumnya tersandung kasus. Apalagi saat ini, 
elektabilitas partai berlambang pohon beringin itu terus merosot.

"Kalau kita lihat semakin lama surveinya semakin turun, apa kita biarkan? Saya 
termasuk yang tidak membiarkan. Kita harus mengambil langkah-langkah supaya 
tren menurun itu tidak terus berjalan," ujar Akbar.

Namun, Akbar tidak menjelaskan secara gamblang mengenai langkah yang akan 
ditempuh terkait kondisi Golkar saat ini. Akbar juga enggan menilai bahwa 
kepemimpinan saat ini lebih buruk daripada eranya dulu.

"Saya tidak membandingkan dengan zaman saya, cuma kasus dan peristiwanya 
berbeda. Kalau soal itu (perbandingan kasus korupsi) saya bisa jawab, dan saya 
nggak mau membandingkan ya (soal prestasi kepemimpinan)," Akbar Tandjung 
menandaskan.

Saksikan video menarik di bawah ini:
Reaksi Akbar Tandjung soal Kasusnya Disamakan dengan Setnov  
|  
|   
|   
|   |    |

   |

  |
|  
|   |  
Reaksi Akbar Tandjung soal Kasusnya Disamakan dengan Setnov
 
Akbar Tandjung pernah terjerat kasus dana nonbujeter Bulog saat memimpin Golkar 
dan DPR.
  |   |

  |

  |

  



Verzonden via Yahoo Mail op Android 
 
  Op za, nov. 18, 2017 om 3:14 schreef 'Chan CT' sa...@netvigator.com 
[temu_eropa]<temu_er...@yahoogroups.com>:       

Iyaa, ... sebenarnya kalau sistem perpajakan di Indonesia sudah baik, ... 
kekayaan Novanto + Keluarga sekarang bisa diusut apakah jauh melebihi 
penghasilan sebagai Ketua DPR! Kalau ternyata jauh melebihi, dimana ada yang 
menyatakan ternyata rumah Novanto yg didiami sekarang ini, terdiri dari 4 
rumah, saling memunggung. Dan entah apakah sudah dilaporkan jumlah kekayaan 
yang dimiliki Novanto ini. Berapa besar kekayaan yang dilaporkan dan berapa 
jumlah kekayaan yang terselidiki KPK sekarang ini dan, ... sesuai TIDAK dengan 
jumlah PEMBAYARAN PAJAK selama ini??? Kalau ternyata jumlah KEKAYAAN yang ada 
tidak selaras dengan pajak yang dibayar, artinya jelas Novanto sebagai Ketua 
DPR penggelap PAJAK! Dan kalau kekayaannya jauh lebih banyak, dia tentunya juga 
HARUS BUKTIKAN darimana kekayaan sebanyak itu??? Tapi, ... kalau pemerintah, 
dalam hal ini aparat HUKUM tetap saja membela pejabat tinggi, yaa tentu tetap 
saja koruptor kakak begini bisa berkelit dan LOLOS dengan aman! Ayooo, ... mari 
kita saksikan bersama KASUS Novanto, keterlibatan korupsi e-KTP bagaimana 
kesudahannya, untuk melihat sampai dimana HUKUM telah ditegakkan dinegeri ini! 
Salam,ChanCT   From: kh djie dji...@gmail.com [URECA_SGT] Sent: Saturday, 
November 18, 2017 8:16 AM  

Al Capone bisa ditangkapnya atas dasar pembayaran pajaknya tidak sesuai dengan 
kekayaannya.Apa Setya Novanto mengisi secara teratur Laporan Kekayaannya ?Apa 
pernah dicheck pertumbuhannya sesuai dengan gajinya ?Dan pembayaran pajaknya ? 
Apa juga ngemplang pajak ? 2017-11-18 1:00 GMT+01:00 'Chan CT' 
sa...@netvigator.com :

      
 
  Mudah2an saja kali ini KPK berhasil memenangkan TUNTUTAN atasd diri Novanto, 
tidak lagi bisa dikalahkan Setnov dihadapan HUKUM Indonesia yang masih terasa 
“ANEH” ini!    Banyak anggota dan tokoh GOLKAR merasa dipermalukan oleh tingkah 
KETUM mereka yang TIDAK berani mempertanggungjawabkan tindak-tanduknya 
dihadapan HUKUM, bahkan setelah menjadi TERSANGKA kembali tetap saja berdalih 
dan berusaha “MENGHILANG” dari pengambilan paksa KPK dan, ... kemarin malam 
bikin ulah “KECELAKAAN” yang terdapat KEJANGGALAN, ... lebih2 mempermalukan dan 
merusak nama baik GOLKAR, lagi! Melihat kerusakan mobil setelah nabrak tiang 
listrik itu, bagaimana mungkin Novanto yg duduk dibelakang bisa menderita luka 
begitu parah! Sedang sopir yang duduk didepan dan kader Golkar lainnya, ada 
saksi mata yang bilang tidak apa2, hanya luka baret saja kena pecahan kaca. 
Coba saja diusut sebaik-baiknya, ... kalau bisa dibuktikan, ganjar saja HUKUMAN 
seberat-beratnya Setnov ini. Sudah berkorupsi-ria menghabiskan duit RAKYAT 
sebegitu besarnya, masih saja membuat aparat HUKUM harus bekerja lebih keras 
dan banyak membuang energi-waktu untuk mengungkap kebusukkan yang dilakukan 
selama ini.   Dan, ... saya yakin RAKYAT Indonesia pada umumnya juga merasa 
terhina kalau ternyata Ketua DPR, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, yang 
seharusnya menjunjung tinggi kepentingan dan kehormatan rakyat, justru 
menginjak-injak kepentingan rakyat dan tidak menghormati rakyatnya, ...!   
Kejadian kecelakaan Novanto kemarin ini, baik sebagai PELAJARAN NEGATIF, ... 
bagaimana rakyat jangan lagi sampai SALAH PILIH anggota legislatif, yang bisa 
menjadi anggota DPR, DPRD, ... bahkan bisa menentukan KETUA DPR orang macam 
Novanto ini!   Salam, ChanCT        From: Awind j.gedea...@upcmail.nl 
[GELORA45]  Sent: Friday, November 17, 2017 9:48 PM    
 

 
 
 
 
http://nasional.kompas.com/ read/2017/11/17/18404971/ini- 
4-kejanggalan-kecelakaan- novanto-menurut-generasi-muda- golkar

 
Ini 4 Kejanggalan Kecelakaan Novanto Menurut Generasi Muda Golkar
   Nabilla Tashandra Kompas.com - 17/11/2017, 18:40 WIB        Ketua GMPG Ahmad 
Doli Kurnia dalam diskusi di Jakarta, Minggu (10/9/2017).(KOMPAS.com/ AMBARANIE 
NADIA)   
JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Generasi Muda Partai Golkar  Ahmad Doli Kurnia 
mencatat setidaknya ada empat kejanggalan dari kecelakaan yang menimpa Ketua 
DPR sekaligus Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto.
 
"Banyak sekali kejanggalan yang bisa kita saksikan dengan peristiwa kecelakaan 
SN tadi malam itu," ujar Doli melalui keterangan tertulis, Jumat (17/11/2017).
 
Pertama, jenis mobil yang ditumpangi Novanto menurutnya bukan level Novanto. 
Saat kecelakaan terjadi, Novanto berada di dalam mobil Toyota Fortuner hitam.
 
"Selama ini SN itu hidup dengan kemewahan dan harta melimpah. Saya tidak pernah 
melihat dia memiliki atau mau berkendaraan mobil sekelas Fortuner," kata dia.
 
(Baca juga: Keberadaan Novanto Diketahui setelah Mobil Tabrak Tiang, Siapa 
Pemenang Sayembara Rp 10 Juta?)
 
Kedua, lanjut Doli, Novanto selalu didampingi banyak ajudan serta dikawal 
patroli dan pengawalan polisi lalu lintas jika bepergian kemana-mana. Sementara 
saat itu mobil yang ditumpangi Novanto tak mendapat pengawalan.
 
Ketiga, pihak Novanto beralasan terburu-buru mau pergi ke KPK. Padahal, satu 
hari sebelum kejadian, Novanto justru tak ditemukan keberadaannya karena 
menghindari penjemputan paksa.
    Ketua DPR Setya Novanto dibawa keluar dari Rumah Sakit Medika Permata 
Hijau, Jakarta, Jumat (17/11/2017). Setya Novanto dibawa ke RSCM untuk tindakan 
medis lebih lanjut.(ANTARA FOTO/WIBOWO ARMANDO) 
Keempat, jika dilihat dari kerusakan mobil yang ditumpangi Novanto, Doli 
menilai, hal itu  tergolong kecelakaan ringan. Dari kerusakannya, bahkan 
seperti disengaja ditabrakkan.
 
Ia pun menilai aneh Novanto bisa terluka parah dengan kategori kecelakaan 
ringan seperti itu.
 
"Sulit untuk tidak bisa kita simpulkan bahwa semua itu adalah rekayasa untuk SN 
kembali menghambat proses hukum yang sedang berjalan," ujarnya.
 
Lebih lanjut, ia menduga Novanto akan menampilkan skenario baru agar dia 
terbebas dari proses hukum.
 
(Baca juga: Fahri Hamzah Batal Jenguk Setya Novanto)
 
"Saya menduga skenario berikutnya setelah kecelakaan ini adalah SN akan 
menyatakan dirinya gegar otak, amnesia, lupa ingatan, dan berharap kasusnya 
tidak dapat diteruskan," kata Doli.
 
Ia menambahkan, bukan tidak mungkin setelah itu Novanto berupaya meminta izin 
berobat ke luar negeri sebagai bagian dari upaya melarikan diri.
 
Namun, Doli meyakini masyarakat sudah cerdas dan mampu menganalisis berbagai 
informasi yang ada.
 
"Memang tidak perlu terlalu cerdas juga untuk menganalisis akal bulus SN itu," 
tuturnya.
 
(Baca juga: Golkar Yakin Kerja DPR Tak Terganggu Meski Novanto Ditahan)
 
Diberitakan, Novanto mengalami kecelakaan pada Kamis (16/11/2017) malam. Ia 
kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Permata Hijau, Jakarta Selatan.
 
"Perlu MRI, luka di bagian sini (pelipis), benjol besar segede bakpao," ujar 
kuasa hukum Novanto, Fredrich Yunadi.
 
Kecelakaan itu sekaligus mengungkap keberadaan Novanto. Sebab, ketika penyidik 
KPK mendatangi rumahnya, Rabu (15/11/2017), untuk melakukan penjemputan paksa, 
Novanto tidak diketahui keberadaannya.
 
Pada Jumat pagi, Novanto dipindahkan ke Rumah sakit Cipto Mangunkusumo. Juru 
Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, Novanto dibawa ke RSCM untuk kebutuhan 
tindakan medis lebih lanjut.
 
"Setelah dilakukan pengecekan sejumlah kondisi kesehatan tersangka SN, siang 
ini untuk kebutuhan tindakan lebih lanjut seperti CT scan, yang bersangkutan 
dibawa ke RSCM," kata Febri saat dikonfirmasi, Jumat.
 
Menurut Febri, langkah ini dilakukan untuk menentukan tindakan hukum 
selanjutnya terhadap Novanto. Setelah itu, KPK akan memutuskan apakah Novanto 
akan dipindahkan perawatannya ke RSCM.
 
 
 
                                                                                
         ====================
 
 
 
 
 
http://megapolitan.kompas.com/ read/2017/11/17/19173671/ 
polisi-tak-temukan-bercak- darah-di-mobil-yang- ditumpangi-setya-novanto

 
Polisi Tak Temukan Bercak Darah di Mobil yang Ditumpangi Setya Novanto
   Akhdi Martin Pratama Kompas.com - 17/11/2017, 19:17 WIB         Tim dari 
Toyota mulai lakukan investigasi Fortuner yang bawa Setnov(Stanly)   
JAKARTA, KOMPAS.com — Polisi tak menemukan bercak darah di dalam mobil yang 
ditumpangi Ketua DPR RI Setya Novanto saat terjadi kecelakaan di kawasan 
Permata Hijau, Jakarta Selatan, Kamis (16/11/2017) malam.
 
Mobil Toyota Fortuner B 1732 ZLO itu menabrak tiang karena diduga pengemudinya 
kurang konsentrasi.
 
"Tadi malam dan tadi pagi diperiksa enggak ada, belum ada (bercak darah)," ujar 
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Halim Pagarra saat dihubungi, 
Jumat (17/11/2017).
 
Dalam kecelakaan ini, hanya Novanto yang mengalami luka. Adapun pengemudinya, 
wartawan Metro TV Hilman dan ajudan Novanto, Reza, yang duduk di kursi depan 
tak mengalami luka-luka.
 
Baca juga: Polisi Tak Temukan Jejak Rem di Lokasi Kecelakaan Setya Novanto 
 
Halim mengaku belum mengetahui, apakah saat terjadinya kecelakaan tersebut 
Hilman dan Reza menggunakan safety belt atau tidak.
 
"Saya belum tahu. Ini mau tanya lagi, anggota apakah sudah nanya apa belum," 
kata Halim.
 

    Sejumlah Polisi Lalu lintas Polda Metro Jaya melakukan olah Tempat Kejadian 
Perkara (TKP) kecelakaan mobil yang ditumpangi Ketua DPR Setia Novanto, di 
Kawasan Jalan Permata Hijau, Jakarta, Jumat (17/11/2017). Mobil yang ditumpangi 
Setya Novanto menabrak tiang listrik pada Kamis (16/11/2017).(ANTARA FOTO/RENO 
ESNIR)    Sejumlah Polisi Lalu lintas Polda Metro Jaya melakukan olah Tempat 
Kejadian Perkara (TKP) kecelakaan mobil yang ditumpangi Ketua DPR Setia 
Novanto, di Kawasan Jalan Permata Hijau, Jakarta, Jumat (17/11/2017). Mobil 
yang ditumpangi Setya Novanto menabrak tiang listrik pada Kamis 
(16/11/2017).(ANTARA FOTO/RENO ESNIR)   Setya Novanto terlibat dalam kecelakaan 
pada Kamis (16/11/2017) malam di Jalan Permata Hijau. Toyota Fortuner yang 
ditumpanginnya menabrak tiang yang berdiri di trotoar.  
Berdasarkan keterangan polisi, kap dan bemper mobil rusak, ban depan kanan 
pecah, dan kaca bagian tengah kiri pecah.
 
Baca juga: Sebelum Tabrak Tiang, Mobil Setya Novanto Hantam Trotoar dan Pohon 
 
Hilman ditetapkan sebagai tersangka atas kecelakaan ini. Novanto kini dirawat 
di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo setelah sebelumnya dilarikan ke RS Medika 
Permata Hijau.
  Hilman Mattauch adalah jurnalis yang mengemudikan mobil yang ditumpangi 
Setnov.(Kompas TV)       

 
   #yiv5787217509 #yiv5787217509 -- #yiv5787217509ygrp-mkp {border:1px solid 
#d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv5787217509 
#yiv5787217509ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv5787217509 
#yiv5787217509ygrp-mkp #yiv5787217509hd 
{color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 
0;}#yiv5787217509 #yiv5787217509ygrp-mkp #yiv5787217509ads 
{margin-bottom:10px;}#yiv5787217509 #yiv5787217509ygrp-mkp .yiv5787217509ad 
{padding:0 0;}#yiv5787217509 #yiv5787217509ygrp-mkp .yiv5787217509ad p 
{margin:0;}#yiv5787217509 #yiv5787217509ygrp-mkp .yiv5787217509ad a 
{color:#0000ff;text-decoration:none;}#yiv5787217509 #yiv5787217509ygrp-sponsor 
#yiv5787217509ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv5787217509 
#yiv5787217509ygrp-sponsor #yiv5787217509ygrp-lc #yiv5787217509hd {margin:10px 
0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv5787217509 
#yiv5787217509ygrp-sponsor #yiv5787217509ygrp-lc .yiv5787217509ad 
{margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv5787217509 #yiv5787217509actions 
{font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv5787217509 
#yiv5787217509activity 
{background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv5787217509
 #yiv5787217509activity span {font-weight:700;}#yiv5787217509 
#yiv5787217509activity span:first-child 
{text-transform:uppercase;}#yiv5787217509 #yiv5787217509activity span a 
{color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv5787217509 #yiv5787217509activity span 
span {color:#ff7900;}#yiv5787217509 #yiv5787217509activity span 
.yiv5787217509underline {text-decoration:underline;}#yiv5787217509 
.yiv5787217509attach 
{clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px 
0;width:400px;}#yiv5787217509 .yiv5787217509attach div a 
{text-decoration:none;}#yiv5787217509 .yiv5787217509attach img 
{border:none;padding-right:5px;}#yiv5787217509 .yiv5787217509attach label 
{display:block;margin-bottom:5px;}#yiv5787217509 .yiv5787217509attach label a 
{text-decoration:none;}#yiv5787217509 blockquote {margin:0 0 0 
4px;}#yiv5787217509 .yiv5787217509bold 
{font-family:Arial;font-size:13px;font-weight:700;}#yiv5787217509 
.yiv5787217509bold a {text-decoration:none;}#yiv5787217509 dd.yiv5787217509last 
p a {font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv5787217509 dd.yiv5787217509last p 
span {margin-right:10px;font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv5787217509 
dd.yiv5787217509last p span.yiv5787217509yshortcuts 
{margin-right:0;}#yiv5787217509 div.yiv5787217509attach-table div div a 
{text-decoration:none;}#yiv5787217509 div.yiv5787217509attach-table 
{width:400px;}#yiv5787217509 div.yiv5787217509file-title a, #yiv5787217509 
div.yiv5787217509file-title a:active, #yiv5787217509 
div.yiv5787217509file-title a:hover, #yiv5787217509 div.yiv5787217509file-title 
a:visited {text-decoration:none;}#yiv5787217509 div.yiv5787217509photo-title a, 
#yiv5787217509 div.yiv5787217509photo-title a:active, #yiv5787217509 
div.yiv5787217509photo-title a:hover, #yiv5787217509 
div.yiv5787217509photo-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv5787217509 
div#yiv5787217509ygrp-mlmsg #yiv5787217509ygrp-msg p a 
span.yiv5787217509yshortcuts 
{font-family:Verdana;font-size:10px;font-weight:normal;}#yiv5787217509 
.yiv5787217509green {color:#628c2a;}#yiv5787217509 .yiv5787217509MsoNormal 
{margin:0 0 0 0;}#yiv5787217509 o {font-size:0;}#yiv5787217509 
#yiv5787217509photos div {float:left;width:72px;}#yiv5787217509 
#yiv5787217509photos div div {border:1px solid 
#666666;min-height:62px;overflow:hidden;width:62px;}#yiv5787217509 
#yiv5787217509photos div label 
{color:#666666;font-size:10px;overflow:hidden;text-align:center;white-space:nowrap;width:64px;}#yiv5787217509
 #yiv5787217509reco-category {font-size:77%;}#yiv5787217509 
#yiv5787217509reco-desc {font-size:77%;}#yiv5787217509 .yiv5787217509replbq 
{margin:4px;}#yiv5787217509 #yiv5787217509ygrp-actbar div a:first-child 
{margin-right:2px;padding-right:5px;}#yiv5787217509 #yiv5787217509ygrp-mlmsg 
{font-size:13px;font-family:Arial, helvetica, clean, sans-serif;}#yiv5787217509 
#yiv5787217509ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}#yiv5787217509 
#yiv5787217509ygrp-mlmsg select, #yiv5787217509 input, #yiv5787217509 textarea 
{font:99% Arial, Helvetica, clean, sans-serif;}#yiv5787217509 
#yiv5787217509ygrp-mlmsg pre, #yiv5787217509 code {font:115% 
monospace;}#yiv5787217509 #yiv5787217509ygrp-mlmsg * 
{line-height:1.22em;}#yiv5787217509 #yiv5787217509ygrp-mlmsg #yiv5787217509logo 
{padding-bottom:10px;}#yiv5787217509 #yiv5787217509ygrp-msg p a 
{font-family:Verdana;}#yiv5787217509 #yiv5787217509ygrp-msg 
p#yiv5787217509attach-count span {color:#1E66AE;font-weight:700;}#yiv5787217509 
#yiv5787217509ygrp-reco #yiv5787217509reco-head 
{color:#ff7900;font-weight:700;}#yiv5787217509 #yiv5787217509ygrp-reco 
{margin-bottom:20px;padding:0px;}#yiv5787217509 #yiv5787217509ygrp-sponsor 
#yiv5787217509ov li a {font-size:130%;text-decoration:none;}#yiv5787217509 
#yiv5787217509ygrp-sponsor #yiv5787217509ov li 
{font-size:77%;list-style-type:square;padding:6px 0;}#yiv5787217509 
#yiv5787217509ygrp-sponsor #yiv5787217509ov ul {margin:0;padding:0 0 0 
8px;}#yiv5787217509 #yiv5787217509ygrp-text 
{font-family:Georgia;}#yiv5787217509 #yiv5787217509ygrp-text p {margin:0 0 1em 
0;}#yiv5787217509 #yiv5787217509ygrp-text tt {font-size:120%;}#yiv5787217509 
#yiv5787217509ygrp-vital ul li:last-child {border-right:none 
!important;}#yiv5787217509   

Kirim email ke