https://www.antaranews.com/berita/666780/pakar-pendidikan-karakter-bentengi-pelajar-dari-radikalisme
Pakar: pendidikan karakter bentengi pelajar dari radikalisme
Kamis, 23 November 2017 19:58 WIB
Dokumentasi Sejumlah siswa SDN membentangkan bendera sepanjang 20 meter
saat menggelar pawai bendera di Kabupaten Pamekasan, Jatim, Senin
(11/11/2013). Pawai bendera dalam rangka memeriahkan Hari Pahlawan itu,
dimaksudkan untuk menanamkan pendidikan karakter dan menumbuhkan rasa
nasionalisme kepada masyarakat sejak usia dini. (ANTARA FOTO/Saiful Bahri)
Melalui media digital kan kita bisa berhubungan secara
internasional, bisa ke Eropa, bisa ke Amerika. Jadi, harus ada
pendidikan karakter bangsa supaya anak-anak bisa menyaring mana baik
dan mana yang buruk, mana yang bermanfaat mana yang tidak perlu
Jakarta (ANTARA News) - Pakar pendidikan Profesor Arief Rachman
mengatakan pendidikan karakter harus terus diberikan kepada pelajar dan
mahasiswa untuk membentengi mereka dari ancaman paham kekerasan atau
radikalisme dan ideologi asing yang ingin merusak generasi bangsa.
"Para generasi penerus bangsa harus memperoleh materi bidang pendidikan
tersebut supaya mereka mampu menyaring mana yang baik dan mana yang
buruk, serta mana yang bermanfaat maupun tidak dibutuhkan," kata Arief
di Jakarta, Kamis.
Menurut Arief, pendidikan karakter bangsa itu bisa berupa penguatan
ideologi Pancasila serta pemahaman nilai-nilai agama yang benar.
Ia mengatakan penguatan karakter bangsa ini bisa menjadi kunci dalam
membekali generasi muda, terutama di era digitalisasi sekarang ini.
"Melalui media digital kan kita bisa berhubungan secara internasional,
bisa ke Eropa, bisa ke Amerika. Jadi, harus ada pendidikan karakter
bangsa supaya anak-anak bisa menyaring mana baik dan mana yang buruk,
mana yang bermanfaat mana yang tidak perlu," katanya.
Dalam pandangannya, anak-anak usia sekolah harus memahami pemakaian
media digital secara sehat. Dengan demikian, informasi yang didapat
maupun pemanfaatannya harus selalu berlandaskan prinsip-prinsip
berbangsa dan bernegara.
"Jangan sampai kita membiarkan media digital itu dipakai untuk hal-hal
yang negatif. Itu yang ingin saya tekankan dan saya sampaikan," kata
Guru Besar Universitas Negeri Jakarta itu.
Ia mengatakan kemajuan teknologi tidak bisa dihindarkan sehingga
sekolah-sekolah harus memperkenalkan media digital karena tidak ada yang
bisa membuat anak-anak steril dari kemajuan teknologi komunikasi.
Justru, kata Arief, teknologi komunikasi harus disapa oleh sekolah untuk
dipakai secara positif oleh anak-anak untuk proses belajar mengajar.
"Saya pikir tidak apa-apa media digital itu dipakai untuk proses belajar
mengajar. Semua mata pelajaran bisa diakses melalui media digital,
kecuali untuk praktik laboratorium, tapi rumus-rumus kimia itu bisa
(dipelajari) di media digital," katanya.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2017