Teman saya pernah mengirim unit kepedalam papua untuk membuat jalan memakai 
Helicopter, dimana alatnya di pecah-pecah dulu sampai ditujuan baru dirakit.
Dia sangat kaget sekali melihat orang papua belum mengenal besi untuk parang 
serta jarum dll.
Parang yang ia pakai dari batu, jarum dari taring macan

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com]
Sent: Friday, November 24, 2017 2:32 PM
To: GELORA_In <GELORA45@yahoogroups.com>
Subject: [**EXTERNAL**] [GELORA45] Ekspedisi TNI temukan suku yang belum 
terdata di Papua


Ekspedisi TNI temukan suku yang belum terdata di Papua

 Jumat, 24 November 2017 12:57 WIB
[Ekspedisi TNI temukan suku yang belum terdata di Papua]

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono (kanan). (ANTARA/Anis 
Efizudin)
Jakarta (ANTARA News) - Tim Ekspedisi NKRI Koridor Papua Bagian Selatan 2017 
menemukan Suku Digi di kawasan Pegunungan Bintang, Papua, yang sebelumnya belum 
terdata menurut Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Mulyono.

"Mereka belum mengenal Bahasa Indonesia, mata uang rupiah dan pemerintahan 
Republik Indonesia," kata Kasad dalam sambutannya pada upacara penutupan 
Ekspedisi NKRI Koridor Papua Bagian Selatan 2017 di Lapangan Mako Kopassus, 
Cijantung, Jakarta Timur, Jumat pagi.

Kampung tempat tinggal Suku Digi, yang hanya meliputi 15 kepala keluarga, 
berdekatan langsung dengan Papua New Guinea.

"Transportasi ke sana sangat sulit. Belum ada kendaraan bisa masuk, yang hanya 
bisa menempuh ke sana melalui udara," kata Jenderal TNI Mulyono.

Ia meminta Komandan Korem setempat atau pos perbatasan yang berdekatan dengan 
Kampung Suku Digi melakukan pendekatan ke warga suku itu untuk memberikan 
pembinaan.

Temuan itu diharapkan bisa menjadi masukan bagi pemerintah pusat dan daerah 
dalam menyusun rencana pembangunan daerah terpencil dan perbatasan.

"Karena mereka juga saudara kita se-Tanah Air," kata Jenderal TNI Mulyono.

Ekspedisi NKRI Koridor Papua Bagian Selatan 2017 menjelajahi wilayah hutan, 
gunung, rawa, laut, sungai, dan pantai di wilayah perbatasan Republik Indonesia 
dan Papua Nugini sepanjang 2.940 kilometer.

Selama penjelajahan, tim mengumpulkan data 896 spesies flora, 1.090 spesies 
fauna, 316 daerah yang hutannya rusak, 160 data geologi, 206 data potensi 
bencana dan 754 data sosial budaya serta potensi tambang.

"Hasil temuan ini akan diserahkan kepada kementerian dan lembaga terkait untuk 
menindaklanjuti," kata Kasad.

Ekspedisi 2017 merupakan ekspedisi ke tujuh. Ekspedisi serupa sebelumnya 
dilakukan di Bukit Barisan (2011), Khatulistiwa (2012), Sulawesi (2013), Maluku 
dan Maluku Utara (2014), Nusa Tenggara dan Bali (2015) dan Papua Barat (2016).

Ekspedisi NKRI Koridor Papua Bagian Selatan yang berlangsung tiga bulan dari 3 
Agustus sampai 22 November melibatkan 1.197 orang yang meliputi anggota TNI, 
Polri, peneliti, akademisi, mahasiswa, pemerintah daerah dan warga.

Inisiator ekspedisi NKRI, Letjen (Purn) Suryo Prabowo berharap ekspedisi NKRI 
bisa terus berjalan dan bisa dilakukan ke wilayah Sumatera.

"Kita inginnya kembali ke awal (ekspedisi Bukit Barisan). Ini akan menjadi 
bahan evaluasi, apakah temuan tujuh tahun yang lalu betul-betul ditindaklanjuti 
institusi terkait atau tidak. Setiap tujuh tahun kita kontrol, sehingga 
pemerintah bisa menjadikan ekspedisi ini alat kontrol di samping bisa melihat 
program mana saja yang sudah berjalan," kata Suryo.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Maryati

  • [GELORA45] ... 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]
    • [GELOR... 'Karma, I Nengah [PT. BI-POS]' ineng...@chevron.com [GELORA45]
      • Fw... Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]

Reply via email to