----- Pesan yang Diteruskan ----- Dari: Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com 
[nasional-list] <nasional-l...@yahoogroups.com>Terkirim: Minggu, 10 Desember 
2017 12.51.26 GMT+1Judul: [nasional-list] Melawan Lupa Kasus Paniai Berdarah
     


http://regional.liputan6.com/read/3188831/melawan-lupa-kasus-paniai-berdarah
 
Melawan Lupa Kasus Paniai Berdarah
  

 
 
Katharina Lita
 
08 Des 2017, 18:00 WIB
  

 
Belasan pemuda Papua lakukan aksi diam di depan Kantor Wilayah Hukum dan HAM 
Papua. (Liputan6.com/Katharina Janur/Jhon Gobay)
 
Liputan6.com, Jayapura - Belasan pemuda Papua berpakaian serba hitam, berjalan 
kaki dari Waena kearah Abepura, Kota Jayapura, yang berjarak 4 kilometer. Panas 
terik matahari tak menyurutkan aksi diam pemuda Papua untuk memperingati 3 
tahun Paniai Berdarah yang terjadi pada 8 Desember 2014.
 
Para pemuda menagih janji Tim Ad Hoc Komnas HAM atas penyelidikan kasus dugaan 
penembakan yang menewaskan empat orang pelajar yakni, Simon Degey (17), Apinus 
Gobay (16), Alpius You (18), dan Yulianus Yeimo (17), serta 17 orang lainnya 
luka-luka.
 
Ketua Dewan Adat Paniai, John Gobay menuturkan masyarakat Papua tidak akan lupa 
dengan tragedi yang diduga dilakukan oleh TNI/Polri secara brutal di depan 
Pondok Natal di daerah Ipakie, Enarotali, Kabupaten Paniai, pada 7 Desember 
2014, sekitar pukul 20.00 WIT.
 
Baca Juga
    
   -    
Pemprov Papua Bentuk Tim Investigasi Penembakan di Paniai 
 
   -    
Usut Kerusuhan di Paniai, Polri Telusuri Jejak Pelaku Penembakan 
 
   -    
Kapolda Papua: Belum Ada Tersangka dalam Penembakan Paniai 
 
 
"Sampai hari ini, tidak ada niat dari negara untuk menyelesaikan kasus Paniai 
secara serius. Sebanyak tujuh saksi korban dan saksi telah dilakukan 
pemeriksaan dan sudah ada Berkas Acara Pemeriksaan (BAP)," kata John, Jumat 
(8/12/2017).
 
Padahal, Presiden Joko Widodo telah berjanji pada masyarakat Papua di Stadion 
Mandala Jayapura, saat merayakan Natal bersama 2014, untuk segera menuntaskan 
kasus tersebut. Namun sampai saat ini, janji Presiden belum juga ditepati.
 
"Terakhir saya mendapatkan informasi bahwa negara tak memiliki biaya untuk 
kerja Tim Ad Hoc yang telah dibentuk. Alasan ini tak masuk akal. Kami akan 
terus menagih janji Presiden," kata Jhon menambahkan.
 
Dewan Adat Paniai juga meminta kepada negara untuk menggelar kasus penembakan 
Paniai pada Pengadilan HAM di Papua. Selama ini, kasus pengadilan HAM selalu 
disidangkan di Makassar. Caranya, negara harus membentuk Pengadilan HAM di 
Papua, berdasarkan UU Otsus 21/2001
 
"Jangan melakukan sidang pengadilan Paniai di luar Papua. Lakukanlah sidang 
pelanggaran HAM kasus Paniai di Jayapura, agar masyarakat Papua dapat melihat 
langsung proses pengadilan tersebut," kata Jhon.
 

 
Empat korban penembakan Paniai 2014. (Liputan6.com/Katharina Janur/Jhon Gobay)
 
1 dari 2 halaman
  
Catatan Komnas HAM Papua
 
Tiga kasus pelanggaran HAM di Papua yang sampai saat ini belum diselesaikan 
adalah Wamena Berdarah 2000, kasus Wasior 2001 dan Paniai berdarah 2014.
 
Sepanjang tahun ini, Komnas HAM telah membentuk tim Ad Hoc untuk melanjutkan 
penuntasan penyelesaian dokumen atas kasus Wamena dan Wasior, berdasarkan gelar 
kasus bersama Komnas HAM dan tim jaksa HAM berat Kejaksaan Agung.
 
Komnas HAM mengakui waktu yang lama mengakibatkan rendahnya kepercayaan korban 
dan keluarga korban atas kerja tim Ad Hoc. Namun, Komnas HAM tetap melanjutkan 
proses dengan melengkapi dokumen yang diharapkan, untuk segera diserahkan ke 
Kejaksaan Agung dan dilanjutkan ke Pengadilan HAM.
 
Sementara untuk kasus Paniai, tim Ad Hoc Komnas HAM telah memeriksa korban dan 
saksi, serta keluarga korban. Komnas HAM juga telah menyurati Kapolri dan 
Panglima TNI agar mengizinkan aggotanya yang bertugas pada 7 Desember 2014, 
saat kejadian penembakan untuk dimintai keterangan.
 
Dari jajaran kepolisian, Kapolri telah memberikan sembilananggotanya untuk 
diperiksa pada Oktober 2017.
 
"Panglima TNI jangan takut untuk mengijinkan anggotanya diperiksa oleh Tim Ad 
Hoc Komnas HAM, agar semua terbuka dan menjadi jelas, terkait pelanggaran HAM 
Papua, khusunya kasus Paniai," kata Jhon menambahkan.
 
Saksikan video pilihan berikut ini:



    
  • [GELORA45] Melawan Lupa K... Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
    • [GELORA45] Fw: [nasi... Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]

Kirim email ke