Bukti jelas bahwa Anies - Sandi mempergunakan Agama, baik Islam maupun
Kristen sebagai permainan politik............!!!
------ Original Message ------
From: "kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com>
To: "Gelora45" <GELORA45@yahoogroups.com>; "Jonathan Goeij"
<jonathango...@yahoo.com>
Sent: Sunday, 17 Dec, 2017 At 2:30 PM
Subject: Re: [GELORA45] FPI Dukung Perayaan Natal Serentak di Monas
FPI dukung perayaan agama di Monas, yang dilarang A Hok, supaya Monas
tiap
kali bisa dipakai mengumpulkan massa tiap kali pada suatu Jumat untuk
demonstrasi
besar2an.
Lha ini juga yang diperlukan oleh Anies cs. untuk Pilkada dan
Pilpres......
Kok bisa2nya orang tidak Kristen mau menetapkan perayaan Natal di Monas
dan
mau dibiayai (sedangkan yang Kristen tidak minta). Jadi ada alasan untuk
membiayai
perayaan Islam yang jauh lebih besar. Ada alasan keluari uang pemerintah
daerah,
bagi2 ke anak buah.....Ini kan bukan zakat fitrah.........
2017-12-17 4:09 GMT+01:00 jonathango...@yahoo.com
<mailto:jonathango...@yahoo.com> [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com> >:
Toleransi sebagai sunnatullah dalam Islam dijelaskan Novel bahwa
ketentuan-Nya toleransi wajib dijunjung tinggi, tapi Islam mengharamkan
keberagaman dengan mengaburkan prinsip agama. Misalnya dengan
mengucapkan selamat natal, merayakan natal.
“Seperti yang dilakukan presiden, menteri, gubernur, wakil gubernur lain
lakukan. Itu pembodohan, mendangkalkan akidah umat. Itu yang enggak
boleh,” ungkapnya.
....
“Artinya Anies dan Sandi, menurut fatwa MUI 7 Maret 1981 dan fatwa MUI
2005, dinyatakan bahwa umat Islam diharamkan untuk merayakan Natal
bersama,” ujarnya.
....
FPI Dukung Perayaan Natal Serentak di Monas
<https://tirto.id/fpi-dukung-perayaan-natal-serentak-di-monas-cBLg>
FPI Dukung Perayaan Natal Serentak di Monas Sekjen DPD FPI Jakarta Novel
Bamukmin (tengah). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/pras/17.
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
<https://tirto.id/author/shintalokapradita?utm_source=internal&utm_medium=topauthor>
15 Desember, 2017dibaca normal 1 menit
* “Islam mengharamkan keberagaman dengan mengaburkan prinsip agama,
seperti mengucapkan selamat natal,” ujar Novel
Sekjen FPI Novel Bamukmin mengatakan bahwa pihaknya mendukung perayaan
Natal di Monas karena hal tersebut merupakan bagian dari toleransi umat
beragama.
tirto.id <https://tirto.id/?utm_source=internal&utm_medium=Article>
- Sekretaris Jenderal DPD Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta Novel
Chaidir Hasan Bamukmin menyatakan bahwa pihaknya tidak mempermasalahkan
rencana perayaan Natal serentak di Monumen Nasional (Monas) pada
Januari, karena hal itu merupakan bagian dari toleransi umat beragama.
Selain itu, Novel mengatakan bahwa rencana tersebut adalah bagian dari
hak pemerintah daerah untuk memberikan izin Monas digunakan sebagai
lokasi perayaan Natal.
“FPI mendukung, yang mana Monas adalah tempat terbuka, lapangan rakyat.
Memang sebelumnya lapangan tersebut 5 tahun lalu ditutup untuk umum,
padahal itu lapangan rakyat. Anies ini membuka untuk menjadi lapangan
rakyat, untuk kepentingan umat baik Islam atau agama lain. Itu kita
dukung,” ujar Novel kepada Tirto pada Jumat (15/12/2017).
Ia menjelaskan pentingnya menerapkan toleransi dalam beragama dan
bernegara. Lantaran, toleransi adalah landasan sosial Islam yang sangat
penting.
“Islam ini Rahmatan Lil'alamin yang sangat menjunjung tinggi kemajemuka,
perbedaan harus kita hargai,” terangnya.
Toleransi itu dikatakan Novel juga harus diterapkan ketika agama
tertentu mendapatkan diskriminasi baik dari pihak tertentu umat Islam
sendiri maupun umat agama lain. Caranya dengan membela keadilan untuk
pihak yang tertindas atau terdiskriminasi tersebut. Sehingga, toleransi
patutnya tanpa terkecuali untuk keadilan.
“Islam itu mengharamkan mengganggu, menghina agama lain, justru kita
harus saling menghormati,” ucapnya.
Toleransi sebagai sunnatullah dalam Islam dijelaskan Novel bahwa
ketentuan-Nya toleransi wajib dijunjung tinggi, tapi Islam mengharamkan
keberagaman dengan mengaburkan prinsip agama. Misalnya dengan
mengucapkan selamat natal, merayakan natal.
“Seperti yang dilakukan presiden, menteri, gubernur, wakil gubernur lain
lakukan. Itu pembodohan, mendangkalkan akidah umat. Itu yang enggak
boleh,” ungkapnya.
Kendati tidak mempermasalahkan dan bahkan mendukung diadakannya Natal
serentak di Monas, Novel mengungkapkan ada batasan dalam memberikan
dukungan tersebut, yaitu akidah, yang perlu diperhatikan.
“Dimana kita toleransi, dimana kita enggak boleh, dimana perbedaaan yang
harus kita hargai, dan dimana kita lihat perbedaan yang wajib kita
tolak,” kata dia.
Sehingga, perayaan Natal serentak ia tekankan untuk tidak mendorong
keikutsertaan umat Islam dalam acara. Sebatas membantu jalannya Natal
berjalan lancar dan aman, ia persilakan.
“Artinya Anies dan Sandi, menurut fatwa MUI 7 Maret 1981 dan fatwa MUI
2005, dinyatakan bahwa umat Islam diharamkan untuk merayakan Natal
bersama,” ujarnya.
Baca juga artikel terkait NATAL 2017
<https://tirto.id/q/natal-2017-jJZ?utm_source=internal&utm_medium=lowkeyword>
atau tulisan menarik lainnya Shintaloka Pradita Sicca
<https://tirto.id/author/shintalokapradita?utm_source=internal&utm_medium=lowauthor>
(tirto.id <http://tirto.id> - shn/adr)