Anggaran Kementerian Pertahanan Naik 10 Kali Lipat dari 2007Reporter: Zara AmeliaEditor: Juli HantoroMinggu, 31 Desember 2017 07:23 WIB Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu berpose dengan senjata di helikopter SAR tempur EC-725 Super Cougar pesanan Kementerian Pertahanan di hanggar PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, 25 November 2016. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Jakarta - Anggaran belanja Kementerian Pertahanan atau Kemenhan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kian meningkat sejak 2014. Kenaikan dana tersebut berdasarkan prioritas pembangunan. “Kita beruntung karena komitmen pemerintah untuk anggaran pertahanan naik terus,” kata Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Ekonomi Bondan Tiara Sofyan di Restoran Seribu Rasa, Menteng, Jakarta Pusat pada Jumat, 29 Desember 2017. Baca juga: Alutsista TNI, Jet Tempur Buatan Korsel-Indonesia Capai 14 Persen Kementerian Pertahanan menerima anggaran sebesar Rp 86,4 triliun pada 2014. Pada 2015, anggaran itu meningkat cukup signifikan hingga Rp 108,7 triliun.. Angka itu meningkat pada 2016 dengan anggaran senilai Rp 112,4 triliun. Tahun ini, anggaran Kementerian Pertahanan kembali meningkat hingga Rp 114,9 triliun. Saat ini, Kementerian Pertahanan menduduki peringkat satu sebagai kementerian dengan anggaran tertinggi. “Kalau mundur sepuluh tahun ke belakang, ini naik sepuluh kali lipat,” ucap Bondan. Meski anggaran Kementerian Pertahanan kian meningkat dalam empat tahun terakhir, tahun depan anggaran tersebut bakal menurun. Pemerintah menetapkan anggaran belanja 2018 untuk Kementerian Pertahanan sebesar Rp 107,7 triliun. Meski begitu, nilai tersebut lebih tinggi dari usulan dalam R-APBN 2018 sebesar Rp 105,7 triliun. Turunnya jumlah anggaran Kementerian Pertahanan juga tak mencopotnya dari gelar kementerian penerima anggaran tertinggi. Bondan menuturkan, anggaran belanja yang tinggi ini disesuaikan dengan kebutuhan pertahanan Indonesia. Salah satunya untuk pemenuhan Kekuatan Pokok Minimum II atau MEF II. MEF TNI baru mencapai 21,3 persen pada 2014. Setahun kemudian, MEF TNI meningkat hingga 33,9 persen. Pada 2016, MEF kembali meningkat hingga 42,3 persen hingga akhirnya tahun ini mencapai angka 50,9 persen. Selain itu, anggaran Kementerian Pertahanan juga dititikberatkan kepada remunerisasi dan penyediaan rumah bagi para prajurit TNI. Jumlah rumah untuk prajurit meningkat sejak 2015, dari sejumlah 4.946 rumah, 6.961, hingga tahun ini mencapai 7.761 rumah. Kementerian Pertahanan juga menambah beberapa senjata pertahanan tahun ini. Di antaranya adalah kapal KRI RE Martadinata-331, rudal untuk Artileri Pertahanan Udara, serta tank Leopard 2. Baca juga: Jet Tempur KFX/IFX Mengadopsi 4 Teknologi Eropa Bondan mengatakan, anggaran Kementerian Pertahanan juga digunakan untuk memperluas jalan inspeksi dan patroli perbatasan di Kalimantan serta pembangunan sejumlah pos pengamanan perbatasan di Kalimantan, Papua, dan Nusa Tenggara Timur. Jalan inspeksi dan patroli perbatasan di Kalimantan terus meluas sejak 2015, dari hanya sebesar 337 kilometer, lalu meluas hingga 742 kilometer pada 2016. Jalan tersebut diperluas hingga hampir dua kali lipat pada tahun ini sebesar 1.246 kilometer. Sementara, Kemenhan menggencarkan pembangunan pos pengamanan perbatasan di Kalimantan, Papua, dan NTT sejak 2015. Dari sejumlah 45 pos pamtas, meningkat pada 2016 sejumlah 71 pos, hingga tahun ini sebanyak 80 pos pamtas.