*Sekarang banyak penguasa neo-Mojopahit yang kaya raya, tetapi sekalipun
sudah kaya raya bukan berarti mereka tidak lagi mau menambah harta
kekayaan. Jadi supaya harta yang bertimbun-timbun bisa lebih berkembang
biak, adalah sepatutnya mereka juga memilik apa yang dikatakan milik negara
(rakyat). Pedomannya ialah management bandara lebih atau sangat baik
dikuasai oleh Swasta dari pada diurus negara. Apakah presiden Jokowi tidak
mau memiliki Bandara, dijamin pasti mendatangkan berkat .*


http://republika.co.id/berita/ekonomi/korporasi/18/02/01/p3gs32330-luhut-jokowi-minta-sejumlah-bandara-diserahkan-ke-swasta


Luhut: Jokowi Minta Sejumlah Bandara Diserahkan ke Swasta

Kamis 01 February 2018 16:09 WIB

Red: Bilal Ramadhan


*Luhut bercerita Jokowi menyontohkan bandara di Pakistan dinamai Presiden
Cina*

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut
Binsar Pandjaitan mengatakan Presiden Jokowi meminta sejumlah bandara di
Indonesia diserahkan kepada swasta. Di antaranya Bandara Soekarno-Hatta
Jakarta dan Bandara Bangka Belitung.

"Saya kemarin dipanggil jam 11 pagi oleh Presiden, katanya 'Itu lapangan
terbang, Pak Luhut, kasihin saja. Seperti Silangit, Jakarta, Bangka
Belitung, kasih privatisasi saja. Siapa yang masuk, asal hitungannya
jelas'," katanya saat memberikan pengarahan dalam Rapat Koordinasi
Penyusunan Pagu Kebutuhan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Kementerian
Perhubungan 2019 di Jakarta, Kamis (1/2).

Luhut menjelaskan Presiden juga sempat bercerita kepadanya soal Pakistan
yang mendapatkan investasi Cina melalui One Belt Road sebesar 60 miliar
dolar AS. Presiden juga bercerita bahwa bandara di ibukota Pakistan,
Islamabad, bahkan dibangun oleh Cina dan akan dinamakan dengan nama
Presiden Cina, Xi Jinping.

"Katanya, 'Gila, bandara di ibukota mereka Islamabad itu dibangun Cina.
Dibikin lapangan terbang namanya Xi Jinping Airport. Saya terkaget-kaget
kok Xi Jinping Airport bisa begini.' Saya tanya kok bisa, tapi kata
Presiden 'Ya biarin saja namanya karena katanya itu barangnya milik dia,
nanti 10 tahun kemudian bisa diganti namanya.' Itu cerdik'," kisahnya.

Luhut mengatakan konsep seekstrem itu mungkin tidak akan bisa diterapkan di
Indonesia. Namun, ia menegaskan bahwa negara sekelas Pakistan bisa
melakukan ide tersebut dengan cerdik dan mampu membangun bandara kelas
internasional.

"Kita belum ada apa-apa sudah ramai, soal buruh begini begitu," katanya.

Mantan Menko Polhukam itu mengatakan rencana untuk menyerahkan pengelolaan
infastruktur seperti bandara kepada swasta akan segera dikerjakan. "Kita
segera akan kerjakan. Semangat kami sudah begitu, akan kami lakukan, jadi
swasta bisa hidup," katanya.

Ia menegaskan agar tidak ada salah persepsi bahwa ada penjualan aset kepada
swasta. Pasalnya, APBN tidak akan mampu menggarap proyek-proyek
infrastruktur yang ada.

"Jadi kalau misal sudah kerja sama 30 tahun, bandara itu jadi, dia
mendanai, dia dapat untung, 30 tahun ke kita kan enggak masalah," katanya.

Contoh proyek infrastruktur yang diserahkan pengelolaannya kepada swasta
diantaranya Tol Jagorawi yang sudah habis konsesinya bisa dikembalikan
kepada pemerintah. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro
mengatakan ladang investasi bandara sangatlah menarik di mata investor
asing.

Pasalnya, infrastruktur bandara di Indonesia punya potensi secara bisnis
karena kuatnya permintaan domestik besarnya pasar di Tanah Air. Kalau bisa
melancarkan investor masuk, itu bisa berkontribusi masuknya investasi
asing, yang masuk ke sektor riil.

"Kalau riil begitu, tidak bisa dipindah investasinya. Mereka akan tetap di
Indonesia. Jadi jangan khawatir, tinggal bagaimana kelola bandara kelas
internasional," jelasnya.

Sumber : Antara

Kirim email ke