Para pendukung sosial imperialis Tiongkok terus menjajakan "pemikiran Xi Jingping" dan ada yang "berdoa" supaya Tkk terus menikmati kemajuan pesat (yang sebenarnya adalah maju untuk mengembangkan dominasi dan hegemoni imperialnya dibidang ekonomi dan militer di dunia). Sudah kita saksikan koloni Tkk di Laos yang akan berlangsung selama 99 tahun, penguasaan pelabuhan di Srilangka, juga selama 99 tahun, basis militer di Djibouti, 7 basis militer di Laut Tiongkok Selatan, basis militer di Argentina, rencana membangun basis di Afganistan dan di Pakistan (Tkk membantah, kita lihat saja kenyataannya nanti), di Timor Leste..... Bahwa dalam proyek-proyek penanaman modalnya, Tiongkok tidak ragu-ragu merampas tanah, sudah menjadi pengetahuan umum (contohnya waduk Jatigede di Sumedang). Hanya kaum remo yang tidak pernah mau mengakuinya (paling-paling membisu tidak berkomentar). Sekarang baca yang terjadi di Kamboja. Tidak saja perampasan tanah rakyat suku bangsa Kuy, tapi juga sudah membentuk centeng-centengnya untuk melindungi kepentingan ekonominya....-----------------------------------------------------Koalisi Tani Asia (Asian Peasant Coalition) mengecam keras penindasan dan perampasan tanah yang terus meningkat yang dilakukan Korporasi Tiongkok, Hengfu Group Sugar Industry Co., Ltd terhadap rakyat indigenous Kuy di Preah Vihear, Kamboja.Heng Fu berbasis di Guandong, Tiongkok; produk utamanya adalah berbagai macam. Pada tahun 2011, Pemerintah Kerajaan Kamboja memberi Hengfu Konsesi Lahan Ekonomi (ELC) lebih dari 42.000 hektar di Preah Vihear. Konsesi Lahan Tanah adalah bagian dari upaya Kamboja untuk mengubah lanskap petani skala kecil menjadi agroindustri.Kelompok advokasi lokal, Ponlok Khmer di Preah Vihear, memperkirakan konsesi lahan ekonomi yang diberikan kepada Heng Fu telah mengorbankan lebih dari 20.000 orang di distrik pertanian Chhaeb, Chey Sen, dan Tbeng Meanchey. "Pemerintah Kamboja berjanji bahwa konsesi lahan ekonomi ini akan mendatangkan perkembangan/pembangunan. Namun dalam kenyataannya, itu justru menghancurkan mata pencaharian dan budaya masyarakat adat Kuy dan merusak keanekaragaman hayati dan ekosistem alami. Perkembangan yang mereka bicarakan sebenarnya ditujukan untuk memberi keuntungan kepada Heng Fu, "kata P. Chennaiah, ketua Koalisi Petani Asia (APC). Tiongkok menguasai sekitar seperlima dari Konsesi Lahan Ekonomi - yang menyewakan tanah kepada perusahaan swasta dan individu yang terlibat dalam pertanian dan industri berbasis pertanian di Kamboja. Perusahaan-perusahaan Tiongkok menggunakan Konsesi Lahan Ekonomi untuk perkebunan gula, karet dan kelapa sawit yang mencakup sekitar 400.000 hektar dari 2,61 juta hektar yang tercatat sebagai Konsesi Lahan Ekonomi Kamboja. "Kami menentang apa yang dinamakan "penjaga etnis lokal" yang didirikan oleh Heng Fu baru-baru ini di komunitas itu yang bertujuan sebenarnya untuk melecehkan orang-orang Kuy. Warga desa dilarang berkumpul.. Masuknya orang luar juga dibatasi, "kata Zenaida Soriano, wakil ketua APC dan ketua nasional AMIHAN (Federasi Petani Wanita ) yang berbasis di Filipina. News Releases Uncategorized February 5, 2018 Content ManagerAPC condemns Heng Fu’s land grabbing in CambodiaExpresses firm support to indigenous Kuy people’s struggle for land The Asian Peasant Coalition (APC) strongly condemned the intensifying repression and land grabbing carried out by the Chinese company Hengfu Group Sugar Industry Co., Ltd. (Heng Fu) against the indigenous Kuy people of Preah Vihear, Cambodia.Heng Fu is based in Guandong, China which mainly produces diversified sugar products. In 2011, it was granted economic land concessions (ELCs) over more than 42,000 hectares of land in Preah Vihear by the Royal Government of Cambodia (RGC). ELCs are part of Cambodia’s efforts to transform small-scale farmer landscapes into agro-industrial ones.According to research conducted in 2016 by an international NGO, the five companies (Heng Nong, Heng Rui, Lan Feng, Heng You, and Rui Feng) appear to be subsidiaries of Heng Fu that opened its US$360-million mill and refinery in 2016 with the aim to supply sugar to markets in the European Union (EU), India, and China. The new sugar mill will be among the biggest in Asia.Local advocacy group Ponlok Khmer, in Preah Vihear, estimated that the ELCs granted to Heng Fu have affected more than 20,000 people in the agricultural districts of Chhaeb, Chey Sen, and Tbeng Meanchey.“The Cambodian government promises that these ELCs will bring about development. In reality, however, it destroys the livelihoods and culture of the indigenous Kuy people. Biodiversity and natural ecosystems were destroyed. The development they are talking are actually geared for Heng Fu’s profit”, stated P. Chennaiah, chairperson of the Asian Peasant Coalition (APC).“The Kuy people only learned about the ELCs when the company started clearing their ancestral lands and forest in 2012. The Kuy people were never consulted on the project. When they confronted Heng Fu, local authorities accused them of illegal settlement on government-owned land,” remarked Chennaiah, also the secretary general of the Andra Pradesh Agricultural Workers Union (APVVU) based in India.China accounts for around a fifth of ELCs – land leases for private firms and individuals involved in agriculture and agriculture-based industries in Cambodia. Chinese firms hold ELCs for sugar, rubber and palm oil plantations covering about 400,000 hectares out of Cambodia’s recorded 2.1 million hectares of total ELCs.“We oppose Heng Fu’s so-called local people’s guards recently set up in their communities whose real intention is to harass the Kuy people. Villagers freedom to assembly are prohibited. Entry of outsiders are also restricted,“ stated Zenaida Soriano, APC vice-chairperson and concurrent national chairperson of AMIHAN (National Federation of Peasant Women) based in the Philippines.“Repression against the farmers defending their land is happening elsewhere in Asia. In the Philippines, eight Lumad farmers from the T’boli and Dulangan Manobo tribes who are reclaiming their ancestral lands from Consunji were massacred by Armed Forces of the Philippines (AFP) soldiers in Lake Sebu in South Cotabato on December 5, 2017. The farmers were part of 140 T’boli-Manobo peasant families who have collectively occupied and tilled their ancestral land that were landgrabbed by the Consunji family. The land occupation campaign started in August 2017 and now covers 195 hectares,” Soriano remarked.“The area reclaimed by lumad farmers through land occupation is a portion of Consunji’s 10,990-hectare landholding. It is also within the 3,000-hectare coal mine of the DMC-Construction Equipment and Resources Incorporated (DMC-CERI),” added Soriano.“We express firm support to indigenous Kuy people’s struggle for land. We call on the Kuy people to remain vigilant to halt Heng Fu’s land grabbing. Do not give up the fight to reclaim your land,” ended Soriano.“We call on the APC members across Asia to urge the Cambodian government to heed the Kuy peoples demand to stop Heng Fu’s land grabbing. The 2001 Cambodian Land Law limits the total area of ELCs that can be granted to a single entity to 10,000 hectares. Heng Fu registered its five subsidiary companies in order to circumvent the law,” Chennaiah ended. ## Reference:P. CHENNAIAH (India)APC Chairperson and APVVU Secretary GeneralEmail: apvv...@gmail.com ZENAIDA SORIANO (Philippines)APC Vice-chairperson and AMIHAN National ChairpersonMobile: +639-214571904 Dahsyatnya Penguasaan China di Timor Leste dari Ekonomi hingga Militer, Akankah Indonesia Seperti itu? 20090828adf8144078_066.JPG Photograph by LAC Christopher Dickson Caption: President of East Timor, His Excellency, Dr Jose Ramos-Horta, inspects the soldiers of the East Timor Defence Force (F-FDTL) during the official opening ceremony of the Presidential Palace in Dili, East Timor. Mid Caption: The week of 24 to 30 August was a week of celebrations for East Timor as the country moved to commemorate the 10th Anniversary of Popular Consultation. Troops serving with the International Stabilisation Force in Dili celebrated with the locals as part of a cultural day at the Dili Trade Expo on August 25th. The Maori Cultural Group comprising New Zealand members of B Company performed the Haka and Timor-Leste Battle Group VI teams battled members of the Timor Leste Police Development Program in the tug-o-war. A few days later, soldiers and officers were playing the locals of Ulmera in volleyball and soccer as part of a sports-oriented cultural day. The week included the official opening of the New Presidential Palace, attended by Commander of the International Stabilisation Force, Brigadier Bill Sowry, and an official parade to mark the 10th Anniversary. Troops also had the opportunity to wave to their families when Sunrise’s David Koch, in East Timor to mark the celebrations, featured them on a morning broadcast.Lingkarannews.com Jakarta- Indonesia harus belajar tentang Timor Leste, bagaimana China berhasil menguasai sendi sendi ekonomi negara Timor Leste dengan cepat, berawal alasan pembangunan infrastruktur dan pemberian utangKini di Timor Leste sangat mudah ditemukan pendatang asal China, yang masih memakai bahasa China; mereka adalah Tenaga Kerja yang dipekerjakan pembangunan pembangunan infrstruktur seperti jalan dan jembatanHal ini terjadi, karena dulunya Beijing telah memberikan jutaan dolar AS untuk membangun istana kepresiden baru, kantor kementerian luar negeri, dan markas besar militer Timor Leste.Ketiga bangunan itu adalah struktur bangunan baru yang paling impresif di Dili, dan membuat Australia berkerut keningnya, apalagi negeri satu ini menganggap Timor Leste ada dalam jangkauan pengaruhnya.Dari hubungan antara kedua negara (Timor Leste dan China) tersebut, pemerintah China berhasil memasukkan ratusan ribu warganya untuk dipekerjakan pada proyek proyek yang dijalankan oleh perusahaan ChinaSekarang setiap sudut kota Dili, toko toko besar bahkan rumah makan cepat saji seperti MacDonald ataupun KFC pemilik dan pekerjanya adalah orang ChinaInitinya kini yang menjadi ‘pembangun’ sektor ekonomi di Timor Leste adalah orang atau pendatang asal ChinaDan yang utama, setelah Pemerintah China ‘menguasai’ perekonomian Timor Leste maka yang dikuasai selanjutnya adalah kepentingan MiliternyaBanyak yang tidak tahu, Timor Leste adalah tempat Radar utama kapal dan pesawat milik China serta sedang dalam rencana untuk pembangunan pangkalan militer disalah satu wilayah Timor LestePerihal Pangkalan Milter tersebut diketahui, ketika angkatan Laut Amerika sedang memberikan bantuan pencarian pesawat malayasia airline MH37 di samudera Hindia, ketika melintasi wilayah Timor, ada otoritas militer China meminta konfirmasi keberadaanMelihat hal tersebut, apakah Indonesia mau dijadikan Timor Leste ke-dua, dikuasi oleh China dengan berbagai cara salah satunya melalui utang dan dengan alasan pembangunan infrastrukturKarena kini sudah ada bukti contohnya, yaitu Timor Leste
[GELORA45] Koalisi Tani Asia (Asian Peasant Coalition) mengecam keras penindasan dan perampasan tanah
Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45] Tue, 20 Feb 2018 19:02:46 -0800
- [GELORA45] Koalisi Tani ... Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
- [GELORA45] Koalisi ... Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]