Berkaca Perang di Afghanistan, Jokowi Minta Masyarakat Jaga Persatuan Saat 
Pilkada
FABIAN JANUARIUS KUWADOKompas.com - 21/02/2018, 22:20 WIB  Presiden Joko Widodo 
saat berkunjung ke Afghanistan, Senin (29/1/2018).(Biro Pers Setpres)
JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menegaskan, pertikaian atau konflik 
tidak akan mendatangkan keuntungan bagi masyarakat. Ia meminta masyarakat 
Indonesia berkaca padaAfghanistan, negara yang 40 tahun lebih dilanda 
peperangan antarsuku-sukunya.

"Afghanistan itu negara dengan deposit minyak paling besar, deposit emas paling 
besar dan deposit gas paling besar. Tapi itu semua tidak bisa dikelola karena 
ada peperangan," ujar Jokowi saat menghadiri acara Majelis Dzikir Hubbul Wathon 
di Gedung Serba Guna II Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu 
(21/2/2018).

Pertikaian dan konflik itu juga membuat peradaban di negara tersebut mundur 
berpuluh- puluh tahun.

Saat Presiden Jokowi menerima Ibu Negara Afghanistan Rula Ghani di Istana 
Presiden di Bogor, beberapa waktu lalu, Rula bercerita bagaimana kondisi 
negaranya sebelum dan sesudah dilanda perang.

Baca juga : Cerita Jokowi di Afghanistan, Deg-degan Ancaman Bom hingga Jaminan 
Ashraf Gani

"Sebelum perang itu, wanita nyetir mobil dari kota ke kota itu hal biasa. 
Negara yang lain penduduknya belum punya mobil, di Afghanistan sudah. Begitu 
perang, ada dua pihak yang paling menderita, perempuan dan anak-anak. Betapa 
mereka kehilangan kebahagiaan," ujar Jokowi.

"Ibu Rula Ghani juga menyampaikan, sekarang, anak bisa bersepeda di kampung 
saja itu sudah alhamdulilah bahagianya. Karena sudah hancur semua sisanya," 
lanjut dia.

Tidak mau Indonesia yang terdiri dari 714 suku berubah menjadi seperti 
Afghanistan, Jokowi pun meminta masyarakat menjaga persatuan dan persaudaraan, 
meski berbeda-beda latar belakang.

Jika ada persoalan antartetangga, Jokowi menilai hal itu segera selesaikan. 
Jika ada persoalan antarkampung, segera dicarikan jalan keluarnya. Jika ada 
persoalan antarsuku, harus diselesaikan secara menyeluruh. Bahkan yang lebih 
sulit lagi, jika ada persoalan antarkelompok agama, mesti secepatnya didamaikan.

Baca juga : Tak Ada Perang, Inilah Wilayah Paling Damai di Afghanistan

Apalagi tahun 2018 dan 2019 ini adalah tahun politik. Tahun 2018, digelar 
Pilkada serentak di 171 daerah dan tahun 2019 digelar pemilihan legislatif dan 
pemilihan presiden wakil presiden.

"Jangan sampai karena Pilkada, Pilpres, persatuan kita menjadi retak. Jangan 
sampai. Itu karena biasanya kalau masuk Pilkada, mesti ada yang 
mengompor-ngompori, membuat kabar tidak benar, jangan," ujar dia.

"Itu tugas kita semua untuk menjaga agar negara kita ini tetap sejuk, aman, 
damai dan tak ada konflik sekecil apapun sehingga pembangunan, kemakmuran dan 
kesejahteraan terus bisa kita tingkatkan," lanjut Jokowi.

Kirim email ke