Kan lebih praktis pakai solar sel atau baling-baling bambu

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com]
Sent: Wednesday, February 21, 2018 5:12 PM
To: Gelora45 <GELORA45@yahoogroups.com>
Subject: [**EXTERNAL**] Re: [GELORA45] Membanggakan, Ilmuwan Indonesia Bikin 
Solusi, Listrik Pedalaman


Baterainya (Lithium) tiap kali harus dibawa ke tempat tertentu untuk diisi 
(perlu 4 jam),
atau tiap kali ditukar dengan yang sudah diisi.
http://www.ui.ac.id/berita/inovasi-ftui-talis-alternatif-penyediaan-listrik-untuk-daerah-terisolasi.html
Jaman dulu di Solo susah dapat tambaha listrik, tetapi di rumah dapat sepanjang 
hari 200 watt..
Jadi kami beli batterai mobil, pakai converter untuk ubah jadi arus bolak 
balik, untuk pasang
lampu extra..
Pagi dan siang hari kami isi kembali batterij nya dengan listrik PLN, yang kami 
searahkan dengan adapter.
Orang PLN lihat hanya manggut2 saja, tidak melarang, padahal kami pakai listrik 
PLN siang malam.

2018-02-21 1:43 GMT+01:00 'Karma, I Nengah [PT. BI-POS]' 
ineng...@chevron.com<mailto:ineng...@chevron.com> [GELORA45] 
<GELORA45@yahoogroups.com<mailto:GELORA45@yahoogroups.com>>:

Lantas sumber listriknya dari mana???????????????

From: GELORA45@yahoogroups.com<mailto:GELORA45@yahoogroups.com> 
[mailto:GELORA45@yahoogroups.com<mailto:GELORA45@yahoogroups.com>]
Sent: Wednesday, February 21, 2018 2:39 AM
To: GELORA45@yahoogroups.com<mailto:GELORA45@yahoogroups.com>; 
nasional-l...@yahoogroups.com<mailto:nasional-l...@yahoogroups.com>; 
temu_er...@yahoogroups.com<mailto:temu_er...@yahoogroups.com>; Persaudaraan 
<perhimpunanpersaudar...@yahoogroups.com<mailto:perhimpunanpersaudar...@yahoogroups.com>>;
 Sahala Silalahi <silalahi2...@yahoo.de<mailto:silalahi2...@yahoo.de>>
Subject: [**EXTERNAL**] [GELORA45] Membanggakan, Ilmuwan Indonesia Bikin 
Solusi, Listrik Pedalaman







https://tekno.tempo..co/read/1062277/membanggakan-ilmuwan-indonesia-bikin-solusi-listrik-pedalaman<https://tekno.tempo.co/read/1062277/membanggakan-ilmuwan-indonesia-bikin-solusi-listrik-pedalaman>?

TeknoUtama&campaign=TeknoUtama_Click_8

Membanggakan, Ilmuwan Indonesia Bikin Solusi
Listrik Pedalaman
Reporter:
Afrilia Suryanis
Editor:
Amri Mahbub
Selasa, 20 Februari 2018 10:15 WIB
0 komentar 
<https://tekno.tempo.co/read/1062277/membanggakan-ilmuwan-indonesia-bikin-solusi-listrik-pedalaman?TeknoUtama&campaign=TeknoUtama_Click_8#comments>
00011
•  Font:
•  Ukuran Font: 
-<https://tekno.tempo.co/read/1062277/membanggakan-ilmuwan-indonesia-bikin-solusi-listrik-pedalaman?TeknoUtama&campaign=TeknoUtama_Click_8#font-decrease>
 
+<https://tekno.tempo.co/read/1062277/membanggakan-ilmuwan-indonesia-bikin-solusi-listrik-pedalaman?TeknoUtama&campaign=TeknoUtama_Click_8#font-increase>
•
•
[Membanggakan, Ilmuwan Indonesia Bikin Solusi Listrik            
Pedalaman]<https://tekno.tempo.co/read/1062277/membanggakan-ilmuwan-indonesia-bikin-solusi-listrik-pedalaman?TeknoUtama&campaign=TeknoUtama_Click_8>

Chairul Hudaya, peneliti dari Teknik Elektro Universitas Indonesia, sedang 
berdiri di tengah ruangan yang listriknya dipasok dari tabung listrik (Talis). 
(Istimewa)

TEMPO.CO<http://TEMPO.CO>, Depok - 
Ilmuwan<https://tekno.tempo.co/read/1054457/ilmuwan-ini-ungkap-gambar-ufo-dan-alien>
 dari Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Chairul 
Hudaya dan Iwa Garniwa, menciptakan sebuah solusi untuk permasalahan listrik di 
daerah terisolasi dan tertinggal di Indonesia. Mereka menciptakan sebuah 
teknologi bernama Tabung Listrik (TaLis).

Chairul menjelaskan, TaLis adalah sebuah perangkat penyimpanan energi berbasis 
baterai lithium-ion tipe 18650 yang dirangkai dengan sebuah battery management 
system (BMS). TaLis dibuat memiliki kapasitas bervariasi, disesuaikan dengan 
kebutuhan beban.

"Jika dianalogikan, TaLis sama dengan sebuah power bank yang kapasitasnya cukup 
besar untuk menyuplai kebutuhan listrik rumah tangga maupun untuk alat-alat 
produksi," kata Chairul kepada Tempo, kemarin. Karena itu, dalam konsep TaLis, 
energi listrik bisa disimpan dalam sebuah media penyimpanan energi (baterai) 
untuk selanjutnya dipakai mengoperasikan peralatan elektronik.

"Dengan demikian, kebutuhan listrik tidak lagi bergantung pada sistem transmisi 
jarak jauh dari sumber pembangkit listrik raksasa," ujarnya.

Menurut Chairul, dengan bentuknya yang ringan dan portabel, TaLis dapat 
menyimpan 630 Wh energi listrik berbasis baterai lithium-ion serta mudah 
dipakai karena menggunakan sistem plug and play alias pasang dan pakai. Tidak 
hanya itu, Chairul melanjutkan, TaLis tidak memerlukan kWh meter dan jaringan 
distribusi listrik sehingga harganya murah.

"Semua ini merupakan keunggulan TaLis dalam menjadi sebuah media pengantar 
listrik di daerah-daerah yang terisolasi dan belum terdapat jaringan listrik," 
katanya.

Satu unit TaLis dapat menyuplai satu kebutuhan rumah di pedesaan. "Ini adalah 
sebuah bentuk inovasi bagi dunia listrik Indonesia yang masih sangat bergantung 
pada metode konvensional dalam melakukan distribusi listrik," kata dia.

Chairul menceritakan, awal mula dia membuat TaLis dilatarbelakangi oleh 
banyaknya rumah tangga dan desa yang belum mendapat aliran listrik di 
Indonesia. Hal ini terlihat dari rasio elektrifikasi yang rendah, seperti 
beberapa daerah di wilayah Maluku dan Papua.

Dari data Badan Pusat Statistik, ada lebih dari 2.500 desa tak berlistrik. 
Sedangkan, menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, tingkat 
rasio elektrifikasi pada 2014 ada di angka 84,35 persen, sementara pada 2015 
ada di angka 88,30 persen.

Pada 2017, rasio elektrifikasi mencapai 92,75 persen. Meski begitu, masih 
banyak daerah di Indonesia yang rasio elektrifikasinya jauh di bawah rata-rata 
nasional.

[https://cdn.tmpo.co/data/2018/01/29/id_680404/680404_720.jpg]Tabung listrik 
(Talis) karya peneliti teknik elektro Universitas Indonesia, Chairul Hudaya dan 
Iwa Garniwa. (Universitas Indonesia)

Hal ini sangat nyata di daerah-daerah terpencil dan jauh dari pusat 
pembangunan, seperti di daerah pegunungan serta pulau di Maluku dan Papua. 
Sebagai contoh, rasio elektrifikasi di Maluku sebesar 59,17 persen. Sedangkan 
pada Juni 2017, Papua baru mencapai angka 48,74 persen.

Selama ini, guna memenuhi pasokan listrik di Indonesia, pemerintah biasanya 
menggunakan pembangkit listrik dalam skala besar untuk kemudian dipasok ke 
masyarakat menggunakan kabel. Pembangunan pembangkit listrik baru serta tata 
kelengkapan listrik lainnya tentu bukan persoalan mudah. Banyak yang harus 
diselesaikan terkait dengan perizinan, pembebasan lahan, tata ruang, dan 
pendanaan. Itu yang kemudian menyebabkan biaya penyediaan listrik di Indonesia 
menjadi sangat mahal.

Chairul berharap TaLis dapat menjadi solusi penyediaan listrik di daerah yang 
masih belum berlistrik. Prototipe TaLis sudah terpasang di Sekolah Master 
Indonesia, Depok, sejak November 2017 hingga saat ini.

Simak kabar terbaru dari ilmuwan<https://www.tempo.co/tag/ilmuwan> Indonesia 
lainnya hanya di kanal Tekno 
Tempo..co<https://www.facebook.com/pg/tekno.tempo.co/posts/?ref=page_internal>.

________________________________







  • [GELORA45] ... 'Karma, I Nengah [PT. BI-POS]' ineng...@chevron.com [GELORA45]
    • [GELOR... jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
    • Re: [G... kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
    • [GELOR... 'Karma, I Nengah [PT. BI-POS]' ineng...@chevron.com [GELORA45]
      • Re... 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]
    • Re: [G... ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45]
      • Fw... Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]

Kirim email ke