Gatot Nurmantyo Jawab Soal Isu Kebangkitan PKIReporter:  Caesar AkbarEditor:  
Kodrat SetiawanSabtu, 3 Maret 2018 10:45 WIB 
Gatot Nurmantyo. TEMPO/Ilham Fikri

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo berdialog 
dengan para jamaah Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta Selatan. Salah satu yang 
dipertanyakan oleh jamaah yang hadir adalah mengenai kebenaran ihwal isu 
kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Atas pertanyaan itu, Gatot pun mewanti-wanti soal bahaya laten PKI. Kata dia, 
hidupnya partai berlogo palu arit itu terindikasi dengan beberapa pernyataan 
maupun sikap yang muncul di masyarakat. "PKI tetap hidup seperti setan, tak 
terlihat," kata Gatot di hadapan para jamaah Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta 
Selatan, Sabtu, 3 Maret 2018.

Baca juga: Ditanya Persiapan Pilpres, Gatot Nurmantyo: Nanti Saya Ditegur

Karena itu Gatot tergelitik dan akhirnya memutuskan mengadakan nonton bareng 
film soal G30S PKI beberapa waktu lalu.

Menurut Gatot, anak-anak yang tumbuh pasca-reformasi sudah tidak mendapatkan 
pelajaran soal pemberontakan G30S PKI. "Sarjana yang lulus tiga sampai empat 
tahun belakangan tidak tahu pelajaran itu," kata dia. Bahkan dia diceritakan 
bahwa anak dari salah satu stafnya yang masuk kuliah pun pernah menanyakan soal 
DN Aidit sang bos PKI.

"Makanya begitu di survei dia (anak muda) tidak percaya karena tidak tahu. Yang 
disurvei kebanyakan usia produktif, pemuda," kata dia.

Gatot meminta agar masyarakat tidak reaktif menanggapi isu-isu yang beredar.. 
Dia menganjurkan agar umat Islam tidak tersulut dan malah terbawa 
skenario-skenario yang tidak diinginkan.

"Jadi kita harus waspada, kalau ada perkembangan kan ada Babinsa, RT, atau RW, 
silakan. Karena orang akan merebut Indonesia dengan cara tangan bersih tanpa 
biaya, menumpangi apapun," kata Gatot. Sebaliknya, kalau umat muslim bersih, 
tidak mudah emosi maupun gampang marah, dia yakin oknum-oknum tak bertanggung 
jawab juga tak bisa apa-apa.

Berbeda dengan pendapat Gatot Nurmantyo, hasil survei Saiful Mujani Research 
and Consulting (SMRC) yang dirilis pada 28 September 2017 menunjukkan 86,8 
persen responden tidak percaya adanya isu kebangkitan PKI. Survei ini dilakukan 
menggunakan metode multistage random sampling, dengan jumlah 1057 responden. 
Survei tersebut juga menggunakan margin of errorkurang-lebih 3,1 persen dan 
tingkat kepercayaan 95 persen.

Direktur Program SMRC Sirojuddin Abbas mengatakan isu kebangkitan PKI tersebut 
sebetulnya direproduksi oleh elite politik untuk tujuan politik tertentu. 
Sirojuddin menambahkan, hasil survei yang dilakukan lembaganya juga menemukan 
adanya keterkaitan antara isu PKI yang muncul dan upaya dukungan kepada tokoh 
atau elite politik tertentu.

Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siroj menilai 
wajar isu komunisme selalu muncul tahun. Menurut dia, kemunculan isu komunisme 
tak terlepas dari situasi politik menjelang pemilihan umum. "Setiap tahun, isu 
PKI (Partai Komunis Indonesia) pasti ramai. Misal, Presiden Jokowi dituduh PKI. 
Tapi tahun ini ramai karena menjelang tahun politik 2019. Ada hubungan, dong, 
pasti," kata Said, pada September 2017.

Kirim email ke