PDIP Bakal Polisikan Kivlan Zen Soal 'Kader PKI'
Feri Agus, CNN Indonesia | Rabu, 07/03/2018 11:32 WIBBagikan :     PDIP bakal 
polisikan Kivlan Zen atas tudingan 'kader PKI'. (CNN Indonesia/M Andika 
Putra)Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 
akan melaporkan mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat 
(Kostrad) Mayjen (Purn) Kivlan Zen ke polisi terkait tudingan Partai Komunis 
Indonesia (PKI). 

Sebelumnya, kemarin, Kivlan mengatakan PDIP banyak menampung pihak-pihak yang 
berafiliasi dengan PKI. Kivlan bahkan menuding ada sejumlah kader PDIP yang 
diduga masih menjadi bagian dari PKI. 

"Nanti PDIP juga akan melaporkan dia (Kivlan Zen). Jadi harus berdasarkan fakta 
dan data. Aku yakin pasti akan ada langkah hukum, karena kita enggak mau dalam 
urusan caci maki," kata kader PDIP Eva Kusuma Sundari kepada CNNIndonesia.com, 
Rabu (7/3).



| 
Lihat juga:
 Kivlan Zen Tuding PDIP Banyak Menampung PKI |


Nama Eva menjadi salah satu kader partai berlambang banteng moncong putih itu 
yang disebut Kivlan sebagai bagian dari PKI. Selain Eva, pensiunan jenderal TNI 
AD bintang dua itu juga menyebut nama dua anggota DPR dari fraksi PDIP, Budiman 
Sudjatmiko dan Rieke Diah Pitaloka.

Eva membantah dirinya bagian dari partai berlambang palu arit yang telah 
dilarang sejak masa Orde Baru. Menurut anggota DPR dari Fraksi PDIP itu, 
dirinya baru lahir pada 1965 dari keluarga yang berlatarbelakang pegawai negeri 
sipil (PNS).

"Saya lahir tahun 1965, ibu bapak saya PNS, guru SMA zaman segitu. Saya jadi 
PNS 11 tahun, kok bisa (dikaitkan) PKI-PKI. Enggak mungkin banget, itu asal 
bunyi. Saya lulusan terbaik P4 tingkat nasional tahun '89, 17 terbaik," 
tuturnya. 

Eva menantang Kivlan untuk melaporkan dirinya maupun PDIP ke pihak berwajib 
bila memiliki bukti terkait hubungan dengan PKI. Dia meyakini Kivlan tak 
memiliki bukti sehingga cuap-cuap di media massa untuk mengadu domba. 

"Jadi kita menantang pak Kivlan silakan, dilaporkan. Silakan melaporkan saya, 
Eva Kusuma Sundari," kata dia. 

Eva melanjutkan bahwa, partai besutan Megawati Soekarnoputri itu bakal 
menyerahkan tindakan Kivlan tersebut ke penegak hukum seperti Ustaz Alfian 
Tanjung, yang juga menuding sebagian kader PDIP adalah PKI lewat media 
sosialnya.

PDIP, kata Eva, saat ini tengah fokus untuk pemenangan Pilkada serentak 2018 
dan Pemilu 2019. Menurutnya, manuver Kivlan kental dengan kepentingan politik. 
Dia menyebut tersangka kasus dugaan makar itu tengah melakukan kampanye hitam 
terhadap PDIP di tengah tahun politik. 

"Kita fokus di pemenangan, biar urusan pembuktian itu tidak di media tetapi di 
pengadilan. Pak Kivlan harus rasional dong, jangan mengadu domba, black 
campaign begitu," kata dia. 


| 
Lihat juga:
 Ingin Suasana Adem, Jokowi Minta Penyebar Hoax Digulung Habis |


Dihubungi secara terpisah, kader PDIP Rieke Diah Pitaloka membantah tudingan 
yang disampaikan Kivlan. Anggota DPR dari Fraksi PDIP itu mengatakan sangat 
tidak mungkin dirinya menjadi bagian dari PKI lantaran baru lahir pada 1974.

"Saya lahir tahun 1974. Saya enggak kenal Kivlan Zen. Mungkin Kivlan lebih tahu 
saya, daripada diri saya sendiri?" kata dia kepada CNNIndonesia.com.

Soal Kivlan yang telah menyebut namanya, Rieke pun mendoakan Kivlan agar diberi 
kesehatan lahir dan batin.

"Saya doakan atas nama almarhum kedua orang tua saya, Kivlan diberi kesehatan 
lahir dan batin, dimudahkan segala urusan, dijauhkan dari segala fitnah," kata 
Rieke.

Sebelumnya, kemarin, usai diskusi dengan tema 'Isu Kebangkitan PKI: Antara 
Realita atau Propaganda' di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Kivlan mengatakan 
menyebut ada sejumlah nama kader PDIP yang diduga terkait dengan PKI. Kivlan 
pun meminta mereka untuk mundur dari jabatannya di partai besutan Megawati 
Soekarnoputri tersebut.

"Sebaiknya PDIP itu menarik lah, orang-orang seperti Eva Kusuma Sundari, Rieke 
Dyah Pitaloka, Budiman Sudjatmiko, dia membuat buku itu, janganlah dimasukan 
jadi pimpinan lagi," tuturnya.

Atas dasar itu, Kivlan menilai, PDIP kerap dianggap dekat dengan komunis. 
Bahkan pada tahun 2015, lanjut Kivlan, PDIP mengirimkan sejumlah kadernya ke 
Partai Komunis China untuk belajar ilmu politik dan pengkaderan. (DAL/kid)

Kirim email ke