----- Pesan yang Diteruskan ----- Dari: 'K. Prawira' k.praw...@ymail.com 
[wahana-news] <wahana-n...@yahoogroups.com>Kepada: 
nasional-l...@yahoogroups.com <nasional-l...@yahoogroups.com>; 
perhimpunanpersaudar...@yahoogroups..com 
<perhimpunanpersaudar...@yahoogroups.com>; DISKUSI FORUM HLD 
<diskusifo...@googlegroups.com>; Gelora 45 <gelora45@yahoogroups.com>; Jaringan 
Kerja Indonesia <jaringan-kerja-indone...@googlegroups.com>; Ib Gerpindo 
<ib.gerpi...@gmail.com>; LISI <l...@yahoogroups.com>; Yahoo! Inc. 
<wahana-n...@yahoogroups.com>Cc: Md Kartaprawira 
<mdkartapraw...@gmail.com>Terkirim: Sabtu, 17 Maret 2018 14.20.26 GMT+1Judul: 
[wahana-news] Fw: MCA: dari Anti Ahok ke Isu Kebangkitan PKI
     

   
   - HOME 
   -  HUKUM

MCA: dari Anti Ahok ke Isu Kebangkitan PKI
Ilustrasi hoax. Getty Images/iStockphoto908 Shares      
   
   -    
Basuki Tjahaja Purnama

Reporter: Felix Nathaniel28 Februari, 2018dibaca normal 2:30 menit   
   - MCA diduga tidak terorganisir dan tidak dikomandoi oleh satu orang sebagai 
sentral pergerakan.
MCA mulai dikenal warganet saat hiruk pikuk Pilkada DKI 2017. Kelompok ini 
terkenal lantaran menjadi oposan dari petahana Gubernur Basuki Tjahaja 
Purnama-Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat.tirto.id - Direktorat Tindak 
Pidana Siber Bareskrim Polri menangkap 14 anggota grup WhatsApp The Family of 
MCA, Senin (26/2/2018) dan Selasa (27/2/2018). Penangkapan ke-14 orang ini 
diduga terkait dengan jaringan penyebar ujaran kebencian yang diduga beroperasi 
di wilayah siber.

Grup ini mengasosiasikan diri dengan MCA, istilah yang dikenal warganet sebagai 
akronim dari Muslim Cyber Army—. MCA mulai dikenal warganet saat hiruk pikuk 
Pilkada DKI 2017, kelompok ini terkenal lantaran menjadi oposan dari petahana 
Gubernur Basuki Tjahaja Purnama-Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat.

Peneliti dari Departemen Komunikasi dan Informasi Pengurus Besar Nahdlatul 
Ulama Savic Ali menyebutkan tiga hal yang khas dari kelompok MCA: anggotanya 
anonim, biasa menyebarkan informasi tidak benar, dan berusaha menjatuhkan 
kredibilitas Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

“Dulu belum ada nama. Mereka urusannya nyerang Ahok saja,” kata Savic saat 
dihubungi Tirto, Selasa (27/2/2018).

Temuan ini diperoleh Savic dari hasil studinya meneliti kemunculan situsweb dan 
grup komunitas Islam di dunia siber. Savic menduga kelompok ini tidak 
terorganisir dan tidak dikomandoi oleh satu orang sebagai sentral pergerakan. 
Meski begitu, ia menyakini banyak faksi dalam kelompok ini jika ditelusuri 
lebih lanjut.

Cara kerja kelompok ini, kata Savic, dengan menggunakan isu agama. Isu ini 
dipilih lantaran agama adalah cara tercepat agar mempengaruhi rakyat Indonesia. 
Kemudian, kata dia, mereka memakai sumber tidak jelas untuk membuat informasi 
yang keliru. Apapun yang mereka sampaikan adalah sesuatu untuk menjatuhkan 
pemerintah, meski isinya tidak benar.

“Semangatnya memusuhi pemerintah dan orang-orang yang mendukung pemerintah 
[sekarang],” ucap alumnus STF Driyarkara ini.

Baca juga: Di Sini Ada Muslim Cyber Army, di AS Ada Aktivis Anti-muslim
Dekat dengan Jonru
Setelah Ahok kalah dalam pilkada, Savic menyebut sasaran kelompok ini beralih 
ke pemerintahan Joko Widodo. Anggota grup ini belakangan diketahui memainkan 
isu kebangkitan PKI dalam insiden penyerangan ulama. Menurut Savic isu ini 
merugikan pemerintah.

“[Karena] Waktu Jokowi kampanye [dalam Pilpres 2014], dia di-black campaign 
oleh Jonru [Jon Riah Ukur Ginting] dan kawan-kawan sebagai PKI,” kata Savic.

Ihwal kedekatan Jonru dengan MCA terungkap dalam postingan Jonru di akun 
facebook-nya pada 29 Mei 2017. Jonru pernah mengunggah keterangan soal MCA yang 
ia sebut “Bukanlah suatu organisasi lembaga, komunitas, yayasan, parpol, 
perusahaan, ataupun organisasi masyarakat. Namun, siapapun yang menyuarakan 
dakwah membela kebenaran di media sosial adalah bagian MCA.”

Jonru diketahui merupakan orang yang acap mengkritik Presiden Joko Widodo. Pada 
3 April 2015, Jonru mengunggah tulisan berjudul “5 Alasan Jokowi Tidak Layak 
Jadi Presiden” di beranda Facebooknya.

Humas Persaudaraan Alumni 212, Novel Bamukmin menilai, MCA yang ditangkap polri 
bukanlah MCA yang terlibat dalam demonstrasi penentang Ahok saat Pilkada DKI 
2017. Menurut Novel, MCA yang menyebarkan hoax adalah MCA palsu.

“MCA sangat berakhlaq, kerjanya hanya melawan hoax rezim ini,” ucap Novel.

Baca juga: The Family of MCA Terkait Muslim Cyber Army?
Partisan Politik?
Dari riset yang dilakukan Savic selama tiga bulan dan melibatkan lebih dari 350 
ribu cuitan di twitter,—belum termasuk unggahan Facebook dan Instagram—, 
kebanyakan ujaran kebencian berasal dari partisan politik, sebagian lainnya 
terafiliasi atau mengklaim sebagai MCA.

Di Twitter, akun MCA memang cukup banyak. Tidak satu pun diketahui mana yang 
asli. Di Facebook, ada salah satu akun MCA yang memiliki anggota 1,1 akun..

Savic menyebut, riset yang dia lakukan masih belum tuntas. Ia tidak mau 
membeberkan simpatisan partai mana yang menjadi pendonor paling banyak soal 
ujaran kebencian.

“MCA ini bukan kelompok tunggal. Saya duga memang ada kelompok lain yang lebih 
lihai memainkan [mereka],” kata Savic.

Soal afiliasi politik anggota grup The Family of MCA, polisi belum mau 
berkomentar. Mereka beralasan akan menjelaskan secara lengkap dalam rilis 
penangkapan anggota grup yang akan dilaksanakan Rabu siang, (28/2/2018).

Karo Penmas Mabes Polri, Brigjen Mohammad Iqbal juga belum tahu afiliasi 
politik 14 tersangka ini dengan grup Facebook dan akun twitter MCA. Ia juga 
belum mau memberikan jawaban ketika ditanya soal peran masing-masing pelaku.

Terpisah, Kasubsit I Dirtipidsiber Bareskrim Polri Kombes Irwan Anwar 
mengatakan penangkapan terhadap 14 orang ini tidak ada hubungan dengan tahun 
politik. Menurut Irwan, penangkapan ini murni dilakukan lantaran pelaku kerap 
menyebar konten berisi ujaran kebencian.

“Mereka ‘kan ditangkap karena ramai menyebarkan hoaks penyebaran ulama itu,” 
terangnya.

Sementara Novel merasa penangkapan ini menunjukkan rezim Jokowi sedang 
membungkam oposisi politiknya. Ia juga menyayangkan sikap kepolisian yang 
dinilainya sudah tidak netral.

“Polisi sudah tidak netral dan sudah secara tidak langsung berpolitik karena 
menjadi kepanjangan tangan penguasa saat ini dengan membabi buta menangkapi 
orang yang justru memberantas PKI,” tegas Novel.

Baca juga: Polisi Bekuk Pentolan Grup MCA yang Diduga Kerap Sebar Hoaks

Baca juga artikel terkait KASUS UJARAN KEBENCIAN atau tulisan menarik lainnya 
Felix Nathaniel (tirto.id - fel/tii)SUMBER: MCA: dari Anti Ahok ke Isu 
Kebangkitan PKI

| 
| 
| 
|  |  |

 |

 |
| 
|  | 
MCA: dari Anti Ahok ke Isu Kebangkitan PKI

Felix Nathaniel

MCA dikenal warganet saat hiruk pikuk Pilkada DKI 2017. Kelompok ini terkenal 
menjadi oposan dari petahana Basuk...
 |

 |

 |





    
  • [GELORA45] Fw: MCA: dar... 'K. Prawira' k.praw...@ymail.com [GELORA45]
    • [GELORA45] Fw: [waha... Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]

Kirim email ke