Ini memang benar, tak mungkin ada Jong Papua pada saat itu karena saat itu 
masih bernama Irian Jaya
Kata Papua ada saat pemerintahan Gus Dur.
Kalau ada kata papua saat itu bilang adi bing selamet sewaktu kecil pojok saja.

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com]
Sent: Thursday, April 05, 2018 9:20 AM
To: GELORA45@yahoogroups.com
Subject: [**EXTERNAL**] [GELORA45] Dimana Orang Papua Pada Sumpah Pemuda 1928 ?



Mereka BERSUMPAH. dengan mengangkat 3 Simbol Persatuan. Satu Bangsa, Bangsa 
Indonesia,Satu Tanah Air, Tanah air Indonesia, dan satu bahasa Bahasa 
Indonesia. Mereka menamakan diri Jong Ambon,Jong Batak, Jong Jawa, Jong 
Sumatera, Jong Sulawesi, Jong Manado, Jong Islamische Bond, Jong Bali dan Jong 
Jong lainnya. Dalam semua dokumen, termasuk pelajaran kewarga negaraan atau 
Civics tempo dulu, ketika saya pertama kali diberi pelajaran Civics di PMS 
Manokwari sampai ke SMA Biak, tidak disebutkan bahwa ada sejumlah Pemuda yang 
diutus dari Papua ke Palembang dan mewakili Pemuda dari Papua. Tidak ada Jong 
Papua.



Dimana Orang Papua Pada Sumpah Pemuda 1928 
?<http://www.dw.com/id/dimana-orang-papua-pada-sumpah-pemuda-1928/a-18812395>

Siapa yang mewakili Pemuda Papua dalam Sumpah Pemuda 28 Okober 1928? Ini 
pertanyaan yang diajukan dosen teologi asal Papua: Phil Karel Erari di status 
Facebooknya. Anda bisa menjawabnya?
[Karte West Papua 
Englisch]<http://www.dw.com/id/dimana-orang-papua-pada-sumpah-pemuda-1928/a-18812395>

Memperingati hari Sumpah Pemuda, dosen di Sekolah Tinggi teologi Jakarta (STTJ) 
Phil Karel Erari melempar pertanyaan menarik: apakah pemuda Papua tahun 1928 
menjadi bagian gerakan satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa? Apakah 
Papua menjadi bagian dari gerakan kebangkitan Nasional di Indonesia? Lalu apa 
yang sudah dilakukan pemerintah pusat di Jakarta, agar warga Papua bisa merasa 
menjadi bagian dari Indonesia Raya? Benarkah negara Indonesia telah gagal 
"meng-Indonesiakan" orang Papua dan"memenangkan hati dan pikiran" mereka 
sebagai warga negara?

Karena tulisan yang bernada menggugat ini kami rasa penting, berikut kami kutip 
secara lengkap tulisan Phil Karel Erari di status Facebooknya.
[West Papua Indonesische 
Soldaten]<http://www.dw.com/id/dimana-orang-papua-pada-sumpah-pemuda-1928/a-18812395>

Tentara Indonesia di Papua

Pertanyaan diatas saya tujukan kepada sdr.Toni Wanggai, sebagaimana dirilis 
oleh Media lokal Papua, Cendrawasih pos 27 Oktober 2015, bahwa sejumlah Pemuda 
Papua hadir mewakili Papua dalam pertemuan raya Pemuda Nusantara di Palembang, 
28 Oktober 1928.

Dalam berbagai dokumen dari sejarah perjuangan Kemerdekaan Indonesia, Sumpah 
Pemuda, 28 Oktober 1928, dicatat sebagai salah satu tonggak sejarah perjuangan, 
dimana Pemuda sangat memgambil peran menentukan. Kita patut mengangkat topi 
kepada pemuda pemuda dari Sumatera, Borneo, Celebes, Ambon, Manado, Jawa, juga 
Pemuda Islam, yang berani dan heroik tampil pada zamannya menetukan sikap 
politik terhadap penjajahan Belanda.

Mereka BERSUMPAH. dengan mengangkat 3 Simbol Persatuan. Satu Bangsa, Bangsa 
Indonesia,Satu Tanah Air, Tanah air Indonesia, dan satu bahasa Bahasa 
Indonesia. Mereka menamakan diri Jong Ambon,Jong Batak, Jong Jawa, Jong 
Sumatera, Jong Sulawesi, Jong Manado, Jong Islamische Bond, Jong Bali dan Jong 
Jong lainnya. Dalam semua dokumen, termasuk pelajaran kewarga negaraan atau 
Civics tempo dulu, ketika saya pertama kali diberi pelajaran Civics di PMS 
Manokwari sampai ke SMA Biak, tidak disebutkan bahwa ada sejumlah Pemuda yang 
diutus dari Papua ke Palembang dan mewakili Pemuda dari Papua. Tidak ada Jong 
Papua.
[Thomas Dandois und Valentine Bourrat Journalisten in Indonesien 
festgenommen]<http://www.dw.com/id/dimana-orang-papua-pada-sumpah-pemuda-1928/a-18812395>

Jurnalis Perancis Valentine Bourrat dan Thomas Dandois yang sempat ditahan dan 
dideportasi karena meliput di Papua

Data yang dikemukakan oleh Toni Wanggai yang menyebut beberapa nama, perlu 
dibuktikan dan diverifikasi kebenarannya. Karena pada tahun 1928 , Papua baru 
berada pada tahapan pendidikan peradaban yang ketika itu dimulai di Mansinam, 
oleh Pdt J van Hasselt, yang dilanjutkan oleh Pdt I.S Kijne pada tahun 1925 di 
Miei. Anak anak muda Papua, belum banyak yang bersekolah.Karenanya wawasan dan 
kesadaran berpolitk seperti Pemuda Batak, pemuda Ambon, Pemuda Jawa dan Pemuda 
Islam, belum ada di Papua.

Bilamana ada nama nama Papua disebut, mereka mungkin termasuk gelombang pejuang 
Merah Putih, asal Serui yang pada era 1945-an sampai 1959 melarikan diri lewat 
Sorong, dan Raja Ampat menuju Ambon, dan kemudian ke Jawa. Kita perlu menyebut 
peran penting dari Dr. Sam Ratulangi dan Dr. Gerungan yang berhasil 
"mengIndonesiakan" tokoh pejuang seperti Silas Papare. Juga sejumlah tokoh 
Gerakan Merah Putih yang berasal dari Serui, termasuk orang tuanya Dr.Felix 
Wanggai.

Pertanyaan dasar saya ialah: Mengapa baru pada tahun Kemerdekaan Indonesia yang 
ke 70 ini, dirilis dalam sebuah media lokal Cendrawasih Pos, 27 Oktober 2015, 
bahwa Pemuda Papua ikut dalam Sumpah Pemuda di tahun 1928?
[Bergbau in 
Indonesien]<http://www.dw.com/id/dimana-orang-papua-pada-sumpah-pemuda-1928/a-18812395>

Eksploitasi kekayaan Bumi Papua, hasilnya dinikmati oleh Jakarta

Kita tidak boleh melakukan pembohongan dan memanipulasi sejarah. Pembohongan 
sejarah harus dipertanggung jawabkan secara moral dan etik.

Sebagai pertanyaan kedua, yang perlu dijawab oleh sdr. Toni dan kita semua 
ialah, apakah makna Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang melahirkan Nasionalisme 
Indonesia dihayati oleh Pemuda Papua hari ini?

Dalam buku Freddy Numberi dengan judul 'Quo Vadis Papua', terdapat dua gugatan 
dan satu fakta. Gugatan pertama: Negara gagal meng-Indonesiakan orang Papua. 
Gugatan kedua: Negara gagal memenangkan hati dan pikiran orang Papua. Karena 
itu terdapat fakta dan fenomena : Rakyat Papua tidak lagi percaya kepada 
Pemerintah Indonesia.



  • [GELORA45] ... jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
    • [GELOR... 'Karma, I Nengah [PT. BI-POS]' ineng...@chevron.com [GELORA45]
      • [G... jonathango...@yahoo.com [GELORA45]

Kirim email ke