Biasanya untuk percobaan pada obat serta makanan dilakukan melalui tikus putih untuk mengindari resiko pada manusia. Jika percobaan langsung pada manusia tentu salah besar apalagi zat yang dipakai nyoba langsung masuk tubuh/otak tentunya yang orang dicoba akan dirugikan
From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Tuesday, April 10, 2018 9:46 AM To: GELORA45@yahoogroups.com; ajeg <ajegil...@yahoo.com> Subject: [**EXTERNAL**] Re: Masa bodoh urusan akademik, kita ingin sembuh Re: [GELORA45] IDI pecat dr. Terawan Agus Kali ini setuju Hendro, memang itu yang diinginkan masyarakat: sembuh! BENAR, yang dikehendaki masyarakat: SEMBUH! Pengobatan barat selama ini jelas lebih banyak menguntungkan pengusaha OBAT saja, kenyataan TIDAK MENYEMBUHKAN penyakit! Coba saja perhatikan orang yang kena darah-tinggi, jadi seumur hidup harus nelenin obat turunkan tekanan-darah! Belasan tahun bahkan puluhan tahun nenelin obat itu juga TIDAK SEMBUH! Bahkan sebaliknya tidak sedikit berakhir dengan kena stroke dan mati juga! Begitu juga yang kena gula-tinggi, kolestrol-tinggi, prostat, ... pasien harus nelenin obat bahkan tidak bisa lepas dari obat kalau hendak dikatakan masih sehat. Orang jadi HIDUP tergantung dari obat dan itu secara tidak langsung hanya memperkaya pengusaha obat saja! Masalah pengobatan alternatif tentu saja perlu dan HARUS dikembangkan sebaik-baiknya! Yang jadi masalah, jangan sampai terjadi ditunggangi sementara dr. nakal utk kepentingan pribadinya saja, dan pasien-pasiennya hanya dijadikan kelinci percobaan secara tidak bertanggungjawab! Oleh karena itu TETAP dibutuhkan pengontrolah KETAT, ... ada badan atau dewa kedokteran yang mengawasi dan memberikan KEPUTUSAN berwenang. TIDAK bisa dibiarkan dan MASA BODOH urusan akademis! Kasus dr. Terawan perlou didiskusikan secara ilmiah, meneliti lebih lanjut sampai dimana KEBENARAN terapi cuci-otak yg telah dilakukan cukup lama dan buaaanyak pasien! Ada dan mungkin banyak yang berhasil, termasuk Dahlan Iskan saat menjabat Menteri BUMN, dan kenyataan juga ada yang GAGAL, pasien menjadi LUMPUH, menjadi manusia-tumbuhtumbuhan sampai sekarang! Semua data itu tentunya sangat BERHARGA untuk diteliti lebih lanjut secara akademis, untuk membuat keputusan terapi cuci-otak itu bisa atau tidak dilanjutkan atau lebih dahulu harus disempurnakan untuk menhendirasi kegagalan yang terjadi! Salam, ChanCT From: ajeg ajegil...@yahoo.com<mailto:ajegil...@yahoo.com> [GELORA45] Sent: Tuesday, April 10, 2018 12:31 AM To: GELORA45@yahoogroups.com<mailto:GELORA45@yahoogroups.com> Subject: Masa bodoh urusan akademik, kita ingin sembuh Re: [GELORA45] IDI pecat dr. Terawan Agus ‘Masa bodoh urusan akademik, kita ingin sembuh’<https://www.merdeka..com/peristiwa/masa-bodoh-urusan-akademik-kita-ingin-sembuh.html> "Kami akan kumpul untuk bergerak membela dia kalau sampai dia dicabut izin praktiknya." (Hendropriyono) Kali ini setuju Hendro, memang itu yang diinginkan masyarakat: sembuh. Karena dunia kedokteran (dan farmasi) kapitalis sering lebih mengutamakan dalih dan persyaratan, terutama 'mampu bayar', dibanding menyembuhkan maka banyak orang yang pilih ke penyembuhan alternatif.. Jadi, kalau betul dr. Terawan dipecat, sebaiknya gerakan Hendro cs adalah bersedia memfasilitasi beliau dr Terawan dkk untuk berpraktek pengobatan alternatif bagi Rakyat. Sudah saatnya Indonesia bangkit kembali sebagai gerakan penentang kolonialisme-imperialisme, termasuk kapitalisme di bidang kedokteran dan farmasi. Bangkit, to build the world a new (Soekarno). On Tuesday, April 3, 2018 8:54 PM ajeg wrote: Begini Metode Cuci Otak Dokter Terawan<https://www.viva.co.id/gaya-hidup/kesehatan-intim/1022544-begini-metode-cuci-otak-dokter-terawan-yang-jadi-kontroversi> Metode ini sebenarnya merupakan metode radiologi intervensi dengan memodifikasi DSA (Digital Substraction Angiogram). Tekniknya dilakukan dengan memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah melalui pangkal paha. Pemecatan Dokter Terawan, Para Politikus Bereaksi SELASA, 03 APR 2018 16:25 EDITOR : NURUL ADRIYANA SALBIAH JawaPos.com – Dunia medis dihebohkan oleh pemecatan yang dialami Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rads, dokter militer sekaligus Direktur Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto. Metodenya berupa ‘cuci otak’ pasien stroke sudah dikenal dunia sebagai terobosan. Namun metode tersebut dinilai kontroversial. Alhasil, warganet yang merasa pasien dan pernah berobat kepada dokter Terawan pun ikut berkomentar di media sosial. Tak hanya warga biasa, bahkan sejumlah pejabat ikut berkomentar dan pernah merasakan manfaat pengobatan tersebut. Salah satunya politikus senior Partai Golkar Aburizal Bakrie atau akrab disapa Ical. Ical juga menjelaskan tak hanya dirinya, tetapi temannya yang lain yang juga negarawan seperti Tri Sutrisno juga merasakan manfaat yang sama. “Saya sendiri termasuk yang merasakan manfaatnya, juga Pak Tri Sutrisno, SBY, AM Hendropriyono, dan banyak tokoh/pejabat, juga masyarakat luas. Mudah menemukan testimoni orang yang tertolong oleh dr Terawan. #SaveDokterTerawan,” tulis Ical di akun Twitter-nya, Selasa (3/4). Selain Ical, ada juga politisi Partai Golkar lainnya yang merupakan putra Agung Laksono, Dave Laksono. “Dr. Terawan telah berhasil menyelamatkan ribuan nyawa manusia, termasuk sejumlah keluarga saya. Kenapa IDI hanya memberi sanksi tanpa solusi! #SaveDokterTerawan,” ujar Dave. Tokoh lainnya, Mahfud MD juga menyatakan komentarnya terkait pemecatan dokter Terawan. Menurut Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu, metoda pengobatan dokter Terawan sudah memberi manfaat bagi orang banyak. Dia berharap kasus ini selesai dengan baik. “Saya bukan dokter. Mungkin saja pemecatan dokter Terawan oleh IDI benar. Tetapi saya dan isteri pernah berobat kepada dr. Terawan dan hasilnya terasa baik. Mudah-mudahan semua berakhir baik,” tutup Mahfud. (ika/JPC)