KPAI dampingi keluarga anak tewas di Monas

 Kamis, 3 Mei 2018 10:39 WIB
[image: KPAI dampingi keluarga anak tewas di Monas]

Sejumlah warga mengantre mengambil sembako gratis saat acara Untukmu
Indonesia di kawasan Monas, Jakarta, Sabtu (28/4/2018). Acara Untukmu
Indonesia diisi dengan pembagian sembako gratis, sunatan gratis serta
pertunjukan seni budaya. (ANTARA/Hafidz Mubarak A)
Jakarta (ANTARA News) - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia Sitti
Hikmawatty mengatakan KPAI mendampingi keluarga korban anak yang meninggal
dalam acara pembagian sembako di Monumen Nasional, Jakarta, pekan lalu.

Insiden meninggalnya bocah berinisial AR dan MJ itu diduga karena
terinjak-injak oleh massa yang membanjiri kegiatan pembagian sembako.

"Setelah kami lakukan peninjauan ke lokasi, kuasa hukum keluarga korban
meminta pendampingan KPAI," kata Hikmah saat dihubungi dari Jakarta, Kamis.

Dia mengatakan kuasa hukum keluarga korban awalnya bekerja sendiri tapi
ketika KPAI mendatangi kemudian komisi negara untuk anak diminta turut
membantu advokasi keluarga korban.

*Baca juga: Polisi selidiki dua remaja tewas pada sembako Monas
<https://www.antaranews.com/berita/706238/polisi-selidiki-dua-remaja-tewas-pada-sembako-monas>*

Atas permintaan itu, dia mengatakan KPAI siap mengawal kasus tersebut.

"Kami kawal untuk menghindari hal yang tidak diinginkan terjadi," kata dia.

KPAI akan memanggil panitia penyelenggara pembagian sembako di Monas itu
pada Jumat (4/5) guna meminta klarifikasi atas insiden yang merenggut nyawa
dua bocah tersebut.

Dari pengakuan ibu korban AR, kata dia, dalam insiden meninggal anaknya itu
panitia pembagian sembako tidak siap menyelenggarakan acara yang dihadiri
massa yang besar.

Salah satu tolok ukurnya, kata dia, fasilitas kesehatan dan keamanan tidak
seimbang dengan jumlah massa yang datang.

*Baca juga: Polisi bentuk tim usut kematian anak saat Pesta Rakyat di Monas
<https://www.antaranews.com/berita/706460/polisi-bentuk-tim-usut-kematian-anak-saat-pesta-rakyat-di-monas>*

"Seusai AR terinjak dan butuh pertolongan, AR dibawa ke tenda media untuk
mendapat pertolongan tetapi pos kesehatan kosong dan tidak ada tenaga
medis," kata dia.

Hikmah mengatakan ibu dari AR juga sulit membedakan peserta dan panitia
karena tidak ada atribut yang jelas, terlebih rasio jumlah panitia tampak
tidak sebanding dengan peserta.

"Organisasi dari panitia tergolong riskan. Seharusnya bisa diperkirakan
berapa jumlah panitia yang diperlukan untuk jumlah massa tertentu. Apalagi
kupon pembagian sembako juga sudah diperhitungkan dan disebar," katanya.

Ibu AR masih terpukul dengan kejadian meninggalnya sang buah hati dan
beberapa kali pingsan serta tidak mau makan.

Begitu juga dengan keluarga MJ yang masih terguncang dengan insiden itu.

*Baca juga: Mensos: Pembagian sembako harus dilakukan secara tertib
<https://www.antaranews.com/berita/706548/mensos-pembagian-sembako-harus-dilakukan-secara-tertib>*


Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Fitri Supratiwi

Kirim email ke