-    
   -    
   -    
   -    
  
 
    
   -    
      
Strategi Jitu Mahfud, Semprot PKS, Isu pun Hilang
    
   - Habib Pojur 
   - Politik 
   - 10 hours ago 
   - 4 min read 
   -  11.4k
 trending        
Entah bagaiamana perasaan kader-kader PKS mendengar pernyataan-pernyataan 
menohok Mahfud MD. Mulai dari PKS melahirkan 2 koruptor besar, DPR mendapat 
uang yang jauh lebih banyak dari dirinya, sampai yang terakhir adalah strategi 
menyemprot sarang nyamuk.

Belakangan ini sempat viral isu soal pendapatan BPIP, dimana Mahfud merupakan 
salah satu anggotanya, yang perbulannya mencapai 100 juta rupiah. meskipun 
setelah ditelaah sebenarnya gaji bulanannya adalah 5 juta, sisanya Adalah 
tunjangan, asuransi dan operasional, namun publik sudah terlanjur terprovokasi.
    
Sasaran utamanya jelas Megawati, Presiden Indonesia ke-5 itu selama ini 
terkenal jarang membalas atau berkomentar tentang isu yang menimpa dirinya. Mau 
difitnah macam-macam, dihujat ataupun dicaci, beliau selalu senyum. Saya ingat 
betul dulu saat zaman mertuanya Prabowo, rezim orba, kantor PDI Perjuangan 
diserang orang tak dikenal. Lalu apa respon Megawati? Esok harinya beliau 
keluar membeli bunga, seolah tak terjadi apa-apa. Tanpa komentar, tanpa 
kemarahan.

Namun naasnya, soal isu gaji BPIP yang dimainkan oleh kubu oposisi ini juga 
menyasar Mahfud. Sementara Mahfud jelas bukan orang yang bisa diam dan bersabar 
seperti Megawati. Beliau adalah tipe petarung seperti Rambo yang selalu siap 
turun ke lapangan meski sendirian.

Maka saat pendapatan atau hak keuangan anggota BPIP senilai 100 juta dimainkan 
dan diputar balikkan, Mahfud pun turun tangan. Dengan santainya beliau bilang:

“Oleh sebab itu, BPIP yang lainnya nggak usah bicara. Saya bilang, saya yang 
hadapi. Saya ini tahu lapangan. Caranya ini kalau membunuh nyamuk satu-satu 
nggak selesai-selesai. (Caranya) itu sarangnya ada disemprot dengan pestisida, 
itu kan berhenti sekarang. Pindah malahan," ucap Mahfud.

Memang apa yang diucapkan Mahfud ini terbukti benar. Sekarang isu atau 
nyinyiran pendapatan BPIP hilang begitu saja. 

Masalahnya adalah, strategi semprot sarang nyamuk ini bukan sekedar sebuah 
pembuktian bahwa apa yang dilakukan Mahfud bisa ditiru oleh orang lain. Tapi 
sekaligus menjadi sebuah pengetahuan tak terbantahkan bahwa sarang nyamuk yang 
dimaksud Mahfud, yang kerap berisik dan nguang-nguang itu adalah PKS. 
 
Sehingga ke depan kalau ada isu atau nyinyiran tidak produktif, tidak 
berkualitas dan bersifat propaganda naif, maka cara memadamkannya adalah dengan 
menyerang PKS. Selesai. Ya buktinya sekarang, soal pendapatan BPIP sudah tidak 
dimainkan lagi oleh mereka.

Ternyata masalah terbesar bangsa ini di era media sosial adalah PKS. Kalau 
begini, supaya negara kita menjadi lebih berkualitas dan produktif, ruang opini 
dan informasi kita lebih segar dan positif, lebih baik bubarkan saja PKS. Ya 
kan sarang nyamuk? Untuk apa dipelihara? 
    
Bagaimana caranya? Jangan pilih PKS. Jangan pilih calon anggota DPR, DPRD dari 
PKS. Jangan pilih Gubernur, Walikota ataupun Bupati yang diusung PKS. Karena 
kalau tidak, nasibnya akan sama seperti Jabar dan Sumut. Tidak ada kemajuan, 
tidak ada perkembangan, yang ada hanyalah cerita-cerita syahdu seolah 
Gubernurnya paling suci dan mulia. Didukung oleh baliho dan spanduk setiap 10 
meter di kota-kota padat penduduk.

Sudah cukup PKS main-main dan jadi nyamuk. Marilah kita sudahi dengan 
membubarkan partai ini secara konstitusional. Tak perlu perpres, tak perlu 
pembubaran Mendagri. Cukup tidak kita pilih saja, maka secara otomatis PKS akan 
menyusul PBB. 

Kita rindu diskusi atau perdebatan yang produktif dan bermanfaat untuk kemajuan 
bangsa ini. Minimal, informasi yang akurat untuk masyarakat Indonesia. Kalau 
yang dimainkan dan dibesar-besarkan hanyalah sebuah pelintiran untuk membuat 
orang emosi, apa gunanya untuk negeri ini?

Permainan isu lewat sosial media, yang membodoh-bodohi masyarakat dengan info 
terpotong-potong, hanya akan menghasilkan emosi. Ujung-ujungnya menghambat 
kerja pemerintah. Beruntung Jokowi dikelilingi oleh orang-orang yang tahan 
banting. Tidak mudah terpengaruh dan fokus bekerja.

Tapi bagaimana kalau masih ada pejabat yang mentalnya seperti zaman SBY dulu? 
Diserang dikit langsung mundur. Jadi tidak melakukan apa-apa. Tidak ada 
perubahan, perkembangan atau apapun yang sekiranya bermanfaat untuk masyarakat.

Meski begitu, sebelum 2019, sepertinya Mahfud MD perlu lebih rajin menangkal 
isu yang dimainkan oleh PKS. Ini bukan soal Jokowi, bukan soal pemerintah, 
bukan soal tujuan dua periode, tapi ini tentang Indonesia yang lebih baik..

Akhirul kalam, Salam surga dari cucu Nabi.

SUMBER:  Special Word, Opini Indonesia - SEWORD


| 
| 
| 
|  |  |

 |

 |
| 
|  | 
Special Word, Opini Indonesia - SEWORD

Special Word, Opini Indonesia - SEWORD
 |

 |

 |






|  | Virus-free. www.avg.com  |

Reply via email to