Imigrasi: seratus warga Tiongkok bekerja di Nabire
Senin, 11 Juni 2018 08:58 WIB
Imigrasi: seratus warga Tiongkok bekerja di Nabire
Arsip - Pria asal Tiongkok ditahan sementara di Ruang Detensi Kantor
Imigrasi Palu, Sulawesi Tengah. Kantor Imigrasi Palu menahan dia karena
tidak dapat menunjukkkan dokumen imigrasi yang sah saat penggerebekan di
sejumlah perusahaan tambang emas ilegal di Palu. (ANTARA /Basri Marzuki)
Timika (ANTARA News) - Jajaran Kantor Imigrasi Kelas II Tembagapura,
Timika, Papua mensinyalir terdapat seratusan warga negara Tiongkok kini
bekerja pada perusahaan-perusahaan tambang emas rakyat di wilayah
Kabupaten Nabire tanpa melapor secara resmi kepada instansi terkait.
Kepala Kantor Imigrasi Tembagapura Jesaja Samuel Enock di Timika, Senin,
mengatakan dugaan adanya seratusan WN Tiongkok bekerja ilegal di
perusahaan tambang emas rakyat di Kabupaten Nabire itu diketahui
berdasarkan laporan dari masyarakat, terutama dewan adat setempat.
"Bukan puluhan orang saja, bisa sampai ratusan orang. Ini sudah
berlangsung lama tanpa ada pengawasan," kata Samuel.
Samuel Enock sendiri memimpin tim pengawasan orang asing Kantor Imigrasi
Tembagapura yang terdiri atas lima personel mendatangi langsung empat
lokasi tambang emas rakyat di Kabupaten Nabire sejak Jumat (8/6) dan
menemukan sejumlah WN Tiongkok bekerja di lokasi itu.
Empat lokasi tambang emas rakyat di Kabupaten Nabire tersebut terletak
di Kilometer 70, Kilometer 52, Kilometer 38 dan Kilometer 30 ruas Jalan
Trans Nabire-Enarotali Paniai. Lokasi itu berada dalam kawasan hutan
rimba Papua di wilayah Kabupaten Nabire, perbatasan antara Lagari dengan
lokasi air terjun.
"Kami harus jalan masuk lagi sekitar 30 meter ke arah gunung. Kami
mendapat laporan dari masyarakat bahwa terdapat lebih dari 10 lokasi
tambang emas rakyat di Nabire yang juga mempekerjakan WN Tiongkok.
Sampai sekarang kami baru bisa jangkau empat lokasi tambang emas
rakyat," ujarnya.
Sebanyak 13 dari seratusan WN Tiongkok tersebut telah dibawa ke Timika
dari Nabire dengan penerbangan Garuda Indonesia pada Minggu (10/6)
siang. Rencananya delapan orang rekan mereka akan menyusul diterbangkan
ke Timika pada Rabu (13/6).
Samuel mengatakan banyak di antara WN Tiongkok yang bekerja pada empat
lokasi tambang emas rakyat di Kabupaten Nabire itu kabur ke hutan-hutan
saat tim penertiban orang asing Kantor Imigrasi Tembagapura mendatangi
lokasi kerja mereka pada Jumat (8/6) dan Minggu (9/6).
"Ada banyak yang lari ke hutan. Kami minta pihak sponsor mereka untuk
segera mendatangkan mereka. Operasi penertiban yang kami lakukan memang
sifatnya rahasia, kami tidak menggunakan bantuan dari pihak yang lain
takut hal ini bocor. Saya hanya bersama lima orang staf," jelas Samuel.
Adapun 13 WN Tiongkok yang telah dievakuasi ke Timika kini menjalani
penahanan sementara di ruang detensi Imigrasi Tembagapura guna menunggu
pemeriksaan lebih lanjut lantaran masih menunggu pengiriman dokumen
keimigrasian mereka oleh pihak penjamin.
Saat pemeriksaan awal di lokasi tambang emas rakyat di Nabire, para
pekerja asal Tiongkok tersebut tidak bisa menunjukkan dokumen
keimigrasian kepada petugas. Mereka diduga kuat melanggar Pasal 71 jo
Pasal 116 jo Pasal 112 UU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.
Saat dilakukan penertiban, sejumlah WN Tiongkok tersebut sempat
melakukan perlawanan atau tidak mau dibawa oleh petugas.
"Mungkin mereka merasa dibackingi. Mereka memaksa kami untuk membawa ke
Kantor Polsek terdekat, namun kami tetap berpendirian tegas bahwa mereka
melanggar pidana keimigrasian, bukan pidana umum," jelas Samuel.
Ia menambahkan, masyarakat terutama dewan adat Nabire sangat membantu
pengungkapan adanya seratusan WN Tiongkok yang diduga menjadi pekerja
ilegal pada tambang-tambang emas rakyat di wilayah Papua itu.
"Masyarakat merasa tidak puas dan dibohongi oleh perusahaan-perusahaan
tempat WN Tiongkok itu bekerja karena yang membawa alat berat dan
melakukan proses produksi semuanya pekerja dari Tiongkok. Tidak ada
tenaga kerja lokal yang terlibat dalam proses produksi, bahkan dilarang
untuk diikutsertakan. Makanya masyarakat tidak pernah tahu berapa hasil
produksi tambang-tambang itu," jelas Samuel.
Pewarta:Evarianus Supar
Editor: Fitri Supratiwi
---
此電子郵件已由 AVG 檢查病毒。
http://www.avg.com