Presiden Bank Dunia Puji Indonesia dalam Mengatasi Stunting
Reporter:
Antara
Editor:
Elik Susanto
Jumat, 6 Juli 2018 08:20 WIB
Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim (kanan) ketika berkunjung ke Desa
Dakung, Kecamatan Praya Tengah, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat,
Kamis, 5 Juli 2018. Kim melihat bagaimana Pemerintah Indonesia mengatasi
masalah stunting akibat kurangnya gizi. Foto: Istimewa
<https://statik.tempo.co/data/2018/07/06/id_716971/716971_720.jpg>
Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim (kanan) ketika berkunjung ke Desa
Dakung, Kecamatan Praya Tengah, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat,
Kamis, 5 Juli 2018. Kim melihat bagaimana Pemerintah Indonesia mengatasi
masalah stunting akibat kurangnya gizi. Foto: Istimewa
*TEMPO.CO*,*Lombok Tengah*- PresidenBank Dunia
<https://www.tempo.co/tag/bank-dunia>Jim Yong Kim mengagumi upaya
pemerintah Indonesia dalam menangani kekerdilan pada anak atau stunting.
Bentuk kekaguman Kim, masalah ini ditangani secara serius melalui kerja
sama Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan para menteri kabinetnya.
"Saya hadir dalam rapat tentang kekerdilan anak dengan Wapres Kalla.
Dari 189 negara anggota yang telah saya datangi, belum pernah saya
menemukan kerja sama begitu luar biasa dengan Wapres Kalla dan banyak
menteri untuk mengatasi kekerdilan anak ini," kata Presiden Kim dalam
acara Rembug Desa tentang Pencegahan Anak Kerdil di Desa Dakung,
Kecamatan Praya Tengah, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Kamis, 5
Juli 2018.
Baca:Bank Dunia Beri Pinjaman Indonesia US$ 400 Juta untuk Atasi
Stunting
<https://bisnis.tempo.co/read/1103681/bank-dunia-beri-pinjaman-ri-usd-400-juta-untuk-atasi-stunting>
Kim menilai kerja sama dalam mengatasi stunting pada anak sudah tepat,
yakni dengan mengajak seluruh menteri yang membidangi persoalan itu.
"Cara Anda (Indonesia) mengatasi masalah ini sangat tepat. Kekerdilan
ini bukan masalah kesehatan, sanitasi, atau transfer dana semata, tapi
ini masalah semua. Hanya dengan bekerja bersama Anda akan menemukan
keberhasilan dan menjamin masa depan bangsa Indonesia," ujar Kim.
Kim menegaskan, Bank Dunia siap membantu Indonesia untuk mengatasi
persoalan kekerdilan anak tersebut, dengan harapan generasi masa depan
Indonesia nantinya dapat berkualitas dan memajukan perekonomian dunia.
Sebelumnya, Rabu, 4 Juli 2018, Wapres Jusuf Kalla memimpin rapat
terbatas dengan sejumlah menteri dan perwakilan Bank Dunia untuk mencari
solusi mengatasi masalah kekerdilan anak di Indonesia. Berdasarkan data
Kementerian Kesehatan, saat ini Indonesia dalam daftar negara dengan
prevalensi anak kerdil tinggi bersama negara-negara di Afrika dan Asia
Selatan. Sekitar 37 persen atau 9 juta anak balita Indonesia mengalami
kekerdilan.
Wapres Jusuf Kalla berharap masyarakat ikut berinisiatif mengatasi
kekerdilan pada anak di daerah masing-masing. "Masyarakat sendiri harus
ikut serta. Kalau masyarakat tidak bergerak, walaupun ada uang banyak,
sulit mengatasi masalah ini," katanya.
Di lokasi rembug desa, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Eko Putro Sandjojo mengatakan, program kementeriannya akan
memaksimalkandana desa
<https://nasional.tempo.co/read/1083693/kementerian-desa-akan-libatkan-fatayat-nu-kelola-dana-desa>untuk
menjadi bagian dari pencegahan stunting. "Kami serius melaksanakan
kegiatan ini dengan berkoordinasi dengan kementerian lainnya, termasuk
bersinergi dengan pemerintah daerah," kata Eko.
Rembug desa yang disaksikan PresidenBank Dunia
<https://bisnis.tempo.co/read/1102294/biaya-logistik-ri-tinggi-bank-dunia-kucurkan-utang-usd-300-juta>juga
dihadiri Wapres Jusuf Kalla, sejumlah menteri dan Gubernur NTB TGH
Muhammad Zainul Majdi. Menteri Eko berharap program dana desa memiliki
dampak positif bagi kemajuan desa dan kesehatan masyarakat. Apalagi
penyerapan anggaran dana desa naik dari 82 persen pada tahun pertama,
menjadi lebih dadi 98 persen. Eko meminta masyarakat tak segan
melaporkan kepada Satgas Dana Desa jika melihat adanya kendala dan
masalah dalam pemanfaatan dana desa. "Kalau ada kejanggalan lapor ke
satgas".
---
此電子郵件已由 AVG 檢查病毒。
http://www.avg.com