---------- Forwarded message ---------
Date: Mon, 10 Sep 2018 at 07:02
Subject: Jokowi
To:

Diambil Dari FB komunitas alumni ITB untuk Jokowi

Empati.
( Revolusi mental ).

Teman yang punya usaha kontraktor pengerukan sungai ciliwung bercerita
kepada saya.  Waktu JOKOWI sebagai Gubernur DKI. Dia pernah diajak blusukan
oleh Jokowi ke pemukiman kumuh dibantaran kali. Ketika itu Jokowi masuk
kesalah satu rumah penduduk karena kebetulan dipaksa oleh pemilik rumah
untuk mampir. Alasannya orang tuanya yang lagi sakit ingin bersalaman
dengan Jokowi. Karena ukuran rumah sangat kecil hanya muat 4 orang maka
yang masuk kedalam rumah itu hanya Jokowi, ajudan dan termasuk teman itu.
Yang lain menunggu diluar. Dirumah itu tidak ada korsi tamu. Para tamu
hanya duduk dilantai beraalaskan tikar lusuh.

Pemilik rumah menyuguhkan minuman. Ketika teman itu hendak minum, dia
mencium bau sabun pada gelas itu.Dia batal minum.Dia tahu bahwa gelas itu
tidak bersih. Dia perhatikan gelas yang lain juga sama karna nampak
membayang kesan kotor. Benarlah, para ajudan juga melakukan hal yang sama
dengan teman ini, tidak jadi minum. Namun Jokowi dengan tersenyum sambil
berbicara dengan pemilik rumah, menghabiskan minuman itu. Tidak ada kesan
diwajah Jokowi ragu minum air itu.

Yang membuat saya terkejut,  lanjut cerita teman,  adalah sikap Jokowi
ketika saya tanya “ Apakah bapak merasakan aroma sabun pada gelas itu"
Dengan tersenyum Jokowi berkata " Air dengan gelas beraroma sabun adalah
inspirasi saya untuk berbuat karena cinta. Pemimpin tidak akan merasakan
ini kalau dia hanya berada dikantor atau di istana. Selanjutnya Jokowi
mengatakan bahwa ketika dia merasakan aroma sabun pada gelas itu, hatinya
menjerit karena inilah yang dirasakan oleh sebagian besar rakyatnya setiap
hari yaitu kelangkaan air bersih. Air adalah esensi kehidupan dan negara
gagal menjaga yang esensi itu.

Mereka yang tinggal di daerah kumuh menghadapi masalah kesehatan,
pendidikan, perumahan, kesempatan berusaha, lingkungan dan lain sebagainya.
Kehidupan mereka sudah ada sejak negeri ini merdeka.  Mengapa ? karena
selama ini negara tidak hadir ditengah tengah mereka. Negara terlalu jauh
untuk dijangkau dan menjangkau. Akibatnya keadilan sosial semakin jauh dan
jauh. Sebagai orang yang lahir dari keluarga miskin, saya dapat merasakan
suasana hati Jokowi melihat kegetiran dihadapanhya. Karena Jokowi juga
lahir dari keluarga miskin. Mungkin juga anda atau siapapun yang kini hidup
lapang pernah merasakan kegetiran hidup dalam kemiskina seperti itu. Akan
merasakan hal yang sama.

Menanamkan empati terhadap keadaan lingkungan yang terbatas akan akses
sosial , tidak mudah. Kalau anda tidak pernah merasakan getirnya hidup
dipinggir kali. Tidak pernah merasakan getir di usir karena engga mampu
bayar kontrakan. Tidak pernah merasakan getir karena  engga ada uang  bayar
anak sekolah. Anda tidak akan merasa kekuatan empati dalam diri anda. Sulit
bagi orang seperti Prabowo yang sedari kecil lahir dari keluarga bangsawan
dan menikah dengan keluarga presiden akan merasakan kegetiran itu. Sulit
bagi Sandi yang hidup dimanja oleh keluarga William yang konglomerat untuk
merasakan kegetiran itu. Mungkin mereka peduli kepada orang miskin tapi
untuk menjadi petarung bagi kaum miskin sangat sulit. Karena didalam GEN
mereka tidak ada memori kegetiran. Jadi empatinya terukur.

Makanya ketika Jokowi mencalonkan diri sebagai Presiden, saya terpanggil
mendukungnya karena tanggun jawab moral agar lahir pemimpin dari kaum
bawah, yang akrab lahir batin dengan kemiskinan, sehingga dia akan jadi
pembela orang miskin. Negeri kita kaya tetapi kita miskin pemimpin yang
punya empati bagi simiskin. Kebanyakan hanya sebatar retorika namun tidak
bisa lari dari fakta yang kemaruk harta dan lupa kepada simiskin ketika
berkuasa. Kalau Tuhan memberi rahmat kepada suatu kaum maka dipilihlah
pemimpin yang lahir dari kaum duafa dan dia akan selalu dijaga Tuhan untuk
melaksanakan keadilan Tuhan bagi simiskin. Saya percaya itu, makanya saya
membela Jokowi untuk kebaikan, agar indonesia lebih baik.


Von meinem iPhone gesendet

Kirim email ke