Laporan dari Xinjiang
<https://www.antaranews.com/slug/laporan-dari-xinjiang>
Pemerintah Xinjiang abadikan bukti serangan 1992-2015
Jumat, 4 Januari 2019 08:37 WIB
Pemerintah Xinjiang abadikan bukti serangan 1992-2015
Pengunjung mengamati berbagai jenis senjata api dan senjata tajam yang
disita petugas dari serangkaian pelaku aksi di Xinjiang selama periode
1996-2015 yang dipajang di Gedung Pameran Kasus-Kasus Utama Serangan
Terorisme Dengan Kekerasan Xinjiang di Urumqi, China, Kamis (3/1). Ruang
pameran tersebut baru beroperasi pada Desember 2018. (M. Irfan Ilmie)
Kalau ada kelompok masyarakat atau komunitas tertentu, termasuk
organisasi HAM di seluruh dunia, tentu dengan senang hati kami terima
kunjungannya
Urumqi, Xinjiang (ANTARA News) - Pemerintah Daerah Otonomi Xinjiang
mengabadikan berbagai barang bukti serangkaian serangan dan bentrokan
dengan kekerasan di wilayah barat China tersebut selama kurun waktu
1992-2015.
Barang-barang bukti berupa foto para korban, rekaman kamera pemantau
(CCTV), senjata api, senjata tajam, senjata rakitan, dan bom rakitan
disimpan dan dipajang di gedung Pameran Kasus Utama Serangan Terorisme
Dengan Kekerasan Xinjiang di Urumqi.
"Ruang pameran itu kami bangun sejak 2014 dan baru beroperasi bulan
Desember lalu," kata Deputi Direktur Jenderal Publikasi Partai Komunis
China Komite Regional Xinjiang, Shi Lei, kepada Antara di Urumqi, Kamis
(3/1).
Namun menurut dia, gedung tersebut tidak dibuka untuk umum untuk
menghindari pengaruh negatif terhadap warga daerahnya, terutama yang
masih berusia anak-anak dan usia produktif lainnya.
"Kalau ada kelompok masyarakat atau komunitas tertentu, termasuk
organisasi HAM di seluruh dunia, tentu dengan senang hati kami terima
kunjungannya," ujarnya.
Dengan beroperasinya ruang pamer di Ibu Kota Daerah Otonomi Xinjiang
itu, dia berharap polemik mengenai isu mengenai Uighur yang menjadi
konsumsi publik internasional bisa terjawab.
Di gedung tersebut tersimpan foto-foto dan cuplikan video serangan atau
aksi dengan kekerasan yang tidak hanya terjadi di Xinjiang, melainkan di
daerah lainnya di Tiongkok, seperti Kunming (Provinsi Yunnan) dan
percobaan bom bunuh diri di Beijing.
Foto-foto korban dipasang di seputar dinding ruang pamer berukuran besar
tersebut dengan beberapa bagian diburamkan.
Demikian halnya dengan cuplikan video serangan dengan kekerasan di
berbagai tempat, seperti kantor polisi, kantor pemerintahan, jalanan
umum, pasar, masjid, dan tempat konsentrasi masyarakat lainnya juga
ditayangkan di beberapa sudut ruang pameran.
Menariknya lagi, ratusan pucuk senjata tajam dan senjata api serta
ratusan jenis bom rakitan yang disita petugas dari para pelaku aksi juga
dipajang di ruang pameran tersebut.
Berdasarkan foto dan video kasus serangan dan bentrokan di berbagai
wilayah di Xinjiang, beberapa korban juga dari kalangan etnis Muslim
Uighur yang mendiami sebagian besar daerah otonomi berbatasan dengan
Mongolia, Rusia, Kazakhstan, Tajikistan, Kirgizstan, dan Pakistan itu.
"Tadi sudah Anda lihat sendiri ada imam masjid beserta keluarganya dan
juga beberapa petugas kepolisian turut menjadi korban dalam serangkaian
serangan terorisme di Xinjiang," kata Shi.
Oleh sebab itu, lanjut dia, kasus di Xinjiang yang sudah berlangsung
selama 23 tahun tersebut tidak bisa dikaitkan dengan agama atau kelompok
etnis tertentu.
Maka dari itu pula, penindakan yang dilakukan oleh pemerintah setempat
juga tidak memandang suku, agama, dan ras tertentu, tambahnya.
"Semua bentuk tindakan terorisme adalah kejahatan karena memang
terorisme dan radikalisme di Xinjiang tidak memilih sasaran dari etnis
dan agama tertentu," ujarnya.
Sebelumnya Perserikatan Bangsa-Bangsa dan sejumlah negara Barat
menyoroti pola penindakan pemerintah Xinjiang terhadap etnis Uighur
karena dianggap melanggar Hak Asasi Manusia, terutama pascakabar
keberadaan "kamp pendidikan kembali" di wilayah itu dan penolakan akses
terhadap Komisioner Kebijakan HAM Jerman, Barbel Kofler pada awal
Desember 2018.
Pemerintah China menyangkal seluruh laporan terjadinya pelanggaran HAM
di wilayah itu .
Pewarta:M. Irfan Ilmie
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
---
此電子郵件已由 AVG 檢查病毒。
http://www.avg.com