Kemenkeu komitmen cegah kebocoran anggaran baik dari korupsi maupun
inefisiensi
Sabtu, 9 Februari 2019 23:17 WIB
Kemenkeu komitmen cegah kebocoran anggaran baik dari korupsi maupun
inefisiensi
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) berbincang dengan Dirjen
Anggaran Askolani menyampaikan konferensi pers tentang Realisasi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018, di Kantor
Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (2/1/2019). Kementerian Keuangan
menyatakan realisasi APBN 2018 sangat baik dan optimal dengan Pendapatan
Negara mencapai Rp1.942,3 triliun atau 102,5 persen dari APBN 2018,
sedangkan untuk Belanja Negara totalnya Rp2.202,2 triliun atau 99,2
persen dari target APBN 2018. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/hp.
Jenis kebocoran ini bila masyarakat mengetahui harus dilaporkan kepada
aparat penegak hukum termasuk KPK, karena negara Indonesia adalah negara
hukum.
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Keuangan terus berkomitmen untuk
mencegah adanya kebocoran dalam pelaksanaan kegiatan belanja APBN yang
berasal baik dari tindakan korupsi maupun inefisiensi dari perencanaan
anggaran.
"Kami sangat menentang kebocoran anggaran baik dari korupsi maupun
inefisiensi pada penggunaan anggaran. APBN adalah uang rakyat, hak
rakyat harus terus dijaga dan tidak boleh dikhianati satu rupiahpun,"
kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Nufransa Wira Sakti
dalam pernyataan di Jakarta, Sabtu.
Nufransa menjelaskan salah satu penyebab kebocoran uang negara adalah
kejahatan korupsi di semua cabang pemerintahan seperti di tingkat
eksekutif Kementerian/Lembaga dan pemerintah daerah, legislatif maupun
yudikatif.
"Jenis kebocoran ini bila masyarakat mengetahui harus dilaporkan kepada
aparat penegak hukum termasuk KPK, karena negara Indonesia adalah negara
hukum," katanya.
Selain itu, tambah dia, penyebab lain kebocoran anggaran adalah
inefisiensi maupun kelemahan perencanaan yang berarti terdapat bentuk
penggunaan anggaran yang tidak optimal atau bahkan sia-sia.
"Kelemahan jenis ini merupakan persoalan kapasitas dan kualitas
birokrasi yang fundamental. Obatnya adalah reformasi birokrasi,
membangun budaya transparansi dan akuntabilitas, dan membangun
kompetensi birokrasi," ujar Nufransa.
Untuk itu, upaya mencegah kebocoran anggaran terus dilakukan bersama
dengan seluruh komponen pemerintah melalui berbagai kebijakan seperti
strategi nasional pemberantasan korupsi, menciptakan wilayah bebas
korupsi dan zona integritas, maupun program reformasi birokrasi dan
transformasi kelembagaan.
Sementara itu, terkait penurunan rasio perpajakan (/tax ratio/) yang
dikaitkan dengan kebocoran anggaran, Nufransa mengatakan hal tersebut
adalah keliru karena instrumen ini menggambarkan tingkat kepatuhan
maupun efektivitas pajak yang dapat naik maupun turun seiring dengan
kegiatan ekonomi.
Dalam kondisi ekonomi lesu dan mengalami tekanan dari penurunan harga
komoditas atau resesi ekonomi global, pemerintah dapat memberikan
stimulus ekonomi melalui penurunan tarif pajak atau memberikan insentif
pajak.
Dengan upaya tersebut, maka kondisi ekonomi dapat kembali pulih dan
bergairah kembali, sehingga dalam situasi tersebut/tax ratio/justru
dibuat menurun.
Sebaliknya, ketika kondisi ekonomi mengalami/overheating/atau cenderung
menggelembung tidak sehat, maka penerimaan pajak dapat ditingkatkan dan
diefektifkan untuk mengerem serta memperlambat ekonomi.
Oleh karena itu, naik atau turunnya/tax ratio/mencerminkan berbagai hal
baik sebagai instrumen kebijakan fiskal maupun masalah struktural atau
fundamental suatu perekonomian dan negara.
"Menyatakan bahwa/tax ratio/menurun sebagai bentuk kebocoran anggaran
jelas keliru, terlalu menyederhanakan masalah dan dapat menyesatkan
masyarakat," kata Nufransa.
*Baca juga:TKN: Anggaran bocor hanya sensasi Prabowo
<https://www.antaranews.com/berita/796031/tkn-anggaran-bocor-hanya-sensasi-prabowo>
Baca juga:Sandiaga ingin pengawalannya dikurangi untuk hemat anggaran
negara
<https://www.antaranews.com/berita/750494/sandiaga-ingin-pengawalannya-dikurangi-untuk-hemat-anggaran-negara>*
Pewarta:Satyagraha
Editor: M Razi Rahman
---
此電子郵件已由 AVG 檢查病毒。
http://www.avg.com