Utang Inalum Membengkak 5 Kali Lipat Usai Akuisisi Freeport

Penulis: Fariha Sulmaihati

Editor: Arnold Sirait
 1/2/2019, 22.29 WIB   
   - 
    
   - 
    
   - 
    
   - 
    
   - 
    
   - 
    
   - 

Utang Inalum saat ini tercatat Rp 72,7 triliun


ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA


Utang PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) sepanjang tahun 2018 meningkat 
lima kali lipat dari periode sebelumnya. Salah satu penyebabnya adalah pinjaman 
untuk mengakuisisi saham divestasi PT Freeport Indonesia.

Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan utang perusahaannya 
sebagai holding selama tahun 2018 mencapai Rp 72,7 triliun, padahal tahun lalu 
hanya Rp 14 triliun. Tak hanya itu, jumlah rasio utang terhadap ekuitas (debt 
to equity ratio/DER) juga melonjak empat kali lipat lebih dari 21% menjadi 98%.
Seperti diketahui, November 2018, Inalum menerbitkan obligasi senilai US$ 4 
miliar atau Rp 58,4 triliun guna membayar divestasi saham PTFI. Penerbitan 
obligasi itu dicatatkan di Amerika Serikat (AS).

Obligasi global tersebut dalam empat seri. Seri pertama dengan nilai pokok US$ 
1 miliar memiliki tenor tiga tahun atau jatuh tempo pada 2021 dengan bunga 
5,5%. Seri kedua dengan nilai pokok US$ 1,25 miliar bertenor lima tahun atau 
jatuh tempo 2023 dengan bunga 6%.

Seri ketiga dengan nilai pokok US$ 1 miliar memiliki tenor 10 tahun atau jatuh 
tempo 2028 menawarkan bunga 6,875%. Seri keempat dengan nilai pokok US$ 750 
juta bertenor 30 tahun atau jatuh tempo 2048 dengan bunga 7,375%.

Di sisi lain, kas perusahaan sepanjang tahun 2018 sudah mencapai Rp 23 triliun 
atau meningkat 25% dari periode 2017 sebesar Rp 18,3 triliun. “Kami telah 
berhasil akusisi Freeport jadi meningkat dan sekarang perusahaan yang berada 
dibawah Inalum bertambah," kata dia, di Jakarta, Jumat (1/2).

Penambahan kas ini juga karena peningkatan penjualan anak usahanya. Penyumbang 
terbesar berasal dari anak usahanya yaitu PT Bukit Asam Tbk, dan PT Aneka 
Tambang Tbk (Antam).

(Baca: Inalum Bentuk Lembaga Riset untuk Percepat Hilirisasi Pertambangan)

Selain kas, aset Inalum tahun 2018 melejit hingga RP 162 triliun atau meningkat 
74% dari periode 2017 yaitu Rp 74 triliun. EBITDA mencapai 4,56 kali atau naik 
299% dari sebelumnya 1,1 kali. Adapun, laba tahun 2018, tercatat lebih dari Rp 
8 triliun.

Kirim email ke