/http://mediaindonesia.com/read/detail/217584-program-energi-terbarukan-jokowi-jauh-lebih-konkret
/
//
//
/*Program Energi Terbarukan Jokowi Jauh Lebih
*/
/*Konkret*/
Penulis: *Akmal Fauzi* Pada: Minggu, 17 Feb 2019, 22:40 WIB Ekonomi
<http://mediaindonesia.com/ekonomi>
<http://www.facebook.com/share.php?u=http://mediaindonesia.com/read/detail/217584-program-energi-terbarukan-jokowi-jauh-lebih-konkret>
<http://twitter.com/home/?status=Program Energi Terbarukan Jokowi Jauh
Lebih Konkret
http://mediaindonesia.com/read/detail/217584-program-energi-terbarukan-jokowi-jauh-lebih-konkret
via @mediaindonesia>
Program Energi Terbarukan Jokowi Jauh Lebih Konkret
<http://disk.mediaindonesia.com/thumbs/1200x-/news/2019/02/05a65f53cd3559de6cf4287b8556c6f8.jpg>
/Presiden Joko Widodo -- ADEK BERRY / AFP/
PENGEMBANGAN energi terbarukan bagi Indonesia yang kaya dengan sumber
daya alam non-fosil kian nyata di era pemerintahan pertama Joko Widodo.
Tak hanya dengan diterbitkannya Perpres no. 22/2017 tentang rencana umum
energi nasional, tapi juga sudah berjalannya beberapa proyek energi
terbarukan demi mencapai target kebutuhan listrik nasional sebesar
35.000 Megawatt (MW).
Hal itu disampaikan, pengamat lingkungan, Agus Sari, dalam keterangan
tertulis, Minggu (17/2). Ia menjelaskan, salah satu capai itu yakni
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap yang telah beroperasi sejak
Juli 2018. Terletak di Desa Mattirotasi, Kecamatan Watang Pulu,
Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel), sebanyak 30 wind turbine
generator (WTG) yang berada di lahan seluas 100 hektare, PLTD itu mampu
menghasilkan 75 MW.
Selain itu, fokus pemerintah untuk membangun banyak bendungan di luar
Pulau Jawa, tercatat 65 bendungan telah dibangun selama empat tahun, tak
hanya efektif untuk membantu irigasi. Bendungan-bendungan tersebut juga
berpotensi dikembangkan menjadi PLTA.
"Harus diakui, Jokowi melakukan langkah cepat dalam mengembangkan energi
terbarukan. PLTB Sidrap menjadi contoh konkret bahwa pemerintahan Jokowi
sudah melakukan sesuatu yang besar terkait penyediaan energi sebanyak 35
ribu MW. PLTB Sidrap merupakan yang terbesar di Asia Tenggara," jelas Agus.
*Baca juga: *Jokowi: Pembangunan Energi dan Infrastruktur sudah Jadi
Tugas
<http://mediaindonesia.com/read/detail/217533-jokowi-pembangunan-energi-dan-infrastruktur-sudah-jadi-tugas>
Agus menambahkan, tantangan Jokowi dalam menyediakan energi terbarukan
bukan terdapat pada kesediaan sumber energi non-fosil yang melimpah,
seperti angin, air, bio thermal, gas alam, atau sinar matahari.
Tantangan terletak pada biaya produksi tinggi dan kewajiban penerapan
tarif listrik murah yang terus dicarikan solusi.
"Oleh sebab itu, saya apresiasi target pemerintah jika pada 2025, energi
terbarukan akan mencapai 23%, dan pada 2050 akan menembus 31% dalam
memberikan sumbangan bagi energi nasional," ungkapnya.
Sementara itu, terkait pengelolaan sumber daya alam (SDA), khususnya di
bidang pertambangan, pemerintahan Joko Widodo dinilai semakin
mengokohkan peran nasional. Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Komisi VI
DPR Dito Ganinduto yang menyatakan pemerintahan Jokowi tak lagi
mementingkan pemodal asing dan pasar ekspor dalam pengelolaan SDA.
Hal itu dibuktikan dengan pengelolaan ladang gas raksasa, Blok Mahakam,
kepada BUMN PT Pertamina (Persero) yang mulai 2018 menggantikan
kontraktor asing, Total Indonesia dan Inpex Corporation.
"Produksi gas dan minyak Pertamina langsung meningkat pascapengalihan
Blok Mahakam. Selain Mahakam, pemerintah juga memberikan sejumlah blok
migas strategis lainnya ke Pertamina," jelasnya.
Selain itu, menurut data terakhir dari Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM), penggunaan gas bumi di dalam negeri juga makin
meningkat, sementara di sisi lain, ekspor gas alam cair (LNG) makin
menurun untuk selanjutnya diproritaskan ke dalam negeri. Produksi LNG
dari Kilang Bontang, Kaltim dan Tangguh, Papua yang sebelumnya diekspor,
kini lebih ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. (OL-1)