Kenapa berkeyakinan salahsatu dari kapitalisme dan sosialisme harus mati? 
Kenapa juga berantakannya PKUS dijadikan bukti kapitalisme lebih benar dari 
sosialisme? Ya kalau yakin sosialisme sudah mati, maka konsekuensi 'K' pada PKT 
pastilah 'kapitalisme'. 

PKUS berantakan, iya. Tapi itu partai komunis. Tidak mewakili sosialisme secara 
keseluruhan. Kapitalisme tidak mati-mati karena pandai berubah? Ya iyalah, dan 
sekarang survive juga dalam PKT. Maklum, kapitalisme itu lebih hebat dari 
bunglon. Penyamarannya alus, sampai-sampai orang nggak sadar didoktrin, 
"kapitalisme itu demokratis" heheee......

--- SADAR@... wrote:
Menurut pengamatan saya, semula sistem kapitalisme sekalipun menuntut kebebasan 
yang jauh lebih DEMOKRATIS ketimbang sistem feodal, ... belum menjurus 
liberalisme. Perkembangan selanjutnya, setelah tumbuh menjadi imperialisme dan 
banyak negara koloni menuntut kemerdekaan, muncul yang namanya neoliberalisme, 
neolib yg kita kenal sekarang ini. Itulah perubahan, perkembangan sistem 
kapitalisme yang terjadi, dan dengan adanya perubahan atau perbaikan dan 
penyempurnaan sistem nya itulah kapitalisme bisa eksis sampai sekarang ini, 
sekalipun kapitalisme menghadapi berulangkali krisis-ekonomi yg serius dan 
sudah dinyatakan sedang menggali liang kuburnya sendiri oleh Marx lebih seabad 
yl. Tapi kenyataan, tidak mati2! Sebaliknya, PKUS, negara sosialis pertama 
didunia yg ditegakkan Lenin, dalam 70 tahunan sudah tersungkur ambruk dengan 
sendirinya lebih dahulu. Mengapa?

Karena sistem kapitalisme dalam kenyataan bisa terus berubah memperbaiki dan 
menyempurnakan sistemnya utk terus maju! Sedang sitem sosialisme jadi TERPAKU 
oleh dogma-mati yg tidak bisa menerima perubahan/perbaikan. Sebaliknya bersikap 
menekan, menyisihkan kader/anggota yg berani mengajukan KRITIK perbaikan, ... 
dijebloskan dalam kamp-konsentrasi kerja bahkan dianiaya sampai mati!

Itulah sebab sistem sosialisme juga HARUS selalu berubah dan berkembang untuk 
maju lebih baik dan lebih cepat agar berkemampuan bersaing dan mengalahkan 
sistem kapitalisme! Kalau saja mau mandeg dengan mempertahankan mati-matian 
Jalan Revolusi Sosialis Oktober-Lenin sebagai satu-satunya jalan sosialisme yg  
dianggap PALING BENAR, lalu yg berani mengoreksi kesalahan yg terjadi dianggap 
REMO yang menempuh jalan kapitalisme dan patut dikutuk, ... itu namanya 
REAKSIONER yang menepuk dada Pembela rakyat dan hidup didalam tempurung saja!


ajeg 於 5/3/2019 2:22 寫道:

Kapitalisme itu liberal ding, bukan demokratis. Pengusaha bebas jadi penguasa, 
peng-peng bebas mengatur negara seperti pasar, pasar (Rakyat) bebas dijepit 
arus produksi vs konsumsi, dan akhirnya kapitalis bebas ambil keuntungan 
seenaknya. Bebas, bebas, bebas.


   --- SADAR@... wrote:     
  Pertarungan antara sistem kapitalisme dan sistem sosialisme masih terus 
berlangsung dan akan terjadi dalam  jangka waktu panjang, sangat panjang sampai 
akhirnya sistem sosialisme sepenuhnya menggantikan sistem kapitalisme, .... 
terwujudlah masyarakat sosialisme sebagai kelanjutan masyarakat  kapitalisme 
yang dinyatakan Marx lebih 120 tahun yl.  Terwujud masyarakat adil dan makmur 
dalam kenyataan yang kemakmurannya raltif merata dan bisa  dinikmati bersama 
dengan lebih adil, ...

Selama ini orang menafsirkan sistem kapitalisme jauh lebih  demokratis dengan 
membiarkan pasar-bebas tidak dikendalikan negara,  sebaliknya sistem sosialisme 
berlakukan DIKTATUR Proletariat yg hakekatnya berada ditangan ketua Partai 
Komunis, yg hakekatnya TIDAK  ada demokratis, sedang dibidang ekonomi TIDAK ada 
kebabasan persorangan, semua milik negara dan dijalankan sepenuhnya oleh 
pemerintah  dengan ekonomi berencana.

Demokrasi dan diktatur adalah satu kesatuan dari segi-segi yang  bertentangan, 
yang seharusnya dibuat keseimbangan yang baik.  Jangan jomblang apalagi dalam 
waktu berkepanjangan hanya menekankan satu segi, demokrasi atau diktatur nya 
saja! Sama-sama akan jadi  CELAKA, sama-sama merugikan rakyat banyak! Didalam 
pemerintah yang jalankan sistem kapitalisme, tentu juga ada batas-batas  
demokrasi yang dijalankan dan pada titik tertentu pemerintah ambil oper  
menentukan kebijakan sesuai ketentuan-ketentuan Konstitusi dan UU yg ada.
Sedang di negara-negara sosialis, ambillah dedengkotnya Sovyet  dan RRT, yg 
jalankan Diktatur Proletariat, akhirnya dalam praktek  terjadi diktatur Ketua 
Partai, baik Stalin maupun Mao, ... dalam prakteknya membuat KESALAHAN jadi 
begitu kerasnya  menyingkirkan banyak kader/anggota yang beda pendapat, ... 
begitu banyak  kader/anggota yg dijebloskan dalam kamp-konsentrasi kerja untuk 
cuci-otak yg beda pendapat dengan segala tuduhan yg nyaris tidak  dibuktikan 
lebih dahulu melalui proses pengadilan yang sah dan adil. Akhirnya PKUS 
terjungkel dengan sendirinya setelah berkuasa  70 tahun.

Sedang Deng berani mengoreksi kesalahan-kesalahan yg telah  terjadi, ... 
sekalipun pertahankan Diktatur Proletariat dengan kekuasaan  Partai tunggal, 
PKT, selalu menekankan keharusan pimpinan-kolektif di PKT dan kembali 
mengembangkan DEMOKRASI lebih luas didalam  partai. Tidak lagi bisa dan boleh 
hanya menekankan dan mendengarkan Ketua PKT saja. Membiarkan fraksi-fraksi beda 
pendapat bersuara dan  saling diskusi terbuka. Bahkan bulan yl. Li Rui, mantan 
sekretaris Ketua Mao yang dikenal membawakan suara Sosial-Demokrat, saat  
meninggal diusia 101 tahun, tetap upacara Pemakaman dilangsungkan di Ba Baoshan 
dengan peti-mati ditutupi  bendera Partai dan tokoh pimpinan PKT juga kasih 
karangan bunga. Beberapa tahun yl. Xi Jinping juga berani membubarkan 
kamp-konsentrasdi kerja yang tidak manusiawi itu dan entah sudah menelan berapa 
 banyak korban jiwa, ... Dianggap beda-pendapat boleh-boleh saja dan  perbedaan 
pandangan ideologi yang terjadi hanya bisa  diselesaikan dengan diskusi, adu 
argumentasi, dengan pendidikan bukan dengan  paksa dan kekerasan menuntut orang 
melepas pendapatnya. Prinsip kebenaran dibuktikan dalam praktek, itulah yang 
harus dipegang!

Kalau saja PKT bisa meneruskan tradisi pimpinan-kolektif  dengan mengembangkan 
DEMOKRASI lebih baik didalam Partai, barulah ada jaminan  berkemampuan 
meneruskan TUGAS PIMPINAN, membawa 1,4 milyar Rakyat Tiongkok membangun 
masyarakat adil dan makmur lebih baik dan  lebih cepat lagi!
Salam,
ChanCT

bhjo@... 於 4/3/2019 12:59 寫道:
  Sosialisme yang berciri khas Tiongkok versus demokrasi Barat ala  Amerika, 
baru bertanding. Faktanya adalah Tkk telah berhasil memajukan negaranya dgn 
cepat. Saya lihat demokrasi ala Amerika tidak  sedikit kelemahannya dimana 
partai Republican dan Democrat sering mementingkan  kepentingan pribadi 
pemimpinnya dan partainya daripada kepentingan nasional-nya. Mau membuat high 
speed train dari Los  Angeles ke San Francisco sudah ber-tahun2 tidak 
terlaksana karena ribut  berdiskusi terus. Mau membuat tembok antara Amerika 
dan Mexico (yg memangnya tidak perlu) tidak terlaksana, juga karena  sistim 
demokrasi Barat. Rencananya, mau membuat tembok/wall, kemudian bilang 
fence/pagar dan kemudian pembatas/barrier juga boleh.  Tkk membuat high speed 
train yg panjangnya lebih panjang dari jumlah rel high speed train diseluruh 
dunia dalam waktu yg tidak lama. Tkk  telah membuat great wall (megah)  yg 
panjangnya ribuan kilometer 2500 tahun yg lalu sedangkan Amerika  membuat pagar 
saja tidak terlaksana, ya karena ribut terus dari hasil demokrasi,
Entah sistim mana yg akan banyak ditiru di masa depan.
 
 --- SADAR@... wrote :
Pakar ASEANNilai Positif Sistem Sosialisme Berkepribadian Tiongkok


2019-03-04 11:00:32


Tahun ini adalah genap 70 tahun berdirinya Republik Rakyat Tiongkok,  juga 
adalah tahun kunci untuk selesai membangun masyarakat cukup sejahtera. Selama 
beberapa hari ini, para pakar dan  sarjana luar negeri menaruh perhatian 
sepenuhnya terhadap penyelenggaraan sidang Majelis Permusyawaratan Politik 
Rakyat (MPPR) dan  sidang Kongres Rakyat Nasional (KRN) Tiongkok tahun ini, 
sementara  menilai positif sistem sosialisme yang berciri khas Tiongkok, 
menantikan lebih banyak sinyal positif dari kedua sidang  tersebut, meluncurkan 
lebih banyak kebijakan baru, membawa lebih banyak peluang baru kepada 
kemakmuran dunia.

Harian “Business Mirror” Filipina meluncurkan artikel  penulis Ernesto Hilario 
yang menaruh perhatian terhadap pembangunan  Tiongkok selama 40 tahun. Ia 
berpendapat, ekonomi dan sosial Tiongkok tak mungkin mencapai keberhasilan 
seperti  sekarang ini tanpa pimpinan Partai Komunis Tiongkok (PKT). “PKT  
memiliki tekad tegas untuk mendorong pertumbuhan  ekonomi dan memperbaiki 
kehidupan rakyat. Sistem sosialisme yang  berkepribadian Tiongkok mengembangkan 
vitalitas yang amat besar, merupakan jaminan sistem fundamental bagi 
perkembangan dan  kemajuan Tiongkok pada zaman sekarang.”

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia, Hariyadi  Sukamdani menyatakan, 
Tiongkok telah mencapai hasil nyata di bidang  teknologi, ekonomi digital 
mengundang perhatian umum, transformasi dan eskalasi strukturisasi penuh dengan 
daya hidup. Tiongkok  dengan tegas menempuh jalan sosialisme yang 
berkepribadian Tiongkok, jalan tersebut merupakan jalan keamanan negara yang  
mengalami ujian.

Wakil Direktur Kantor Komite Sentral Partai Revolusioner Rakyat  Laos pernah 
belajar di Beijing dan berulang kali mengunjungi Tiongkok. Ia sangat 
memperhatikan penyelenggaraan sidang MPPR dan sidang KRN, dan  menganggap bahwa 
kedua sidang itu telah memperlihatkan pengalaman perkembangan dan arah 
kebijakan. Tiongkok telah  mencapai keberhasilan di bidang-bidang ekonomi dan 
iptek, khususnya  menyelesaikan masalah kemiskinan, tingkat pengurangan 
penduduk miskin dan perbaikan lingkungan hidup di daerah  miskin telah 
meninggalkan kesan mendalam.

Kirim email ke