http://mediaindonesia.com/read/detail/226052-survei-csis-70-publik-puas-kinerja-jokowi-jk


 /*Survei CSIS: 70% Publik Puas Kinerja Jokowi-JK*/

Penulis: *Rahmatul Fajri* Pada: Kamis, 28 Mar 2019, 15:55 WIB Politik dan Hukum <http://mediaindonesia.com/politik-dan-hukum> <http://www.facebook.com/share.php?u=http://mediaindonesia.com/read/detail/226052-survei-csis-70-publik-puas-kinerja-jokowi-jk>  <http://twitter.com/home/?status=Survei CSIS: 70% Publik Puas Kinerja Jokowi-JK http://mediaindonesia.com/read/detail/226052-survei-csis-70-publik-puas-kinerja-jokowi-jk via @mediaindonesia>

Survei CSIS: 70% Publik Puas Kinerja Jokowi-JK <http://disk.mediaindonesia.com/thumbs/1200x-/news/2019/03/b998c2d448bcd0f136d6e2c5c33b2caa.jpg>

/Ist /
Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Noory Okthariza

PENELITI /Centre for Strategic and International Studies/ (CSIS), Noory Okthariza, mengatakan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla berada di atas 70%.

Noory merinci, ada tiga sektor yang memiliki tingkat kepuasan di atas 70%, yakni sektor infrastruktur, pendidikan, dan maritim.

"Pembangunan dan infrastruktur, publik puas 79,2%. Sedangkan pendidikan, angka kepuasan pada 76,6%. Aspek maritim di angka 70,6%," kata Noory ketika pemaparan hasil survei di Fairmount Hotel, Senayan, Jakarta, Kamis (28/3).

*Baca juga: *Relawan Jokowi Tampilkan Cara Baru Kampanye Positif <http://mediaindonesia.com/read/detail/226045-relawan-jokowi-tampilkan-cara-baru-kampanye-positif>

Lebih lanjut, Noory mengatakan kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah ini tampaknya ditopang dengan persepsi keluarga dan ekonomi nasional yang dianggap lebih baik dari tahun lalu.

"Sebanyak 50,2 dan 48,3% warga menyatakan kondisi keluarga mereka dan ekonomi nasional membaik dibandingkan tahun lalu," kata Noory.

Sementara itu, peneliti CSIS Arya Fernandes mengatakan meski tingkat kepuasan terhadap pemerintah cenderung tinggi, akan tetapi kepuasan tidak bermuara pada elektabilitas. Menurutnya, ada publik yang puas, namun dengan berbagai pertimbangan, pada akhirnya mengalihkan dukungan atau belum menentukan pilihannya.

Mungkin evaluasi mereka di ekonomi rendah menjadi pendorong pemilih. Kedua aspek lingkungan atau keluarga, ketika mereka berada pada populasi preferensi pada pihak tertentu, maka terpengaruh soal isu atau mobilisasi," kata Arya. (OL-6)





Reply via email to