Bung Ajeg, ... kalau saja bung perhatikan, masalah kepulauan karang di
LTS dipeerebutkan setelah tahun 1970-an, yaitu setelah diketahui disana
merupakan ladang minyak yg diperkirakan jauh lebih kaya ketimbang Arab!
Tadinya tidak ada negara peduli, krn hanyalah kepulauan karang yang
tandus dan banyak diantaranya tenggelam diweaktu pasang laut, ... Oleh
karena itu, ketika disahkan peta-perairan LTS dengan 9 Garis-Putus yg
ditetapkan Perjanjian Perairan Lautan PBB tahun 1947, tidak ada yg
persoalkan. Maksud 9 Garis-putus yg disahkan PBB ditahun 1947, yang
menetapkan wilayah KEDAULATAN Tiongkok diperairan LTS, inilah yang jadi
pegangan dan dipertahankan RRT sampai sekarang, termasuk Kuomintang
Taiwan tetap mengakui keputusan PBB ini!
Namun kemudian,Dibawah ini peta LTS yg dikeluarkan PBB, Perairan Lautan
PBB menentukan batas jarak wilah perairan negara dengan 200 mil-laut
(garis-putus biru), akibatnya terjadi tumpang tindih dengan 9
garis-putus (merah) yg berakibat banyak kepulauan karang jadi
persengketaan dengan Vietnam, Malaysia, Brunae dan Filipina yang
mengklaim masuk wilayahnya. Sedang RRT dengan cepat bangun beberapa
pulau sebagai pangkalan-militer diujung selatan dan pulau pariwisata,
termasuk landasan airport, dibawah pengawasan propinsi Hainan Tiongkok.
å°åï¼å海主æ¬è²ç¨±
å海西æ²è¶è¿°å³¶ï¼æ¨¹å³¶ï¼ä¸çä¸åçç¢ï¼ä¸æ°ç¤¾è³æåçï¼
ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45] 於 12/4/2019 23:19 寫道:
Saya tetap maklum dengan keberpihakan Anda. Malah pengin usul ganti
nama milis ini jadi GELORA78 (reformasi Deng), hahaaa......
Okelah, sekedar pengisi waktu barangkali bisa Anda ceritakan kenapa
anggapan soal hak wilayah di perairan ASEAN tidak boleh disebut
imperialisme? Sedangkan kalau melakukan hal yang sama (bangun basis
militer untuk hak pertahanan) di pantai timur dan barat AS, tiba-tiba
Anda bisa melihatnya sebagai pelanggaran hukum internasional. Menurut
Anda siapa sebenarnya yang menjadi ancaman bagi RRC, Amerika atau
Filipina dan ASEAN?
Teentu adalah hak RRT membangun pangkalan militer di beberapa
kepulauan di Laut Tiongkok Timur/Selatan yg dianggap masuk wilayah
kedaulatan RRT! Dan selama ini RRT tidak ada usaha membangun pangkalan
militer dinegara lain ataupun lautan Atlanthik sana! Karena RRT BUKAN
dan tidak jalankan imperialisme, ...
--- SADAR@... wrote:
Harus ingat, bahwa tidak beda dengan Republik Indonesia, Republik
Rakyat Tiongkok adalah keberhasilan perjuangan rakyat Tiongkok melawan
kolonialisme-imperialisme dan kekuasaan Tjiang Kaisek yg menjadikan
dirinya boneka AS itu! Dan sampai sekarang ini, dalam 70tahun, RRT
berubah menjadi negara yang cukup kuat dibidang ekonomi dan teknologi
menyaingi imperialisme AS dan dijadikan ancaman berat AS, ...!
Tapi, dalam politik luarnegeri RRT saya tidak melihat ada gejala usaha
kangkangi dunia, khususnya dengan kekuatan militer! Usaha pembangunan
dibidang ekonomi yg selama ini dilakukan juga berulangkali ditegaskan
dengan prinsip Saling menguntungkan dan menang bersama! Justru dengan
prinsip jalan Sutera yang saling menguntungkan dan menang bersama
inilah nampaknya usaha RRT berhasil mendesak AS, ...! Sekalipun AS
berusaha mengobok-obok, bahkan tak segan-segan menggulingkan kekuasaan
yg tidak nurut dan simpati atau lebih dekat pd RRT dibbanyak negara
didunia, ....
Teentu adalah hak RRT membangun pangkalan militer di beberapa
kepulauan di Laut Tiongkok Timur/Selatan yg dianggap masuk wilayah
kedaulatan RRT! Dan selama ini RRT tidak ada usaha membangun pangkalan
militer dinegara lain ataupun lautan Atlanthik sana! Karena RRT BUKAN
dan tidak jalankan imperialisme, ...
Sengketa RRT dengan Viet Nam dan Filipina yang terjadi tentu saja
harus diselesaikan secara DAMAI. Duduk berunding TANPA harus direcoki
AS! Dengan Filipina pun kerjasama masih bisa berlangsung, sekalipun
ada protes dengan mendekat dan masuknya kapal perang RRT dikepulauan
yg jadi sengketa itu. Dan, mestinya dibaca sebagai protes RRT terhadap
gencarnya kembali latihan militer Filipina dengan AS semingguan
terakhir ini, ... Bukan ancaman RRT utk mencaplok Filipina! Itu saja
masalahnya!
ajeg 於 11/4/2019 22:50 寫道:
Semua orang yang memahami perjuangan bangsa-bangsa di Nusantara pasti
tahu bahwa kemerdekaan Indonesia tidak untuk memusuhi siapa pun,
negara mana pun. Sebab, Indonesia secara dialektis adalah antitesa
dari penjajahan.
Jadi, satu-satunya musuh yang harus dilawan bangsa Indonesia hanyalah
isme, kolonialisme-imperialisme, yang jelas tidak berperikemanusiaan
dan perikeadilan. Founding mothers & fathers mau bangsa merdeka ini
tidak gampang terkecoh urusan lahiriah dan golongan, baik itu londo
imperialis putih, londo hitam, londo kuning, maupun londo sawo mateng.
Bagi saya, normal saja Anda tidak tahu tentang itu karena Anda terlalu
sibuk memaksakan cara pandang rasis supaya saya memusuhi negara ini
dan itu hanya karena Anda jiper pada ras yang lain.
Khusus soal RRC Ping-Ping, Anda kan akui sendiri negara itu sebagai
imperialis terhadap EU. Panjang lebar Anda ngoceh untuk menyanjung
bahwa negara imperialis-baru itu adalah imperialis yang menghormati
hukum internasional, tanpa sepatah kata pun Anda jawab pertanyaan saya:
"seperti apa penghormatan RRC terhadap hukum internasional dalam
sengketa wilayah dengan negara-negara ASEAN (bukan cuma dengan
Filipina) di Laut Cina Selatan?"
Kalau tidak sanggup jawab ya tidak ada gunanya omong kosong Anda
dilanjutkan.
--- yskp45@... wrote:
300 Tahun lebih,Spanyol Portugal, Inggeris, Perancis,
Belgia,Niederland,Jerman,merampok diseluruh Kontinent Duniai ini,
termasuk di China. Dengan kemenangan Uni Sowyet dalam Perang Dunia
ke-II hancur system Kolonialisme/Imperialisme Europa. Dan kemudian
semua kaum Kolonial tsb. dikumpulkan oleh US-Presiden Truman dalam
satu Club yang bernama NATO: untuk Spanol, Portugal, Inggeris,
Perancis, Belgia,.Nierdeland dan Jerman mereka membutuhkan NATO untuk
merebut kembali posisi Kolonialisme mereka yang hilang; untuk
USA-membutuhkan Europa untuk batu loncatan expansionisme ke Kontinent
lainnya, terutama untuk melawan Uni Sowyet/Russia.
Yang sangat anehnya, tidak sepatahkatapun dari Anda mengenai
kebrutalan Kolonialisme/Imperialisme EU/NATO-USA, dan Anda pindahkan
system Imperialisme itu kepada RRT, atau Anda berharapan dengan
anti-sosialisme akan memperoleh Hadiah Nobel?
Atau, "seerkor Anjing menggonggongi sebuah bayangan; Anjing-Anjing
lainnya menerima signal tsb. sebagai bahaya realitas", dan
menggonggonglah semuanya wow wow wow, menggonggongi bayangan, bukan
realitas".
Demikian yang sedang tejadi.
Saya pernah mengikuti sebuaht ulisan dengan inisial " Noroyono 1963,"
dengan dramatis menulis:
“Awas, Bahaya Kuning dari Utara”, “PENJAJAH KUNING SEDANG MENGINTAI
INDONESIA
" KE ARAH KOLONIALISME CHINA “, dan sesudah ini bermunculan
Tulisan-Tulisan Anti-RRT dengan nada seperti yang Anda Tulis
"Imperialisme, Kapitalisme - Sontoloyo,etc. dan itulah mereka-mereka,
yang mengonggongi bayangan.". tanpa menguasai siatuasi civilisasi
Dunia pada Abad ke-XXI ini; bahwasanya Republik Indonesia semenjak
lebih dari 1/2 Abad Perkonomiannya dikuasai oleh Perusahaan-Perusahaan
Raksasa USA dan Kementerian Pertahanan R.I dikuasai oleh CIA, semuanya
diam seribu bahasa..
Delegasi Pemerintah RRT pada Pertemuan di Belgia- dengan EU
mendemonstrasikan Ofensive Politik Luarnegeri yang Damia dari RRT,
dengan segalam ketentuan Hukum Internasional yang berlaku.
--------------------------------
Pada Ming, 7/4/19, ajeg menulis:
Terimakasih. Jawaban Anda tentang cara melawan imperialisme dengan
metode imperialis cukup mempertegas posisi RRC sebagai negara
imperialis berkembang yaitu, beraninya cuma menekan negara-negara yang
lebih lemah pertahanan dan terutama ekonominya.
Jadi, menurut Anda kenapa RRC tidak berani membangun pulau-pulau
buatan (basis militer) di sepanjang pantai timur dan pantai barat AS
misalnya, sebagai cara melawan imperialisme "berciri Tiongkok"?
Juga, kembali ke topik asal, seperti apa penghormatan RRC terhadap
hukum internasional dalam sengketa wilayah dengan negara-negara ASEAN
(bukan cuma dengan Filipina) di Laut Cina Selatan?
--- yskp45@... wrote:
Hello Mr. ajeg ajegilelu, melawan Imperialisme dengan methode
Imperialisme itu sendiri dan di negeri Imperialisme itu sendiri,
seperti di EU ( didalam EU berkumpul semua kekuatan
Kolonialisme/Imperialisme, yang merampok dengan kekuatan Militer lebih
dari 350 Tahun hampir diseluruh Kontionent di Dunia) inilah salahsatu
Seni dari Ofensive Damai Politik Luarnegeri Pemerintahan RRT,yang
tidak terlihat pada Abad ke-19 dan ke-20 dari pelaku-pelaku Hubungan
kenegaraan di Arena Internasional ketika itu dan Pemerintahan RRT
tidak melupakan Pembangunan Kemampuan kekuatan Militer RRT yang ampuh
dan kuat.
Pemerintah RRT tidak membangun Kemiskinan dan Pembodohan Warganegara
RRT di negerinya,untuk itu Negara memerlukan Pembangunan Perekonomian
Negeri disegala bidang, termasuk Bussines di Arena Internasional
dansampai hari ini Pemerintah RRT menghormati Hukum Internasional, dan
itu bukan Sontoloyo Mr.wow,wow,wow.
Istilah "China-Kuli"-penghinaan untuk manusia China,yang dipakai
hampir diseluruh negeri-negeri yang dikuasai oleh
Kolonialisme/Imperiliasme selama 350 Tahun, kini, dengan kehadiran
RRTdi Arena Internasional yang kuat dibidang Ekonomi, pun kekuatan
Militer, istilah penghinaan "China-Kuli" habis dari seluruh
komunikasi. Mr.wow,wow,wow tidak mampu melihat kemenangan Kemanusiaan,
yang kelihatannya kecil, tetapi menentukan status Nasional sebuah
Bangsa China yang besar.
Make China Great again bukan romantisme massa lalu, melainkan untuk
hari ini dan menuju kedapan yang jauh, sesuai dengan Konstitusi RRT,
dimana jelas-jemelas tertulis "RRT menuju pembangun masyarakat
siosialis", dan itu akan melalui perjalana yang lauh berliku-liku.
Imperialisme Europa Union sedang berada dalam Erosi Politik-Integrasi
yang serius, dan hubungan Diplomatik yang tiggi dengan RRT akan
memberikan cuaca pembentukan hubungan Internasional tanpa kekerasan
Militer. Kita ikuti selanjutnya pada awal Minggu depan; delegasi
Kementerian Luarnegeri RRT akan berada di Brussel ( dan itu bukan
Sontoloyo, semua berjalan dalam wadah Hukum Internasional yang berlaku).
--------------------------------------------
Pada Sab, 6/4/19, ajeg menulis:
Nah, ini komentar agak lumayan, penuh keheranan berlumur romantisme
masa lalu. "Make RRT Great and Strong again" katanya tiba-tiba.
Betul, bahwa imperialisme-kapitalisme itu sontoloyo ya jelas harus
dilawan. Tinggal dicari caranya. Pertanyaannya, kenapa RRC sekarang
ikut-ikutan jadi sontoloyo (imperialis kapitalis)?
Kalau RRC serius mau melawan AS maka yang pertama harus dilakukan
adalah stop jadi sontoloyo. Kemudian unjuk gigi bikin pulau-pulau
buatan (basis militer) di sepanjang pantai timur dan barat AS-Kanada
untuk membuktikan kesungguhan RRC membangun komunisme di Pasifik
selatan (Australia, Papua, Selandia Baru, Fiji dst). Sekurangnya,
masuklah ke Honolulu, jangan cuma sampai Manila.
Biarkan ASEAN jadi penonton VIP pertarungan raksasa komunis vs
imperialis kapitalis di Pasifik (atau sekedar imperialis maju vs
imperialis berkembang?)
-- yskp45@... wrote:
Sangat aneh Bung Chanct,
Semenjak berakhir Perang Imperialisme Dunia ke-II. Filipina dijadikan
USA sebagai basis Militer untuk mengintervensi negara-negara
Asia-Tenggara, dan dari Pelabuhan Udara Manila berterbangan pesawat
Udara penBom USA memBom Vietnam, mengsubversi RRT, Uni Sowyet,
mengintervensi, dan mengorganisasi segala bentuk aksi penghancuran
kekuasaan Negara Republik Indonesia-Presiden Soekarno, pemberontakan
PRRI, PERMESTA, membantu DII/TII sampai dengan Operasi CIA yang
dipimpin langsung oleh DUBES USA Marshal Green dan pelaku Lapangan
John Sotckwell bersama para Jendral TNI September 1965, dan tidak
seorangpun dari para heroik anti-RRT bilang itu adalah ofensive
Imperialisme USA, untuk menguasai selanjutnya regional Asia dan Pacific.
Permulaan Abad ke-XXI muncul RRT di Arena Internasional dengan
ofensive Damai berusaha mengexpos kehadiran Militer/kekuasaan USA dari
Asia & Pacific dan berteriak para anti-RRT , "itu adalah
Imperialisme", amboi, amboi, Bung Chanct, pada Abad ke-XXI banyak
bentuk perjuangan, dari kekuatan Demokratis Civilisasi Dunia dalam
konstalasi imbangan kekuatan, yang selau berobah dan dengan RRT yang
sedang menuju bentuknya. Lihat umpamyana. Artikel dibawah, belum
pernah terjadi Volume perdagangan ( Business antara RRT dan Europa
Union) dalam tempo duabulan terakhir mencapai 100 Milliard USDolar,
dan disini kelihatan, bahwa EU sedang dalam perobahan konstalasi
hubungan Internasional yang serius, dan saya ikuti,para Pimpinan RRT
sangat-hati-hati, menguasai Perekonomian Imperialisme EU bukanlah
masalah mudah, dan permulaan telah berjalan dengan baik, dalam
ketentuan hukum Internasional.
Mungkin pula akan berteriak para heroik anti-RRT, "itu adalah
Imperilisme RRT menguasai PerekonomianEU...???).
"Make RRT Great and Strong again".
Tjaniago
---
此電子郵件已由 AVG 檢查病毒。
http://www.avg.com