*Apakah pada Pemilihan Umum pada masa lalu juga banyak petugas mati?  Kalau
jumlah korban 5 orang bisa saja dianggap karena mereka bekerja setengah
mati, lalu  mati, tetapi masalahnya sudah 139 orang. Mesti ada alasan lain,
dan oleh sebab itu patut diobduksi mayat-mayat mereka.*

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190424141741-20-389225/wiranto-sebut-139-petugas-pemilu-meninggal-saat-bertugas




Wiranto Sebut 139 Petugas Pemilu Meninggal saat Bertugas
CNN Indonesia | Rabu, 24/04/2019 15:29 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan Wiranto  <https://www.cnnindonesia.com/tag/wiranto>menyebut ada
139 petugas pemilu
<https://www.cnnindonesia.com/tag/petugas-kpps-meninggal> yang
meninggal selama pelaksanaan Pemilu 2019. Wiranto mengajak masyarakat
memberikan penghargaan pada mereka alih-alih mencaci maki.

"Kita harusnya memberikan penghargaan dan apresiasi pada KPU, Bawaslu, dan
petugas keamanan yang telah melakukan pekerjaan besar dan berat. Sampai
saat ini sudah ada 139 orang yang meninggal," ujar Wiranto di kantor
Kemenkopolhukam, Jakarta, Rabu (24/4).

Wiranto menyayangkan sikap sejumlah pihak yang menuding kecurangan pada
pemerintah dan KPU serta Bawaslu sebagai penyelenggara pemilu.


"Sangat tidak tepat kalau melakukan fitnah, cacian, dan membuat tuduhan
menyedihkan yang tidak berdasar," katanya.

Lihat juga: Evaluasi Pemilu, KPU Buka Opsi Hitung Suara Elektronik
<https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190424123528-32-389159/evaluasi-pemilu-kpu-buka-opsi-hitung-suara-elektronik/>
Ia mengatakan pelaksanaan pemilu tahun ini yang terbesar dan terumit dunia.
Pasalnya, pemilih harus memilih lima sektor dalam waktu satu hari yakni
presiden, DPR, DPD, dan DPRD tingkat kabupaten/kota.

Wiranto pun meminta kepada semua pihak agar turut mengawal proses
perhitungan suara yang saat ini masih dilakukan KPU.

"Untuk melanjutkan keterbukaan dan kenetralannya, KPU telah melakukan
penghitungan secara transparan yang perkembangannya dapat diakses setiap
saat," ucapnya.

Sebelumnya, KPU pada Selasa (23/4) petang mencatat ada 119 petugas KPPS
meninggal dunia saat bertugas dalam penyelenggaraan pemilu.

"Berdasarkan data yang kami himpun hingga pukul 16.30 WIB, petugas kami
yang mengalami kedukaan ada 667 orang. Sebanyak 119 meninggal dunia, 548
sakit, tersebar di 25 provinsi," kata Komisioner KPU Viryan saat ditemui di
Kantor KPU, Jakarta, Selasa (23/4).

Lihat juga: Petugas KPPS Gugur, Ridwan Kamil Beri Santunan Rp50 Juta
<https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190423204720-20-389025/petugas-kpps-gugur-ridwan-kamil-beri-santunan-rp50-juta/>
Pada hari yang sama anggota Bawaslu Fritz Edward Siregar di tempat berbeda
mengatakan ada 33 orang panitia pengawas pemilu (Panwaslu) yang juga gugur
saat bertugas.

Petugas pemilu yang tewas disebabkan beragam hal. Faktor utamanya adalah
kelelahan. Viryan berkata sistem menyerentakkan lima jenis pemilu sangat
baik bagi sistem presidensial. Namun, beban kerja untuk petugas di lapangan
begitu berat.

Pemilu serentak yang merenggut banyak korban jiwa langsung direspons dengan
dorongan evaluasi sistem pemilu.

Penyelenggaraan Pemilu 2019 yang serentak antara pileg dan pilpres
menimbulkan beragam masalah, salah satunya ratusan petugas KPPS meninggal
dunia akibat kelelahan bekerja. Komisi Pemilihan Umum (KPU) pun diminta
harus segera dilakukan secepatnya, tak perlu ditunda-tunda.

Lihat juga: Petugas KPPS di Bali Alami Stroke saat Hitung Suara
<https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190424072742-20-389062/petugas-kpps-di-bali-alami-stroke-saat-hitung-suara/>
Eks Komisioner KPU, Hadar Nafis Gumay menilai evaluasi terhadap Pemilu 2019
harus betul-betul dikaji secara rinci. Terutama misalnya sistem pemilu yang
masih banyak kekurangan dari sisi teknis.

Menurut Hadar, sistem pemilu dengan begitu banyaknya calon tentu hanya akan
menambah beban kerja para penyelenggara pemilu, khususnya para petugas di
TPS dan petugas penghitungan suara.

"Kalau memang kesimpulannya beban kerja berat ini karena sistem pemilu yang
terlalu rumit, kita ubah sistemnya," katanya.

"Sistem yang sekarang membuat kita harus memilih banyak calon. Jadi
misalkan calonnya diturunkan dari 12 atau 10 menjadi 6 calon saja. Itu kan
dapat mengubah struktur surat suara dan mengurangi beban kerja
penyelenggara," ujar Hadar.
  • [GELORA45] Wiranto Sebut 139 ... Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]

Kirim email ke