Ajakan Pertobatan Kivlan Zen kepada Prabowo
17 Mei 2019 14:29Diperbarui: 17 Mei 2019 20:24 26549 12 21
https://www.kompasiana.com/yosa-0/5cde62de3ba7f74c12651c22/ajakan-pertobatan-kivlan-zen-kepada-prabowo?page=all
<https://assets-a2.kompasiana.com/items/album/2019/05/17/kivlan-zen-1-5cde617595760e4b9d79c432.jpeg?t=o&v=760>
Ajakan Pertobatan Kivlan Zen kepada PrabowoKivlan Zen
Mengagetkan! Kivlan Zen ternyata "bertobat". Tidak garang dan
meledak-ledak seperti biasanya. Suaranya lembut, ramah, dan tatapan
matanya bersahabat. Namun yang lebih penting, ia sudah balik kanan.
Mengambil arah berlawanan dengan menolak jalan ngawur Prabowo
<https://www.kompasiana.com/tag/prabowo> terhadap hasil Pemilu.
Penegasan itu diperlihatkan Kivlan dalam pemeriksaannya selama 14 jam di
Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya
sebagai saksi dalam kasus Eggi Sudjana, Kamis, 16 Mei sekitar pukul
11.00 Wib sampai pagi 17 Mei. (detik.com <https://news.detik.com/>)
Mengapa Kivlan tiba-tiba berbalik? Apakah takut dicokok dengan
pasal-pasal makar seperti dikenakan kepada Eggi? Mungki saja ya, mungkin
juga bukan.
Yang bisa dipastikan ialah bahwa Kivlan sudah melakukan perenungan
terhadap banyak hal. Mulai dari dirinya sendiri yang sudah sepuh dan
pensiunan TNI, hubungannya dengan negara, resiko-resiko yang dihadapi
kalau terus bersekutu dengan gagasan people power Amien Rais, Rizal
Ramli, Prabowo, dan para pecundang dalam kubu Paslon 02.
Sangat mungkin ia diingatkan oleh Sapta Marga dan Sumpah Prajurit ABRI
(TNI) yang pernah diikrarkannya ketika diterima menjadi anggota TNI.
Tujuh poin dalam sapta marga dan lima poin janji prajurit barangkali
mengiang keras di lubuk hati, dan mendesaknya untuk kembali ke jalan
yang benar.
Mendukung NKRI <https://www.kompasiana.com/tag/nkri> berdasarkan
Pancasila <https://www.kompasiana.com/tag/pancasila> dan UUD 1945;
tunduk kepada hukum dan memegang teguh disiplin keprajuritan; bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, membela kejujuran, kebenaran, keadilan,
serta senantiasa siap sedia berbakti kepada Negara dan Bangsa, adalah
beberapa pokok ikrar yang sudah lama mengendap di alam bawah sadar
Kivlan, lalu ramai-ramai memberontak, memaksa masuk ke alam sadar Kivlan.
Kemungkinan besar pemberontakan ikrar ituah yang membuat Kivlan
terperanjat. Membuat naluri kemiliteran yang masih mengalir dalam
darahnya memaksanya berbalik arah secara spontan.
*Mengingatkan Prabowo*
Setelah diperiksa selama 14 jam, Kivlan tampak segar. Raut wajahnya
bersinar membersitkan cahaya optimisme. Ia berkesimpulan bahwa tidak ada
gunanya berbuat yang aneh-aneh. Ia berharap agar Prabowo plus para
pendukungnya menghargai, menerima, dan mengakui kebenaran proses
perhitungan suara di KPU.
Siapa yang nantinya menang, entah Paslon 01 maupun 02, perlu diterima
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Pun kalau tidak diterima,
perlu disanggah melalui jalur hukum.
Ia mengaku bahwa sebagai warga negara perlu memerjuangkan keadilan dan
kebenaran. Namun, dalam perjuangan itu jangan ngawur. Harus didasarkan
pada ketentuan hukum yang berlaku.
Disadari entah tidak, diakui atau tidak, sikap tersebut dialamatkan
kepada Prabowo dan kubu Paslon 02. Ia mengingatkan sekaligus mengajak
Prabowo bertobat. Jangan mau dikekang. Perlu segera melepaskan diri dari
cengkeraman pikiran keliru para pendukung.
Tidak itu saja. Teman-teman lain juga turut diajak Kivlan. "... Saya
juga menyerukan kepada yang berpikir sama dengan saya, saya sampaikan
mari kita sesuaikan diri dengan UU dan keputusan sesuai dengan UU yang
berlaku," ujarnya di depan wartawan. (detiknews
<https://news.detik.com/berita/4552969/kivlan-yang-berpikir-sama-dengan-saya-mari-sesuaikan-diri-dengan-uu>)
Kivlan mengingatkan Prabowo bahwa cara-cara yang selalu digaungkan para
pendukung ngawur bukanlah jalan yang patut ditempuh oleh siapa pun. Juga
oleh pensiunan TNI. Selain melawan Sapta Marga dan Sumpah Prajurit,
sekaligus melawan negara yang mereka bela mati-matian waktu di TNI.
Mungkin saja Prabowo menilai sikap Kivlan sebagai pengkhianatan pada
dirinya. Namun, Prabowo perlu ingat bahwa tidak semua orang yang mengaku
teman, yang selalu menempel dirinya dalam serangkaian proses Pemilu,
adalah sahabat baik, sahabat sejati.
Sahabat sejati adalah orang yang turut berbahagia di saat sahabatnya
mendapatkan kebahagiaan dan yang berani menegur dan memberikan nasehat
di saat sahabatnya melakukan kesalahan.
Kivlan mengingatkan bahwa menolak hasil Pemilu dengan melawan hukum
adalah keliru. Resikonya sangat besar. Bukan saja soal pidana penjara
bertahun-tahun. Atau tenggelamnya nama baik yang telah dibangun
bertahun-tahun sebagai prajurit TNI di bawah tumpukan catatan buruk.
Yang lebih utama ialah bangsa dan negara kita rusak. Rakyat yang tak
berdosa bisa menjadi korban sia-sia.
*Pilihan bagi Prbaowo *
Kalau benar ada kecurangan, jangan hanya orasi. Tunjukan bukti akurat.
Jangan kengawuran BPN yang menyebut adanya penggelembungan suara di
berbagai tempat terus diulang tanpa bukti.
Jangan gara-gara adanya peningkatan partisipasi pemilih di Jatim
umpamanya, BPN lalu bilang ada penggelembungan suara. Kenyataannya bukan
begitu. Pemilih yang berpartisipasi saat Pilkada Jatim memang hanya 20
juta orang, tetapi pada Pemilu 2019 meningkat menjadi 24 juta orang.
Jangan disalahartikan bahwa kenaikan partisipasi pemilih yang empat juta
itu sebagai penggelembungan suara. Itu menyesatkan rakyat.
Padahal keadaan yang sama terjadi juga di Medan. Tingkat partisipasi
masyarakat saat Pilkada di Medan hanya 26 persen, sedangkan saat pilpres
mencapai 80 persen. Tetapi BPN tidak memermasalakan karena di daerah itu
Paslon 02 menang. (Kompas.com
<https://nasional.kompas.com/read/2019/05/16/15195031/patahkan-tuduhan-kecurangan-tkn-pakai-data-milik-bpn-prabowo-sandiaga>)
Penyesatan seperti itulah yang diingatkan Kivlan. Ia berharap agar
Prabowo tidak membiarkan dirinya dikibuli terus-menerus. Sekarang
Prabowo tinggal pilih. Mau tetap berjalan dengan mata tertutup menuju
jurang atau berjalan dengan mata terbuka lebar sehingga tak tersandung
batu, terserah Prabowo.
Yang jelas, tugas Kivlan sudah selesai. Sebagai sahabat sejati ia telah
menegur dan mengajak Prabowo bertobat. ***
*Artikel terkait*:
Pak Prabowo, Sudahlah, Jangan Mau Dikibuli!
<https://www.kompasiana.com/yosa-0/5cce7b0695760e59586cb184/pak-prabowo-sudahlah-jangan-mau-dikibuli>
Selamatkan Prabowo dari Cengkeraman para Pecundang
<https://www.kompasiana.com/yosa-0/5cdce5d675065775495e6052/selamatkan-prabowo-dari-cengkeraman-para-pecundang>
---
此電子郵件已由 AVG 檢查病毒。
http://www.avg.com