Ekonomi Tiongkok Peroleh Kepercayaan Kuat Modal Internasional

http://indonesian.cri.cn/20190529/f40114c4-e280-82e4-c591-f7814d06d082.html
2019-05-29 10:22:13

MSCI Inc. (Morgan Stanley Capital International), yang merupakan penyedia indeks saham dan obligasi terkemuka dunia pada hari Selasa (28/5) kemarin meningkatkan proporsi saham Tiongkok dalam benchmark indexnya, sehingga MSCI China Index bertambah 26 saham Tiongkok, termasuk 18 saham perusahaan sedang berkembang pada papan bursa, dengan jumlah total saham Tiongkok naik dari 238 saham menjadi 264 saham. Sementara itu, Inclusion coefficient saham Tiongkok naik dari 5 persen menjadi 10 persen, dengan proporsinya di MSCI China Index dan MSCI Emerging Markets Index masing-masing meningkat 5,25 persen dan 1,76 persen.

Ini membuktikan bahwa ekonomi Tiongkok tetap menjadi minat modal internasional yang masih penuh keyakinan terhadap kedinamisan dan potensi perekonomian Tiongkok. Keyakinan modal internasional itu patut dihargai mengingat ekonomi dunia dewasa ini terus terganggu unilateralisme dan perang dagang.

Kepercayaan dan keyakinan modal internasional tersebut berasal dari gagasan perkembangan sederhana yang sejak lama diimplementasi oleh Tiongkok, yakni menangani urusan diri sendiri dengan sebaik-baiknya. Dengan dilandasi gagasan tersebut, kontribusi ekonomi Tiongkok terhadap pertumbuhan ekonomi dunia menembus 30 persen ke atas, dengan PDB tahun lalu mencapai 90 triliun yuan, PDB perkapita sebanyak 10 ribu dolar AS, dan volume impor dan ekspor melampaui 30 triliun yuan RMB.

Wakil Menteri Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional Tiongkok, Ning Jizhe baru-baru ini memberikan pemaparan tentang ekonomi Tiongkok pada empat bulan pertama tahun ini. Ia menyimpulkan bahwa ekonomi Tiongkok beroperasi stabil, baik di bidang pertumbuhan maupun di bidang lapangan kerja dan harga pasar. Ini membuktikan bahwa Tiongkok yang berkembang stabil merupakan mitra yang dapat diandalkan oleh negara lain untuk mewujudkan perkembangan bersama.

Wakil Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat menyatakan bersikap optimis terhadap perkembangan ekonomi Singapura karena perkembangan Tiongkok tidak hanya menyejahterakan rakyat Tiongkok, tapi juga memberikan daya hidup yang kuat bagi perekonomian Asia, sehingga Singapura yang berada di pusat kawasan Asia pasti akan memperoleh manfaat dari perkembangan makmur ekonomi Asia.

Yang patut dicatat ialah, di antara perusahaan-perusahaan yang mengalami dampak negatif akibat penerapan tarif tambahan AS terhadap barang-barang asal Tiongkok senilai 200 miliar dolar AS, 50 persen perusahaannya adalah perusahaan modal asing, termasuk tidak sedikit perusahaan AS. Perusahaan Novelis yang bermarkas besar di Atlanta, AS merupakan salah satu produsen aluminium terbesar di dunia. Baru-baru ini perusahaan tersebut mengumumkan, pabriknya di kota Changzhou, Provinsi Jiangsu akan diresmikan pada akhir tahun ini, dan ke depannya pabrik itu akan menyediakan pasokan kepada sejumlah pabrik mobil di Shanghai, termasuk pabrik Tesla AS di Shanghai. Seorang eksekutif senior dari Novelis mengatakan, pihaknya tetap optimis terhadap Tiongkok sebagai pasar penjualan mobil terbesar di dunia. Ia menyatakan tidak berharap perkembangannya di Tiongkok berhenti karena sengketa dagang AS-Tiongkok.



---
此電子郵件已由 AVG 檢查病毒。
http://www.avg.com

Kirim email ke