Kutipan :
Ini jelas menunjukkan bahwa sejak awal SBY memang terpaksa mendukung
PS. Terpaksa karena pada pilpres 2024 anaknya, Agus Harimurti Yudhoyono
(AHY), tidak boleh mencalonkan diri apabila di pilpres 2019 ini
Demokrat tidak masuk ke salah satu kubu capres.
Di mana ada aturannya AHJ tidak boleh mencalonkan diri apabila di pilpres
2019
ini partai Demokrat tidak masuk salah satu kubu capres ?

Pada tanggal Jum, 7 Jun 2019 pukul 09.07 'Lusi D.' lus...@rantar.de
[GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com> menulis:

>
>
> Tulisan Asyari ini saya unggah untuk melihat karakter dua
> kepribadian dalam dunia politik.
> Salam
> Lusi.-
>
> SEPUTAR BERITA Am 06.06.2019 veröffentlicht
>
> Oleh: Asyari Usman
>
> Koreksi Prabowo Soal Pilihan Bu Ani, SBY Tunjukkan Jatidiri
>
> APAKAH salah Prabowo Subanto (PS) mengenang kebaikan almarhumah Bu Ani
> terkait pilihan politik almarhumah? Sama sekali tidak.
>
> Lumrah saja seseorang mengenang kebaikan orang lain. Bahkan dianjurkan
> orang yang bertakziah menceritakan kebaikan seseorang yang meninggal
> dunia.
>
> Ketika ditanya para wartawan tentang kenangan dari almarhumah, Pak PS
> langsung menjawab kebaikan Bu Ani pada 2014 dan 2019.
>
> “Beliau memilih saya,” kata Pak PS. Tidak ada yang aneh dengan jawaban
> ini. Jawaban itu baru menjadi aneh setelah SBY malah mengoreksinya.
> Andaikata dibiarkan berlalu, tidak akan ada orang yang akan
> mempersoalkannya. Bukankah SBY dan Demokrat secara resmi masih
> berkoalisi dengan Prabowo?
>
> Jadi, tidak ada yang salah. Tapi, SBY ‘kan sedang berduka? Juga bukan
> masalah besar. Tidak ada yang sensitif. Pak PS hanya menjelaskan
> kebaikan almarhumah Bu Ani. Bagi Pak Prabowo, itu kebaikan yang sangat
> besar.
>
> Entah dengan alasan apa, SBY tersinggung ketika Pak PS menceritakan
> pilihan almarhumah di pilpres 2014 dan 2019. Reaksi SBY inilah yang
> berlebihan. Di sini, SBY menunjukkan jati dirinya terkait pencapresan
> Prabowo. Reaksi SBY itu yang malah sangat politis. Dalam arti, dia
> tidak mau publik tahu tentang kemungkinan adanya
> “hypocrisy” (kemunafikan) di balik semua ini.
>
> Tampak sekali dengan nyata bahwa SBY, pada dasarnya, sangat tidak suka
> kepada Prabowo. Dia hanya pura-pura mendukung. Kalau SBY benar sepenuh
> hati mendukung, mengapa dia berkeberatan ketika Pak PS menceritakan
> kebaikan Bu Ani? Mengapa dia harus harus meluruskan pernyataan Prabowo
> itu?
>
> Ini jelas menunjukkan bahwa sejak awal SBY memang terpaksa mendukung
> PS. Terpaksa karena pada pilpres 2024 anaknya, Agus Harimurti Yudhoyono
> (AHY), tidak boleh mencalonkan diri apabila di pilpres 2019 ini
> Demokrat tidak masuk ke salah satu kubu capres.
>
> Waktu itu, ke kubu Jokowi tidak bisa bergabung karena ditolak oleh
> Megawati. Akhirnya mengemis ke kubu Prabowo di saat-saat akhir. Prabowo
> terlalu baik menerima AHY. Padahal, tidak ada efek sama sekali terhadap
> kemenangan Prabowo yang dirampok itu.
>
> Eh, sekarang setelah hajat mereka terpenuhi, yaitu tidak lagi ada
> ancaman AHY terdisualifikasikan di pilpres 2024, SBY langsung menusuk
> PS. Dia tak mau lagi dikait-kaitkan dengan Prabowo. Betul-betul licik.
> Tak bisa dipercaya.
>
> Kata orang, SBY itu ahli strategi. Kalau saya berpendapat, SBY malah
> ahli berbohong. Ahli bermunafik.
>
> Dari insiden koreksi ucapan Prabowo itu, saya malah yakin SBY tidak
> mencoblos tanda gambar paslonpres 02 di TPS, 17 April. Bukti tambahan?
> Dia sangat sibuk menjadi mediator antara Jokowi dan Prabowo. SBY
> berusaha sekuat tenaga supaya Prabowo mengalah. Dia puja-puji Prabowo
> sebagai “champion of democracy”, dlsb, kalau menerima keputusan KPU.
>
> Kemudian SBY mendesak supaya PS bertemu dengan Jokowi. Semua anjuran
> ini bermuara pada: sudahlah, terima saja kecurangan pilpres itu. Itulah
> yang ingin dilakukan oleh SBY. Memang betul-betul…
>
> Tapi, tidak heran juga sesungguhnya. Di pilpres 2014, SBY malah tidak
> membela besan dia sendiri, Hatta Radjasa, yang mendampingi Prabowo.
> Besan dia saja dibiarkan, apalagi Prabowo.
>
> Saya paham hari-hari ini adalah hari duka SBY dan keluarganya. Tapi,
> koreksi langsung yang sangat tidak perlu atas stetmen Prabowo, sungguh
> tidak etis. Apa urgensinya meluruskan pernyataan itu? Toh, pilpres
> sudah lewat.
>
> Pak PS bukan mencari dukungan ketika mau melayat ke Cikeas. Dia hanya
> menuturkan kenangan baik dari Bu Ani. Tidak lebih dari itu
> 
>

Kirim email ke