Kelihatan ya kabinet rakus yang gaduh sejak awal itu 
semakin terang-terangan rebutan rejeki dan saling 
menyalahkan di penghujung waktu. Tidak peduli teman 
se-rezim boro-boro lagi peduli Rakyat. Dan itu tidak salah 
menurut para penyembahnya.
Lalu, di mana gerangan Presiden? Kepala Negara? 
(kalau Jokowinya kan masih timbul-tenggelam kelelep 
di culture shock). 

Tidak sabar rasanya untuk nonton rezim ini baku cakar, 
gigit, jambak, sepanjang 5 tahun ke depan. Apalagi konon 
bakal dijejali dengan oportunis dari belasan partai + 
perwira aktif TNI-Polri.

    --- jetaimemucho1@... wrote:
Siapa yang bilang harga tiket pesawat di Indonesia terendah ke 6 di dunia??? 
Dan siapa Luhut??? tuan tanah, kabir dan komprador sekaligus!!! Berapa gajih 
kelas menengah kebawah, kaum buruh dan tani di Indonesia??? 
    On Tuesday, June 11, 2019, 6:32:58 PM GMT+2, ajeg wrote:
Jadi, Luhut mengakui ada kesalahan pemerintah. 
Salahsatunya soal avtur.
Apa iya pemerintah bisa salah? Aneh... 
Pemerintahan Jokowi lho, kok bisa salah.
-

Luhut: Harga Tiket Pesawat Indonesia Terendah Ke-6 di Dunia
 
Selasa 11 Jun 2019 13:29 WIB
    
 Red: Andi Nur Aminah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar 
Pandjaitan menyebut harga tiket pesawat untuk penerbangan domestik di Indonesia 
merupakan yang terendah keenam di dunia. Meski demikian, Luhut mengakui ada 
sejumlah kesalahan atas kondisi tersebut sehingga menimbulkan gejolak saat 
harga tiket pesawat mengalami kenaikan seperti saat ini."

Kalau kita lihat, harga tiket pesawat Garuda di Indonesia itu masih empat atau 
enam termurah di dunia. Jadi harga tiketnya paling murah. Kan tidak sehat juga 
untuk perusahaan. Tapi ada juga kesalahan pemerintah," ungkapnya ditemui seusai 
halalbihalal di Gedung BPPT Jakarta, Selasa (11/6).


Menurut Luhut, salah satu kesalahan pemerintah adalah membiarkan harga avtur 
terlalu tinggi. Bahkan lebih tinggi dari harga patokan Mid Oil Platts Singapore 
(MOPS) Singapura."

Makanya saya pernah katakan, nanti harus ada satu lagi pembanding. Ada yang 
bilang (agar harga avtur) disubsidi di daerah, ya carilah partner yang mau 
subsidi di daerah. Masak Singapura bisa lebih murah 20 persen dari kita?" 
ujarnya.

Luhut menambahkan, masalah lain atas tingginya harga tiket pesawat adalah 
inefisiensi yang terjadi di Garuda Indonesia dan Lion Air. Dua maskapai utama 
ini yang mendominasi penerbangan nasional.


Inefisiensi, menurut mantan Menko Polhukam itu, terjadi untuk pembelian pesawat 
yang tidak sesuai dan tidak efisien. "Tapi sekarang Garuda sedang memperbaiki, 
begitu pula di Lion," katanya.

Mantan Kepala Staf Presiden itu menuturkan meski didominasi dua grup maskapai, 
tidak ada duopoli dalam penerbangan nasional. Pasalnya, maskapai asal Malaysia 
AirAsia juga telah beroperasi di Indonesia. "Jadi kalau duopoli, saya rasa 
enggak juga," imbuhnya.
Luhut mengatakan secara bertahap akan terjadi penyesuaian harga. Namun, ia 
mengatakan kenaikan harga dalam penyesuaian tidak bisa dihindari. "Memang harga 
itu juga harus dinaikkan, hanya memang kenaikkan harus dilakukan secara gradual 
(bertahap) dan di sektor orang-orang mampu. Yang kurang mampu, harga itu 
dikasih subsidi. Karena tidak boleh juga dong kita terlalu beda jauh dengan di 
luar," katanya.

  

Kirim email ke