Waktu kami tinggal di Eropa, belum ada bullet train disana. Tetapi sudah sangat 
kagum dgn kereta api di Jerman dgn ketepatan waktunya dibanding dgn di 
Indonesia dgn kereta api "klutuk" dan dgn "jam karet". Setelah pindah ke North 
America, waktu setelah mengikuti konferensi di Kyoto, mencoba Shinkasen dari 
Kyoto ke Tokyo karena waktu itu adalah satu2 nya bullet train yg ada di dunia. 
Impresi yg pertama, waktu berada di stasiun platform, mau memotret kereta api 
ini yg sudah kelihatan dari jauh dan melewati stasiun ini tanpa berhenti, tidak 
sempat memotret sebab kereta api sudah lewat dan menghilang dgn kecepatannya. 
Beberapa tahun kemudian dgn rombongan dari Los Angeles juga mencoba Shinkasen 
sebab tidak ada bullet train di North America. Saya dgn istri juga pernah 
mencoba "Maglev train" dari Airport Shianghai ke kota Shianghai, impresi, train 
ini yg tercepat di dunia tetapi rasanya tidak bergoyang sama sekali. Saya kira 
teknik dari Maglev train tidak cost-effective utk jarak jauh sekali.

Sekarang bullet train (yg bukan Maglev) dari Tkk adalah yg paling laku di 
negara2 lain karena paling murah dan cepat. Keputusan Jokowi sudah benar karena 
Shinkasen lebih mahal dan tidak lebih cepat. Harap saja, bullet train di 
Indonesia bisa dipelihara dgn baik dan tepat waktu dan tidak ada kecelakaan 
seperti tidak ada kerbau, sapi atau orang yg menyebrango rel kereta api, he,he, 
he.

Kirim email ke