Di NKRI banyak profesor tanpa ada hasil research yang dipublikasikan.
Kalau punya gelar lantas mengajar di universitas langsung mudah ditempelkan
gelar prof.

On Wed, Jun 26, 2019 at 9:37 AM 'Lusi D.' lus...@rantar.de [nasional-list] <
nasional-l...@yahoogroups.com> wrote:

>
>
>
>
> Beginn der weitergeleiteten Nachricht:
>
> Datum: Wed, 26 Jun 2019 09:22:04 +0200
> Von: "Lusi D." <lus...@rantar.de>
> An: arif harsana <arif_hars...@yahoo.com>
> Betreff: Re: Debat dua pakar ttg salah-tidaknya hasil penghitungan
> suara dlm pemilu 2019
>
> Kok artikel "MENGULITI KEBOHONGAN AKADEMIK [PROFESOR] JASWAR KOTO"
> tidak menyinggung hasil research Jaswar Koto yang dia ambil dari
> data-data kongkrit pemilu yang disediakan oleh KPU dan dengan demikian
> bisa kita nilai sebagai alternativ tandingan untuk hasil penelitian
> Jaswar Koto itu kok tidak muncul?
>
> Bahwa dikalangan para pakar di alam masyarakat persaingan bebas itu
> saling serang-menyerang yang bersifat pribadi saya kira kita sudah pada
> maklum dan menurut pendapat saya yah biarkan sajalah. Sementara itu,
> penyerangan yang bersifat pribadi bahkan thd KPU sendiri tidak kita
> temukan dalam artikel penelitian Jaswar Koto.
> Salam. Lusi.-
>
> Am Tue, 25 Jun 2019 10:41:30 +0000 (UTC)
> schrieb arif harsana <arif_hars...@yahoo.com>:
>
> > Ini juga ada artikel di internet:
> > ==>   MENGULITI KEBOHONGAN AKADEMIK [PROFESOR] JASWAR KOTO
> > Sebetulnya saya tidak ingin membahas masalah [profesor] Jaswar Koto
> > ini, karena mau jadi saksi ahli siapapun itu urusan dia. Tetapi
> > ketika dia berbohong perihal yang berkaitan dengan urusan akademik,
> > saya sebagai seorang akademisi punya hak untuk membantah, agar jangan
> > sampai dunia akademik dicemarkan oleh plagiator atau pembohong
> > akademik seperti Jaswar Koto ini. Melihat kesaksian dia di MK dalam
> > sidang persengketaan pemilihan presiden, kualitas kesaksian Jaswar,
> > menurut saya tidak istimewa alias tidak ada apa-apanya, hanya klaim
> > sepihak dari dia yang dia sendiri pun tidak punya otoritas untuk
> > mengklaim. Seperti ketika ditanya oleh YIM dia gelagapan dan lidahnya
> > membasahi bibirnya berkali-kali. Secara psikologis dia menunjukkan
> > bahwa dia panik dan stress (ditandai dengan keringnya mulut dan
> > bibir), sampai dia tidak ngerti pertanyaannya, padahal bagi saya saja
> > yang tidak ahli, pertanyaan Yusril ini sangat jelas. Kalau tidak ada
> > fakta yang disembunyikan oleh Jaswar, pertanyaan itu bisa dijawab
> > straightforward. Dan memang sejauh ini, baik saksi ahli maupun saksi
> > tidak ahli yang ditampilkan oleh pemohon tidak ada yang berkualitas,
> > hanya lawakan, dan kebohongan, termasuk saksi ahli Jaswar ini. Saya
> > memang tidak tahu 100% siapa Jaswar Koto ini, dan mungkin tidak ada
> > seorang pun yang 100% tahu, hanya yang bersangkutan dan Allah SWT
> > saja yang tahu. Jadi saya hanya cerita yang jelas saya tahu dan tahu
> > berdasar verifikasi sendiri (karena keraguan saya) berdasar informasi
> > yang Jaswar Koto sendiri sampaikan di CV dia. Saya pernah bekerja di
> > Universiti Teknologi Malaysia, dari 1 Januari 2013 sampai 31 Desember
> > 2018 (persis 6 tahun). Jaswar Koto pun pernah bekerja di UTM, tapi
> > sejak kapan saya tidak tahu persis. Kontrak saya sebetulnya sehingga
> > 31 Mei 2019, tapi saya mengundurkan diri karena perlu new
> > environment. Jadi saya tahu siapa Jaswar ini, tapi saya tidak
> > berteman dengan dia di FB. Saya lebih senang berteman secara offline
> > daripada teman di FB. Ada kurang lebih 100 friend requests di FB tapi
> > tidak pernah saya gubris, kecuali kenal betul atau sepemikiran dengan
> > saya. Pertama-tama yang paling menonjol dari kebohongan Jaswar ini
> > adalah klaim dia sebagai seorang profesor (mungkin lebih cocok
> > disebut lawakan). FYI: di friendlist FB saya ada 5 Professor dan 2
> > Associate Professor asli UTM yang boleh menyaksikan kebohongan
> > Jaswar, tapi nama-nama beliau tidak saya tag, karena tidak ingin
> > melibatkan beliau-beliau. Tetapi seandainya pun beliau-beliau membaca
> > status saya dan memberi komentar, itu hak beliau-beliau. Ke 5
> > professor UTM itu adalah Prof Dato Dr. Ahmad Nazri Muhamad Ludin
> > (Director UTM LEAD), Prof Dr. Hamdan Ahmad (Dean FABU), Prof Dr.
> > Roslan Amirudin (Director Assets Management Office), Prof Dr. Shahir
> > Shamsir (Director ICC), dan Prof Dr. Hadi Nur (Director Ibnu Shina
> > Institute). Yang terakhir adalah professor diaspora dari Indonesia.
> > Dua associate professor adalah Assoc Prof Dr Hairul Nizam Ismail
> > (Director URP Program) dan Assoc Prof Dr Muhammad Zaly Syah Muhammad
> > Husein (Director CIPD). Jadi beliau-beliau ini boleh membantah jika
> > cerita saya tentang Jaswar Koto absurd. Jaswar Koto self-proclaim
> > sebagai seorang profesor. Pertanyaan saya adalah universitas mana
> > yang mengukuhkan dia sebagai seorang profesor? Sedangkan pangkat
> > terakhir dia di UTM hanyalah Pensyarah Kanan (Senior Lecturer) DS51.
> > Sampai 31 Desember 2018 saya tidak pernah mendengar UTM mengukuhkan
> > Jaswar Koto jadi profesor dengan pangkat terendah VK07. Kalau
> > dikukuhkan di universitas Jepang seperti klaim pendukungnya. Di
> > Universitas mana? kapan? Bahkan dicari di google scholar, dia tidak
> > punya akun google scholar. Dia ada akun research gate dengan gelar
> > akademik 'Philosophy of Doctor'. Setahu saya gelar yang diberikan
> > universitas di Dunia ini Doctor of Philosophy (PhD), Doctor of
> > Engineering (D.Eng), Doctor of Technical Science atau Doctor of
> > Science (D.Tech. Sc, atau D.Sc) atau sejenisnya. Master of Something
> > (M.??, MA, MSc, MEng) atau Bachelor of Something (B.??, BA, BSc,
> > BEng). Kalau di Indonesia, Sarjana Apa (S.?), Magister Apa (M.?),
> > atau Doktor (Dr.). Lha di CV Jaswar Koto ditulis (title maksudnya
> > titel dalam bahasa Indonesia) Prof. Dr. Eng. C.Eng. C.Mar Eng. Pak
> > Jaswar, apakah anda tidak tahu bahwa bahwa gelar akademik tertinggi
> > itu doktor (PhD, DSc, DEng, DTechSc, Dr)? bukan profesor. Profesor
> > itu pangkat/rank Pak, ada Assistant Professor, Associate Professor,
> > ada [full] Professor, kadang-kadang ada Chair Professor (kalau di
> > negara anglo-saxon), Emeritus Professor atau Professor Emeritus
> > (kalau sudah pensiun tapi ilmunya masih diperlukan). Terus lagi apa
> > yang dimaksud C.Eng dan C.Mar Eng? akademisi memang biasanya
> > menambahkan membership contoh member of American Society of Civil
> > Engineer disingkat M.ASCE (ditulis di belakang nama), atau Fellow
> > ASCE ditulis F.ASCE. Kalau sudah jadi professional engineer ditulis
> > PE (US) atau PEng (Canada) dan itu ada ujian dan
> > certificate/certified professional engineer, dengan ini dia punya
> > otoritas untuk melakukan pekerjaan engineering. Lah Jaswar Koto pake
> > C.Eng, C.Mar. Eng (maksudnya Certified Engineer? atau Certified
> > Marine Engineer?) Mana buktinya bahwa dia certified? Kalau semua
> > sertifikat dijejerin di belakang nama, saya punya 70 sertifikat Pak.
> > Di CV dia tertulis alamat (sekarang) di Jepang (mungkin alamat dulu
> > ketika masih sekolah di Jepang, biar keren), padahal alamat terakhir
> > dia adalah di Johor Bahru, Malaysia. Konyolnya lagi dia pakai email
> > (sekarang) Universiti Teknologi Malaysia jas...@utm.my gak sinkron
> > kan? Kita pun tidak bisa memverifikasi apakah dia pernah jadi dosen
> > di Jepang atau tidak. Harap-harap ada orang Jepang yang tahu ini.
> > Lalu di CV dia dia tulis sebagai President of Ocean and Aerospace
> > Institute, Indonesia (saya kira ini organisasi yang tidak
> > di-recognize oleh mana-mana lembaga profesional) yang dia buat
> > sendiri, dan self-proclaim lagi sebagai president, padahal anggotanya
> > aja gak ada. Tapi mari kita kuliti lebih dalam. Di website ISOMA i.e.
> > http://isomase.org/halutama.php tertulis begini: [ini bahasa Inggris
> > versi Indonesia ya, mungkin dia sendiri yang nulis. Saya hafal style
> > Bahasa Inggris orang Indonesia, karena saya sering me-reject paper
> > orang Indonesia, kalau saya jadi
> > reviewer]:-----------------------------ISOMAse is an international
> > professional organization in science and engineering relating ocean,
> > mechanical and aerospace. To enhance our member knowledge in these
> > areas, ISOMAse takes an initiative to involve in several types of
> > publication such as journals, book and conference proceeding. All our
> > publications are available in digital version and open free for
> > public to be downloaded. Also, all ISOAMse members are encouraged to
> > publish their value paper or sharing their quality publications
> > through our website. At this moment, ISOMAse has a number of
> > publications as follows:------------------------------ Ada list
> > journal di sana, dan saya klik salah satunya: Proceedings POMAse,
> > yang prestasinya cukup mencengangkan dengan jumlah sitasi: 211,
> > h-index:7, i-10 index:5, dan dia memberi link kepada google scholars
> > untuk Proceedings ini. Dan ketika aku klik list of publication yang
> > ada (yang katanya dipublish oleh ISOMAse), rupanya dia mencatut
> > artikel orang. Contoh:Small Waterplane Area Ships (Dubrovsky et al.)
> > Diterbitkan oleh Backbone Publisher 2007, bukan oleh ISOMAse.Contoh
> > lain:Model Test for VIM of Multi-column Floating  Platforms (Magee,
> > et al.) Diterbitkan oleh ASME 2011, bukan ISOMAse.Jadi ini semua
> > bullshit dan pelecehan terhadap akademik.  Saya kira harus ada
> > tindakan oleh publishers yang dicatut artikelnya oleh Jaswar atau
> > ISOMAse. Aku ingin meneruskan cerita lawakan Jaswar Koto ini, tapi
> > gak ada gunanya. Kadang-kadang aku ingin ketawa kadang-kadang aku
> > gerem dengan kelakuan Jaswar K[ampret] ini. Tapi udahlah hanya
> > ngabisin waktu saja. Terakhir, berita yang paling fresh tentang
> > Jaswar Koto adalah nampaknya kontrak Jaswar tidak diperpanjang oleh
> > UTM, karena ketika saya cek di list Staff UTM, nama dia tidak
> > ditemukan, jadi kalau dia ngaku profesor seperti yang tercantum di CV
> > dia, makin lengkaplah ini lawakan dia tentang professorship ini.
> > Mungkin Jaswar ingin diangkat Prabowo jadi menteri, sehingga dia
> > berani mempertontonkan lawakan dia di depan sidang MK. Wallahu'alam
> > hanya Allah dan dia yang tahu. *-* Tulisan saya copas dari Status
> > Bapak Ariva Sugandi Permanaesendet von Yahoo Mail auf Android
>
> Am So.,> Juni 23, 2019 at 16:30 schrieb Lusi D.<lus...@rantar.de>:
> Ada yang
> > menarik dalam perdebatan antara dua pakar; yang satu Pakar Hukum dan
> > yang lain Pakar Teknologi IT di dalam Sidang Mahkamah Konstitusi (MK)
> > ketika memperdebatkan keabsahan hasil pemilu Presiden RI periode
> > 2019-2024 pada hari Kamis yl. Saya kutip di bawah.
> >
> > Salam. Lusi
> >
> >
> >
> > GUGATAN PILPRES 2019
> >
> > Jawaban Jaswar Koto Yang Bikin Yusril Mingkemcep *)
> >
> > Politik  KAMIS, 20 JUNI 2019 , 21:24:00 WIB |
> >
> > LAPORAN: RMOL NETWORK
> >
> > RMOLJatim. Sosok Jaswar Koto menyita perhatian publik. Ahli biometric
> > software development ini hadir sebagai saksi dalam sidang Perselisihan
> > Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2019 yang digelar di Mahkamah
> > Konstitusi (MK).
> >
> >
> > Jaswar membeberkan kerugian pasangan 02 yang diakibatkan oleh pola
> > kesalahan input data di Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng)
> > KPU.
> >
> > Dilansir Kantor Berita RMOL, Jaswar yang dihadirkan kuasa hukum
> > Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memaparkan mengenai pola kesalahan
> > input data Situng KPU yang cenderung menggelembungkan jumlah
> > perolehan suara pasangan Joko Widodo-Maruf Amin. Di satu sisi, pola
> > itu mengurangi suara pasangan Prabowo-Sandi.
> >
> > "Pola kesalahan hitung pada Situng mengacu pada penggelembungan suara
> > 01 dan pengurangan pada (suara) 02," ujarnya dalam sidang Kamis (20/6)
> > pagi.
> >
> > Dia kemudian menjabarkan hasil analisa yang dilakukan. Dalam hal ini
> > Jaswar menemukan ada 63 TPS yang terjadi kesalahan input data.
> > Kesalahan yang dimaksud adalah adanya perbedaan antara data angka di
> > situng dengan rekapitulasi formulir C1 milik KPU.
> >
> > Berdasarkan analisa yang dilakukan, ada penambahan jumlah perolehan
> > suara pasangan Joko Widodo-Maruf Amin sebesar 1.300 suara. Sementara
> > suara pasangan Prabowo-Subianto dikurangi 3.000 suara.
> >
> > "Ini pola kesalahan, meski KPU bilang sudah diperbaiki. Dua kali kami
> > menganalisa polanya 01 dimenangkan, 02 diturunkan," terangnya.
> >
> > Menurutnya, kesalahan ini berkorelasi dengan rekapitulasi berjenjang
> > yang dilakukan KPU. Sebab, jumlah total suara pemilih pada situng dan
> > rekapitulasi manual berjenjang menunjukkan angka yang sama.
> >
> > Sorotan publik bukan hanya tertuju pada pemaparan Jaswar, melainkan
> > juga tentang pertanyaan dari Ketua Tim Kuasa Hukum Joko Widodo-Maruf
> > Amin, Yusril Ihza Mahendra tentang kompetensi Jaswar melakukan audit
> > forensik data situng.
> >
> > "Apakah bapak punya kewenangan untuk melakukan audit," tanya Yusril.
> >
> > "Saya memang tidak pernah bekerja di Indonesia, (tapi) saya pernah
> > membuat software untuk biometric system, misal fingerprint, jari dan
> > mata," jawab Jaswar yang juga mengaku bisa membuat software pemalsuan
> > uang.
> >
> > Pertanyaan Yusril tidak cukup sampai di situ. Ketua Umum PBB itu turut
> > menanyakan pendidikan yang pernah ditempuh oleh Jaswar dan pekerjaan
> > yang digeluti.
> >
> > "S1 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), S2 di Notre Dame
> > University (Australia), dan S3 di Osaka Prefecture University,"
> > terangnya.
> >
> > "Keahlian saya engineering simulation menggunakan IT teknologi. Saya
> > bekerja sebagai engineering, tapi lebih fokus menggunakan software
> > development," tegasnya.
> >
> > Selanjutnya, Yusril menanyakan mengenai sertifikat yang dimiliki
> > Jaswar sehingga bisa dikatakan kompeten untuk melakukan audit IT.
> >
> > "Sertifikat di Indonesia saya tidak punya," jawab Jaswar.
> >
> > "Kalau di luar negeri," sambar Yusril.
> >
> > "Di luar negeri iya (ada). Sertifikat di bawah perusahaan," terang
> > Jaswar.
> >
> > Mendengar jawaban itu, Yusril pun diam dan tidak lagi menanyakan soal
> > kompetensi Jaswar.
> >
> > "Sudah dijawab, setuju tidak setuju persoalan lain," kata Yusril
> > sembari mengalihkan ke pertanyaan lain.[aji]
> >
> >
> > *)
> > Istilah kamus RMOLJatim
> >
> > Mingkemcep: Istilah ini berasal dari Bahasa Jawa. Diambil dari kata
> > dasar mingkem yang artinya menutup mulut atau diam. Dalam
> > perkembangannya, istilah ini ditambahi dengan kata ‘cep’ sebagai
> > penegasan. Namun istilah mingkemcep bukan berarti orang tersebut diam
> > dan tak bersuara. Dalam percakapan dua orang, mingkemcep bisa
> > diartikan memahami isi pembicaraan.
> >
> >
> 
>

Reply via email to