Kerja Sama Tiongkok-Afrika Adalah Energi Positif Bagi Perkembangan Dunia
http://indonesian.cri.cn/20190627/46f9b7b2-4190-cd91-53aa-4b4731ecdf3c.html
2019-06-27 10:21:02
Pertemuan Koordinator Pelaksanaan Hasil KTT Beijing Forum Kerja Sama
Tiongkok-Afrika diadakan di Beijing pada pekan ini. Presiden Tiongkok Xi
Jinping dalam surat ucapan selamatnya mengharapkan kedua pihak dapat
membentuk komunitas senasib yang lebih erat dengan bertolak dari prinsip
konsultasi bersama, pembangunan bersama dan pembagian bersama. Mulai
dari hari ini (27/6), Ekspor Ekonomi dan Perdagangan Tiongkok-Afrika
akan digelar di Kota Changsha, Provinsi Hunan Tiongkok, dengan tujuan
mengkaji jalur dan langkah baru kerja sama ekonomi dan perdagangan
antara kedua pihak.
Pada bulan September tahun lalu, KTT Beijing Forum Kerja Sama
Tiongkok-Afrika diadakan di Beijing. Di atas KTT, pemimpin Tiongkok
menunjukkan untuk membentuk komunitas senasib yang lebih erat,
berkoordinasi lebih erat dengan negara-negara Afrika, secara titik berat
menerapkan kerja sama di bidang-bidang industri, infrastruktur dan
interkoneksi, kemudahan perdagangan, perkembangan hijau, pembinaan
kemampuan, kesehatan, pertukaran masyarakat dan aksi perdamaian dan
keamanan.
Kerja sama antara Tiongkok dan Afrika yang berkualitas dan bereskalasi
tidak saja memenuhi permintaan pembangunan masing-masing, tetapi juga
menanggapi perubahan situasi internasional. Pertama, peningkatan kerja
sama antara Tiongkok dan Afrika sesuai dengan prinsip saling
menguntungkan dan menang bersama. Pada tahun lalu, nilai perdagangan
bilateral Tiongkok dan Afrika mencapai US$ 204 miliar, naik 20%
dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Tiongkok sudah
menjadi mitra dagangan terbesar bagi Afrika selama 10 tahun
berturut-turut. Kini, sejumlah 40 negara Afrika dan Komisi Uni Afrika
sudah menandatangani dokumen kerja sama “sabuk dan jalan”. Sebagian
proyek pembangunan, antara lain jalan kereta api Mombasa-Nairobi dan
area kerja sama ekonomi dan perdagangan Suez akan memainkan peranan
penting dalam mendorong perkembangan ekonomi dan sosial negara-negara
Afrika.
Justru karena itulah, para pemimpin Kenya dan Rwanda membantah fitnahan
dan desas-desus tentang apa yang disebut “Tiongkok membuat jebakan utang
di Afrika”. Presiden Uganda Yoweri Kaguta Museveni hari Selasa di
Beijing menyatakan, “Tiongkok dan Afrika adalah sahabat dalam jangka
panjang. Dalam pembebasan nasional dan pembangunan negara Afrika,
Tiongkok telah menyediakan bantuan yang berharga, Afrika bersedia
belajar pengalaman pemerintahan di bawah pimpinan Partai Komunis Tiongkok.”
Tiongkok adalah negara berkembang yang paling besar di dunia, sedangkan
Afrika adalah benua dengan negara-negara berkembang paling banyak,
volume total populasi kedua pihak mencapai 34% dari pada seluruh dunia.
Bagaimana prospek perkembangan Tiongkok dan Afrika akan secara langsung
mengubah wajah dunia di masa depan, peningkatan kerja sama Tiongkok dan
Afrika mempunyai arti global.
Kini, Uni Afrika sudah menyusun Program Tahun 2063 dengan mencakup 50
negara dalam pembangunan zone perdagangan bebas benua Afrika, potensi
perkembangan Afrika mengundang perhatian umum. Di bawah latar belakang
tersebut, inisiatif “sabuk dan jalan” justru berkoneksi dengan strategi
perkembangan negara-negara Afrika serta agenda perkembangan
berkelanjutan 2030 PBB, sehingga membebaskan energi laten perkembangan
negara-negara pasar baru, dan menimbulkan pengaruh mendalam bagi seluruh
dunia untuk merealisasi target pengurangan kemiskinan dan membangkitkan
pertumbuhan ekonomi dunia.
---
此電子郵件已由 AVG 檢查病毒。
http://www.avg.com