Selamat bertemu kembali di milis ini, dalam kesempatan ini saya akan ikutan 
nimbrung dalam diskusi tentang Survival of the fittest. Tema seperti ini sangat 
mendorong saya untuk turut membahasnya secara mendasar, karena menurut 
pengamatan saya,``Survival of the fittest`` secara nyata telah menampakkan 
dirinya dalam penomena Demokrasi Indonesia diera ``reformasi`` dewasa ini.. 
Khususnya dalam penomena pemilu 2019 yang baru saja kita saksikan, yang memakan 
ratusa jiwa rakyat Indonrsia. Pembahasan tesebut akan saya judul:

 

Manusia dan Evolusi kebdayaannya.

 

Pada kelombang ke-I dari gelombang peradaban Manusia; Para pakar ekonomi telah 
menciptakan suatu teori Ekonomi-Pasar-sempurna, beserta ``Invisible hands``-nya 
Adam Smith. Yaitu teori Evolusi yang lebih mementingkan ``Survival of the 
wisest`` yang mengutamakan kebijaksanaan arif; daripada hanya pada 
kebijakan``Survival of the fittest``saja.  Dalam kenyataannya setiap peserta 
ekonomi bekerja hanya untuk kepentingan dan keuntungannya sendiri 
masing-masing; Sehingga  aturan pasar sempurna yang menghendaki terjadinya 
keberhasilkan yang bersandar pada suatu teori infisible hand-Adam Smith telah 
gagal total 

 

Menurut pengamatan saya  Survival of the fittest adalah merupakan suatu 
ideologi yang muncul dalam  gelombang ke dua (II), yang adalah merupakan 
gelombang peradaban dari masyarakat Industri dalam menciptakan Pasar; yang 
telah memecah masyarakat menjadi dua kelompok, yaitu kelompok Konsumen dan 
kelompok Produsen; Yang menuju pada suatu regulasi Pasar-Sempurna, yang tarjadi 
pada dalam Gelombang ke II.  

 

Dalam masa gelombang ke-II tersebut, Hebert Spenser, yang hidup selama masa 
hidup Darwin; pada masa negeri Inggris merupakan adikuasa Dunia; Hebert Spencer 
telah mengembangkan suatu ideologi yang disebut ``Social Darwinism``, yang 
bersandar pada survival of the fittest; yaitu dalam bersaing siapa yang menang, 
adalah yang benar. Dengan cara apa dan bagaimana bisa menang dalam bersaing, 
tidak dipersoalkan.

 

Seluruh masyarakat Dunia beserta pakar-pakar Ilmu Pengetahuan nampaknya telah 
menyadari bahwa seleksi alamiah `` Social Darwinism`` adalah salah dan boros, 
dan menyebabkan kehancuran dan erosi banyak sumber-sumbaer-daya-alam dan 
genetika Dunia. Dalam konteks ini Pemerintah Australia telah meminta maaf 
secara resmi diforum PBB, mengenai seleksi ``alamiah`` yang salah ini, yang 
nenek moyangnya telah lakukan.

 

Kenyataan ini tercermin juga dalam perang dunia ke-satu dan ke-dua; dimana 
terlihat sekali kegagalan manusia dalam turut mengatur jalannya evolusi 
perkembangan kbudayaannya. Baru setelah berakhirnya perang Dunia ke-II, manusia 
dinegara industri, mulai melihat kebodohan Ideoöogi ``Soscial 
Darwinism``-nya``, dan lambat laun kolonialisme ``hilang`` dari permukaan bumi.

 

Namun demikian apa yang terkadi dalam gelombang ke-III, yaitu adanya suatu 
kenyataan adanya adu kekuatan nuclear, yang tercermin dalam adu kekuatan 
nuclear Mutual Assured Destruction (M.A.D), yang telah kita lalui dengan 
selamat. Persoalannya adalah apakah konfrontasi yang sangat dekat sekali dan 
menyerempet-nyermpet kehancuran total manusia di Bumi ini, tidak dapat di 
tanganni secara yang lebih kreatif, sehingga  penyerempetan bahaya bersar 
terhadap umat nanusia itu dapat di hindari?

 

Evolusi kebudayaan Ilmu Pengetahuan manusia akan terus  berlanjut, seperti apa 
yang diramalkan dalam buku Powerschift Toffler. Misalnya apa yang tercermin 
dalam mesin-mesin Nanotechnology dan sistem-sistem  Artifical Intellegence, 
yang akan lebih dahsyat daya rusaknya (disamping daya gunaya),yang sangat sulit 
untuk dikontrol dan di batasi penyebarluasannya, jika dibandingkan dengan 
teknologi nuclear. Benturan-benturan kekuasaan yang lebih dahsyat, dalam rangka 
seleksi alamiah survival of the fittest, yang menyerempet bahaya pemusnahan 
manusia, akan terulang kembali, seandainya manusia tidak lebih menjadi  cerdik 
cendekia, dalam kemampuannya dalam turut mengendalikan Evolusi Kebudayaannya 
sendiri-

 

Namun demikian Evolusi Kebudayaan IPTEK yang berkaitan dengan Internasional 
Business, juga akan terus berkembang, dan tambah lama tambah cepat. Sehingga 
menurut Toffler,  akan timbul penggolongan baru dari negara-negara baru yang 
termasuk dalam  the fast  progreing nation, dan negara-negara  yang tertinggal, 
yaitu the Slow moving nations, Ini berarati munculnya kesejangan yang ternganga 
antara negara kaya dan negara miskin, anantara negara yang berkuasa dan negara 
yang tidak berkuasa, serupa dengan periode Social Darwinism, yang bersandar 
pada ``survival of te fittest``yaitu dalam bersaing siapa yang menang, adalah 
yang benar. Dengan cara apa dan bagaimana bisa menang dalam bersaing, tidak 
dipersoalkan!

 

Menurut pengamatan saya gejala munculnya ideologi ``Social Darwinism``ini 
nampak jelas dalam  proses pemilu 2019  yang dilakukan oleh KPU, dampaknya 
adalah telah menyebabkan Masyarakat kita terbelah dua!;  Karena para elite 
politik  Indonesia yang berkuasa tidak memjadi lebih cerdik dan cendekia dalam 
kemampuannya dalam turut mengendalikan Ideologi Pancasila 1 Juni 1945 dan 
Konstitusi Negara kiat yaitu UUD 45 naskah asli, tetapi mereka telah terjabak 
menjalankan ideologi ``Social Darwinism`` yaitu : dalam bersaing di pemilu 
2019, yang bersandar pada Survival of the fittest; yaitu dalam bersaing siapa 
yang menang adalah yang benar . Dengan apa dan bagaimana bisa menang tidak 
dipersoalkan!, Demikialah apa yang telah terjadi dalam demokrasi Indonesia yang 
telah memakan ratusan jiwa manusia dalam pemilu 2019 di era apa yang mereka 
namakan ``reformasi``

 

Roeslan.

 

 

 

 

 

Von: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Gesendet: Montag, 1. Juli 2019 19:03
An: GELORA45@yahoogroups.com
Betreff: Re: [nasional-list] Fw: [GELORA45] Re: caplok-mencaplok

 

  

Survival of the the fittest adalah bukan yg kuat memangsa yg lemah tetapi yg 
bisa beradaptasi akan berkembang (survive) dan yg tidak bisa beradaptasi akan 
musnah. Dalam hal biologi, misal, moyang orang kulit putih dulunya (ribuan 
tahun yg lalu) juga mempunyai kulit hitam sebab asalnya dari Afrika. Tetapi 
karena di daerah2 yg jauh dari Equator seperti di Eropa, lebih kurang UV light 
(daripada didaerah Equator) utk membuat vitamin D di kulit mereka, gen dari 
keturunan mereka yg mengalami mutasi utk membuat kulitnya menjadi kutih/pucat 
utk bisa membuat vitamin D lebih banyak akan survive. Orang Mongol mempunyai 
mata sipit karena moyang mereka beradaptasi melalui "gen mutasi" utk melindungi 
mata mereka dari badai pasir (sand storms) dimana yg bermata sipit akan 
survive. Kita, manusia, sampai sekarang masih dan akan mengalami adaptasi 
melalui gen mutasi sesuai dgn lingkungannya tetapi karena prosesnya lambat kita 
tidak bisa mengetahuinya dalam kehidupan/umur kita yg relatif pendek. Berita 
sangat menarik dimana orang/manusia mulai tumbuh tulang dibelakang batok 
kepalanya karena penggunaan cell phone, yg barangkali bisa diturunkan kepada 
keturunannya melalui gen mutasi. Padahal penggunaan cell phone belum ada 50 
tahun.

https://www.washingtonpost.com/nation/2019/06/20/horns-are-growing-young-peoples-skulls-phone-use-is-blame-research-suggests/?utm_term=.cd364b6d120c

 

Seperti kita ketahui, dibidang teknologi/ekonomi

mobil industri, misal, Mercedez Benz, BMW harus beradaptasi utk mulai membuat 
mobil elektrik (electric car) supaya bisa survive dari tantangan dari Tesla. 
Tiongkok dimulai dgn pimpinan Deng X-Ping harus beradaptasi 
ekonomi/teknologinya utk bisa berkembang/makmur/survive dari 
tantangan/lingkungan keunggulan Eropa dan Amerika.

 

Tentang Neanderthals memang ada "interbreeding" dgn moyang manusia yg survive 
sekarang ini.



---In GELORA45@yahoogroups.com, <jonathangoeij@...> wrote :

Komentar sedikit, saya kira pemahaman BH Jo tentang survival of the fittest 
sebagai yg kuat memangsa yg lemah kurang tepat, fittest dari kata "fit" yg 
artinya "sesuai" atau "cocok" dan hal ini sebenarnya sesuai dengan kemanusiaan 
dalam Pancasila itu.

 

Tentang Neanderthal ada didalam kurang lebih 20% DNA manusia modern sekarang 
ini (National Geographic 
<https://news.nationalgeographic.com/news/2014/01/140129-neanderthal-genes-genetics-migration-africa-eurasian-science/>
 )

 




                

        

Surprise! 20 Percent of Neanderthal Genome Lives On in Modern Humans, Sc...


Two new studies suggest that the contribution from Neanderthal DNA was vital to 
modern human genomes.

 

 

 

On Monday, July 1, 2019, 12:52:16 AM PDT, Lusi D. <lusi_d@...> wrote: 

 

 

Maaf - Koreksi, perbaikan. 
Untuk mempermudah pengertian dlm kalimat pd e-mail saya yang lalu ttg
penempatan kata Pancasila perlu dikoreksi dengan ditempatkan setelah
kata menggali dlm kalimat. Kedua kalimat sebelum dan sesudah dikoreksi
saya kirim ulang.
Terimakasih.

Beginn der weitergeleiteten Nachricht:

Datum: Sun, 30 Jun 2019 23:23:41 +0200
Von: "'Lusi D.' lusi_d@... [nasional-list]"
<nasional-l...@yahoogroups.com> An: <GELORA45@yahoogroups.com>,
nasional-l...@yahoogroups.com Betreff: [nasional-list] Fw: [GELORA45]
Re: caplok-mencaplok


Sebelum koreksi:

Filosofi yang bung kemukakan itu lahir pada era sejarah ketika manusia
belum menemukan faham kemanusiaan sebagai pandangan hidup. Bung Karno
yang menggali dan menempatkan faham filsafat kemanusiaan itu menjadi
salah satu pilar Pancasila.
Filosofi yang bung kemukakan spt di bawah inilah yang pernah membawa
Indonesia ke alam dunia mala petaka genocida pada tahun-tahun 1965-an. 


Sesudah dikoreksi:

Filosofi yang bung kemukakan itu lahir pada era sejarah ketika manusia
belum menemukan faham kemanusiaan sebagai pandangan hidup. Bung Karno
yang menggali Pancasila dan menempatkan faham filsafat kemanusiaan itu
menjadi salah satu pilarnya.
Filosofi yang bung kemukakan spt di bawah inilah yang pernah membawa
Indonesia ke alam dunia mala petaka genocida pada tahun-tahun 1965-an.




Beginn der weitergeleiteten Nachricht:

Datum: 30 Jun 2019 17:01:32 +0000
Von: "bhjo@... [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com>
An: <GELORA45@yahoogroups.com>
Betreff: [GELORA45] Re: caplok-mencaplok


Survival of the fittest adalah bukan pandangan tetapi adalah fakta yg
ada di dunia ini, yg bukan berlaku utk masalah biology saja.  

In nature, the strong survive and those best suited to survival will
out-live the weak. Those with strength (economic, physical,
technological) flourish and those without are destined for extinction. 

---In GELORA45@yahoogroups.com, <lusi_d@...> wrote :

Jiwa pandangan yang bung promosikan itu pernah juga diungkapkan oleh
Warren Buffet, itu dedengkot imperialis AS, yang orisinalnya saya
kutipkan sbb.:

Warren Buffett Original engl.: ”There’s class warfare, all right, but
it’s my class, the rich class, that’s making war, and we’re winning.”
– im Interview mit Ben Stein in New York Times, 26. November 2006


Itu memang kesimpulan mutlak kaum pemenang macam Waren Buffet
bersama-sama para cecunguknya yang sedang menikmati hasil nilai lebih
dlm proses perang penghisapan dlm masyarakat nekolim. Seandainya bung
pernah mempelajari hasil pemikiran lain ttg pandangan keadilan sosial
yang manusiawi pasti akan berpandangan yang bijaksana.



Am 30 Jun 2019 03:30:46 -0700 schrieb
"bhjo@... mailto:bhjo@... [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com
mailto:GELORA45@yahoogroups.com>: 
> Caplok-mencaplok adalah pendorong kemajuan dan sesuai dgn hukum alam
> "Survival of the fittest" seperti species Neanderthals musnah karena
> tidak bisa bersaing dgn species manusia, yg sekarang menguasai dunia.
> Kalau tidak ada prinsip ini, kita (manusia) akan tidak ada sekarang
> ini. Dalam bidang ekonomi seperti Bombardier bagian pembuatan kapal
> terbang musnah karena tidak bisa bersaing utk membuat produksi yg
> lebih baik dgn Boeing dan Airbus.    



Kirim email ke