https://www.eramuslim.com/berita/nasional/utang-luar-negeri-ri-terus-meroket-kini-tembus-rp5-602-triliun.htm


Jum'at, 13 Zulhijjah 1440 H / 16 Agustus 2019
*Utang Luar Negeri RI Terus Meroket, Kini Tembus Rp5.602 Triliun*


Eramuslim.com – Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN)
Indonesia sebesar USD391,8 miliar atau setara Rp5.602,7 triliun pada akhir
kuartal II-2019. ULN Indonesia tersebut tumbuh 10,1% (yoy), lebih tinggi
dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya sebesar 8,1% (yoy).

ULN ini terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar USD195,5
miliar, serta utang swasta (termasuk BUMN) sebesar USD196,3 miliar.

Peningkatan ini terutama dipengaruhi oleh transaksi penarikan neto ULN dan
penguatan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS sehingga utang dalam Rupiah
tercatat lebih tinggi dalam denominasi dolar AS.

Peningkatan pertumbuhan ULN terutama didorong oleh ULN pemerintah, di
tengah perlambatan ULN swasta. Demikian dikutip dalam keterangan resmi BI,
Jakarta, Kamis (15/8/2019).

Pertumbuhan ULN pemerintah yang meningkat sejalan dengan persepsi positif
investor asing terhadap kondisi perekonomian Indonesia. Posisi ULN
pemerintah pada akhir triwulan II 2019 tercatat sebesar USD192,5 miliar
atau tumbuh 9,1% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada
triwulan sebelumnya sebesar 3,6% (yoy

Kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia yang semakin
meningkat, seiring dengan kenaikan peringkat utang Indonesia oleh Standard
& Poor’s pada akhir Mei 2019, mendorong pembelian neto Surat Berharga
Negara (SBN) domestik dan global oleh nonresiden pada triwulan II 2019.

Pengelolaan ULN pemerintah diprioritaskan untuk membiayai pembangunan,
dengan porsi terbesar pada beberapa sektor produktif yang dapat mendukung
pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, yaitu sektor
jasa kesehatan dan kegiatan sosial (18,9% dari total ULN Pemerintah),
sektor konstruksi (16,4%), sektor jasa pendidikan (15,9%), sektor
administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,2%),
serta sektor jasa keuangan dan asuransi (14,0%).

ULN swasta tumbuh melambat. Posisi ULN swasta pada akhir triwulan II 2019
tumbuh 11,4% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan
sebelumnya sebesar 13,3% (yoy).


Perlambatan ULN swasta terutama disebabkan oleh meningkatnya pembayaran
pinjaman oleh korporasi. Secara sektoral, ULN swasta didominasi oleh sektor
jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan
listrik, gas, uap/air panas dan udara (LGA), serta sektor pertambangan dan
penggalian. Pangsa ULN di keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta
mencapai 76,9%.

Struktur ULN Indonesia tetap sehat. Kondisi tersebut tercermin antara lain
dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir
triwulan II 2019 sebesar 36,8%, membaik dibandingkan dengan rasio pada
triwulan sebelumnya.

Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka
panjang dengan pangsa 87,0% dari total ULN. Dalam rangka menjaga struktur
ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus meningkatkan
koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan
prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menyokong pembiayaan
pembangunan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas
perekonomian. [kz
<https://economy.okezone.com/read/2019/08/15/20/2092149/utang-luar-negeri-ri-bengkak-lagi-kini-tembus-rp5-602-triliun?page=3>
]


Halaman *1*
<https://www.eramuslim.com/berita/nasional/utang-luar-negeri-ri-terus-meroket-kini-tembus-rp5-602-triliun.htm>
 *2*

Kirim email ke