Saya teruskan argumen kritis atas politik ekonomi keuangan Presiden
 Joko Widodo.
 Salam.




 GELORA.CO - Indonesia memasuki suatu fase yang oleh ekonom senior DR.
 Rizal Ramli disebut sebagai creeping crisis atau krisis merangkak.

Dalam keterangannya pagi ini (Senin, 19/8), Rizal Ramli menjelaskan,
krisis merangkak adalah situasi dimana indikator makro ekonomi terus
merosot, diikuti daya beli yang melemah, dan kenyataan bahwa banyak
perusahaan gagal bayar atau default. 

“Zombie pun semakin banyak,” ujar Rizal Ramli melalui akuin Twitter
pribadi miliknya, @RamliRizal.

“Jika kelemahan makro bersamaan dengan kelemahan mikro berlanjut,
terjadilah krisis. Apalagi, faktor global mengarah resesi,” sambungnya.

Bagi Indonesia, keadaan ini akan semakin buruk karena andalan
pemerintah adalah resep ekonomi yang ditawarkan Menteri Keuangan Sri
Mulyani. 

Rizal kerap mengatakan, Sri Mulyani adalah menteri keuangan terbalik,
karena resep ekonomi yang ditawarkannya selalu menguntungkan negara
lain dan di saat bersamaan mempersulit kehidupan rakyat kecil dan
menengah.    

“Andalan utama Menteri Keuangan terbalik hanya tambah utang dengan
bunga tinggi, dan uber pajak sing printil seperti UKM,” kata dia lagi.

Rizal Ramli juga mengingatkan Presiden Joko Widodo bahwa peningkatan
utang yang kini terjadi bisa sangat berbahaya karena utang saat ini
berfungsi membiayai defisit dan menopang nilai Rupiah.

“Tanpa utang Rupiah jebol, saking sangat tidak kreatifnya,” masih kata
Rizal Ramli.

Rizal Ramli menambahkan resep ekonomi menteri keuangan terbalik ini
pula yang menyebabkan pemerintahan Presiden Joko Widodo tidak berani
keluar dari jebakan pertumbuhan ekonomi 5 persen di tahun 2020. Target
pertumbuhan itu disampaikan Jokowi dalam pidato kenegaraan di Gedung
MPR RI hari Jumat lalu (16/8).

“Miskin kreatifitas dan terobosan Menkeu terbalik itulah yg menjelaskan
kenapa ekonomi 2020 hanya tumbuh 5,3%. Padahal bisa 6,5 -7 %. Karena
andalannya hanya utang, tanpa kreatifitas utk memacu sumber2
pertumbuhan lain,” demikian Rizal Ramli yang twitnya selalu me-mention
akun Twitter Presiden Jokowi, @jokowi. [rmol]

GELORA.CO - Indonesia memasuki suatu fase yang oleh ekonom senior DR.
 Rizal Ramli disebut sebagai creeping crisis atau krisis merangkak.

Dalam keterangannya pagi ini (Senin, 19/8), Rizal Ramli menjelaskan,
krisis merangkak adalah situasi dimana indikator makro ekonomi terus
merosot, diikuti daya beli yang melemah, dan kenyataan bahwa banyak
perusahaan gagal bayar atau default. 

“Zombie pun semakin banyak,” ujar Rizal Ramli melalui akuin Twitter
pribadi miliknya, @RamliRizal.

“Jika kelemahan makro bersamaan dengan kelemahan mikro berlanjut,
terjadilah krisis. Apalagi, faktor global mengarah resesi,” sambungnya.

Bagi Indonesia, keadaan ini akan semakin buruk karena andalan
pemerintah adalah resep ekonomi yang ditawarkan Menteri Keuangan Sri
Mulyani. 

Rizal kerap mengatakan, Sri Mulyani adalah menteri keuangan terbalik,
karena resep ekonomi yang ditawarkannya selalu menguntungkan negara
lain dan di saat bersamaan mempersulit kehidupan rakyat kecil dan
menengah.    

“Andalan utama Menteri Keuangan terbalik hanya tambah utang dengan
bunga tinggi, dan uber pajak sing printil seperti UKM,” kata dia lagi.

Rizal Ramli juga mengingatkan Presiden Joko Widodo bahwa peningkatan
utang yang kini terjadi bisa sangat berbahaya karena utang saat ini
berfungsi membiayai defisit dan menopang nilai Rupiah.

“Tanpa utang Rupiah jebol, saking sangat tidak kreatifnya,” masih kata
Rizal Ramli.

Rizal Ramli menambahkan resep ekonomi menteri keuangan terbalik ini
pula yang menyebabkan pemerintahan Presiden Joko Widodo tidak berani
keluar dari jebakan pertumbuhan ekonomi 5 persen di tahun 2020. Target
pertumbuhan itu disampaikan Jokowi dalam pidato kenegaraan di Gedung
MPR RI hari Jumat lalu (16/8).

“Miskin kreatifitas dan terobosan Menkeu terbalik itulah yg menjelaskan
kenapa ekonomi 2020 hanya tumbuh 5,3%. Padahal bisa 6,5 -7 %. Karena
andalannya hanya utang, tanpa kreatifitas utk memacu sumber2
pertumbuhan lain,” demikian Rizal Ramli yang twitnya selalu me-mention
akun Twitter Presiden Jokowi, @jokowi. [rmol]

Kirim email ke