23 Agustus 2019 17:50 WIB
Bisnis

Luhut: Perusahaan Asuransi China Siap Bantu BPJS Kesehatan

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, mengadakan 
rapat dengan Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan Sosial (BPJS) Kesehatan di 
kantornya sore ini.

Peserta rapat, termasuk Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris, tampak 
keluar pukul 15.00 WIB. Diketahui, hasil rapat membahas soal penyelesaian 
defisit BPJS Kesehatan.

Luhut menyatakan, salah satu perusahaan asuransi asal China, Ping An, siap 
membantu BPJS Kesehatan dalam menyelesaikannya.

“Kemarin itu Ping An tawarkan mungkin mereka bisa bantu evaluasi sistem IT-nya. 
Karena kemarin Presiden minta kalau BPJS mungkin perlu lakukan perbaikan untuk 
sistem mereka,” katanya saat ditemui di Kantor Koordinator Bidang Kemaritiman, 
Jakarta, Jumat (23/8).

Selain itu Luhut juga menjelaskan bahwa ada tiga masalah utama yang harus 
diselesaikan untuk mengatasi permasalahan defisit BPJS Kesehatan. Menurutnya, 
hal utama yang harus dilakukan adalah dengan menetapkan hukuman atau punishment 
terhadap peserta yang menunggak iuran BPJS Kesehatan.

“Kita nanti akan link dengan polisi, tapi ini bukan pidana ya nanti ini perdata 
kasusnya orang yang menunggak pembayaran itu. Nanti kerja sama dengan imigrasi, 
sehingga kalau dia mau apply visa nanti enggak bisa kalau belum bayar. Harus 
ada punishment buat yang nunggak,” tambahnya.

Kemudian, juga harus dilakukan penyesuaian terkait penyakit yang diobati dengan 
apa yang tertera di Undang-Undang. Menurut Luhut, ada beberapa penyakit yang 
harusnya tidak sesuai dengan UU.

Terakhir, soal besaran iuran. Luhut memaparkan BPJS Kesehatan harus melakukan 
penyesuaian tarif iuran. Dia juga menyarankan agar masyarakat yang mampu tidak 
menggunakan BPJS Kesehatan.

“Khususnya pada orang-orang yang kaya misalnya seperti saya, masa pakai 
begituan (BPJS Kesehatan). Harus adil,” tambahnya.

Sebagai informasi, hingga Agustus 2019 defisit  BPJS Kesehatan tercatat sekitar 
Rp 28 triliun. Rinciannya Rp 9,1 triliun defisit tahun lalu dan Rp 19 triliun 
defisit di 2019.



Kirim email ke