Hanya NU Jayapura yang menolak Jihad ke Papua, lantas bagaimana dengan NU
pusat serta lain-lainnya termasuk MUI? Setujukah mereka dan oleh sebab itu
membisu ? Setujukah Presiden dan wakil presiden untuk dikirim Jihad ke
Papua?


https://www.antaranews.com/berita/1124839/nu-jayapura-tolak-seruan-jihad-ke-papua


*NU Jayapura tolak seruan jihad ke Papua*

 *Selasa, 22 Oktober 2019 00:47 WIB*

*Ketua Nahdlatul Ulama (NU) Kota Jayapura, KH Kahar Yelipele (ANTARA /
Alfian Rumagit)*

*agar tidak lagi membuat perbedaan dengan penyebutan warga asli atau warga
pendatang*

Jayapura (ANTARA) - Ketua Nahdlatul Ulama (NU) Kota Jayapura, Papua, KH
Kahar Yelipele menolak tegas seruan jihad oleh oknum warga atau kelompok
tertentu dalam menanggapi kekerasan yang terjadi di Wamena, Kabupaten
Jayawijaya pada 23 September 2019.

"Kami ingin menegaskan kepada saudara-saudara yang akan berjihad ke Papua
untuk tidak datang, karena akan menimbulkan masalah baru," katanya di Kota
Jayapura, Papua, Senin.

Menurut dia, persoalan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya sudah ditangani oleh
pemerintah kabupaten dan provinsi setempat, apalagi aparat keamanan dengan
gencar melakukan tindakan penegakan hukum, sehingga seruan jihad ke Papua
seharusnya tidak digaungkan.

"Memang persoalan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya dan di Kota Jayapura
banyak yang dirugikan, ada korban jiwa dan materiil, kami turut berbela
sungkawa soal itu, tapi saya minta untuk semua pihak agar menahan diri,
baik warga yang ada di Papua dan di luar Papua, serahkan semua ini kepada
aparat keamanan," katanya.

*Baca juga: **Korban konflik Wamena di pengungsian masih 500-an*
<https://www.antaranews.com/berita/1119634/korban-konflik-wamena-di-pengungsian-masih-500-an>


Indonesia adalah bangsa yang besar dengan beraneka ragam suku bangsa,
bahasa dan agama yang terangkum dalam Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika,
sehingga sudah sepantasnya semua pihak menggemakan sikap persatuan dan
kesatuan bukan sebaliknya.

"Untuk itu, saya minta mari kita gaungkan dan secara bersama-sama
menyebarkan kedamaian, dengan tidak membuat atau melanjutkan informasi
*hoax*, tapi menjaga sikap toleransi dan persaudaraan di Tanah Papua,"
katanya.

Kepada para mahasiswa yang eksodus, KH Kahar yang juga Ketua Umum Masjid
Raya di Papua meminta agar bisa kembali melanjutkan kuliah di tempatnya
masing-masing karena masa depan Papua dan Indonesia berada di tangan
generasi muda.

"Papua ini tanah yang kaya raya, adik-adik mahasiswa-lah nanti yang akan
mengolah ini untuk meningkatkan mensejahterakan rakyat Papua, sehingga
berpikir bijak dan luas, bahwa masa depan itu sangat penting dengan
melanjutkan dan menyelesaikan kuliah," katanya

KH Kahar juga meminta kepada semua pemangku kepentingan di Bumi
Cenderawasih itu agar tidak lagi membuat perbedaan dengan penyebutan warga
asli atau warga pendatang, tetapi lebih mengedepankan penyebutan yang bijak..

"Bahwa kami semua adalah warga Indonesia, sedarah, sebangsa dan se-tanah
air Indonesia," kata KH Kahar yang juga pengurus FKUB di Kota Jayapura.


*Baca juga: **Tersangka kasus kerusuhan Wamena bertambah menjadi 19 orang,
dua DPO*
<https://www.antaranews.com/berita/1124460/tersangka-kasus-kerusuhan-wamena-bertambah-menjadi-19-orang-dua-dpo>

Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Dewanti Lestari
COPYRIGHT © ANTARA 2019

Kirim email ke