Anies baswedan itu lulus master nya public policy di univ. of Maryland, college 
park, tetapi phd nya dari northern Illinois univ. di dekalb, Illinois dibawah 
bimbingan pak king almarhum dwight king yg baik sekali orangnya. Setelah lulus 
UGM, anies pernah ke Milwaukee, Wisconsin dalam rangka exchange student. SMP 
dan SMA nya di Jogjakarta.

 

Nadiem makarim walaupun lahir disingapura hanya sekolah SD dan SMP di 
Indonesia, tetapi  SMA nya disingapura. Terus ke brown dapet international 
relation baru ambil MBA Harvard krn bapaknya nono anwar makarim lulus dari situ.

 

Nadiem ini duduk2 sama mikey/michaelangelo moran waktu mencetuskan perbincangan 
ttg Gojek sambil minum kopi. Disitu ada  6 -7 orang. Ini awalnya Gojek.. Nadiem 
dan mikey ini sekolah di boston. Mikey pernah sekolah di Boston Univ. utk 
undergrad nya, krn mikey suka art belajar web design di SF S1 lagi. Dia suka DJ 
dan Bali, makanya mikey keluar dari Gojek krn suka art ini. 

 

Kedua orang ini bedalah. Pendidikannya saja sudah beda. Nadiem terbuka bukan 
orang politik melainkan orang bisnis. Anies dari UGM sudah main politik di HMI 
dan ketua senat UGM.

 

Ini 2 orang yg berbeda jalan pikirannya.

 

Jokowi lebih cocok dgn orang2 seperti nadiem yg praktis krn yg mau dilihat itu 
hasilnya. Anies lebih ke teori, politik, wacana, pemikir, Pendidikan.

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <GELORA45@yahoogroups.com> 
Sent: Wednesday, October 23, 2019 9:55 PM
To: GELORA_In <GELORA45@yahoogroups.com>
Subject: [GELORA45] Antara Nadiem Makarim dan Anies Baswedan

 

  

                
                
                

 

Antara Nadiem Makarim dan Anies Baswedan

 

 

Pilihan Nadiem Makarim sebagai Mendikbud tidak disangka merupakan pilihan yang 
“tepat” untuk “saat ini”. Selain itu secara tidak langsung Nadiem mengingatkan 
akan satu sosok mantan Mendikbud terdahulu yang sekarang menjadi Gubernur 
Jakarta. Walaupun memiliki latar belakang yang mirip, mereka berdua seakan 
berada berhadapan pada sisi yang berlawanan 180 derajat. Kenapa begitu? Cekidot.

 

Kemiripan pertama keduanya adalah dari silsilah keluarga. Nadiem Makarim lahir 
pada tanggal 4 April 1984, ayahnya seorang notaris ternama di Indonesia.. 
Nadiem memiliki darah campuran Arab dari ayahnya dan darah India dari sang ibu. 
Kakek Nadiem adalah pejuang perintis kemerdekaan Indonesia keturunan Arab yang 
berjasa dalam perundingan Linggarjati, perundingan Renville, KMB dan salah satu 
anggota parlemen pada masa awal berdirinya negara Republik Indonesia.

 

Bagaimana dengan Anies Baswedan? Anies Baswedan lahir dengan dengan nama 
lengkap Anies Rasyid Baswedan pada tanggal 7 Mei 1969 di Kuningan, Jawa Barat.. 
Ayah dan ibunya berprofesi sebagai dosen. Kakek Anies Baswedan merupakan salah 
seorang pejuang pergerakan nasional dan pernah menjadi Menteri Penerangan pada 
masa awal kemerdekaan Indonesia.

 

Kemiripan ke dua adalah sama-sama ditunjuk menjadi Mendikbud. Anies Baswedan 
ditunjuk menjadi Mendikbud pada periode pertama pemerintahan Jokowi sedangkan 
Nadiem ditunjuk menjadi Mendikbud pada periode ke dua pemerintahan Jokowi.

 

Kemiripan ke tiga adalah sama-sama pernah mengeyam pendidikan di luar negeri. 
Nadiem menyelesaikan sekolah bisnisnya di Universitas Harvard yang merupakan 
salah satu universitas Ivy League sedangkan Anies di Universitas Maryland. 
Tentunya pendidikan di luar negeri diharapkan memberikan wawasan berpikir yang 
lebih luas dan terbuka, walaupun ternyata hanya berhasil pada Nadiem dan bukan 
pada Anies.

 

Terlepas dari kemiripan itu, mereka sangat berseberangan baik dalam pikiran 
maupun perbuatan. Seakan-akan mereka merupakan rivalitas satu sama lain. 
Bagaikan langit dan bumi. Njomplang.

 

Pola pikir Nadiem dan keluarganya sangat terbuka dan hasil didikan orang tua 
Nadiem tampak dalam kehidupan berkeluarga seorang Nadiem. Istrinya Franka 
Franklin adalah pebisnis sukses juga yang ternyata berbeda keyakinan dengan 
Nadiem. Mereka memilih menikah di Bali dan bertahan dalam keyakinan mereka 
masing-masing. Anak mereka mengikuti keyakinan ibunya.

 

Keluarga pluralis bukan merupakan hal yang mudah untuk dijalankan. Banyak 
pasangan dengan keyakinan yang sama jatuh di dalam konflik berkepanjangan dan 
bahkan bisa berakhir dengan perpisahan. Pasangan yang berbeda keyakinan 
tentunya harus lebih memiliki toleransi yang luar biasa satu sama lain, 
keluarga masing-masing yang juga saling menghormati satu sama lain, serta 
keikhlasan hati yang tidak terbatas. Dari sisi ini saja kedewasaan dan 
kebijaksanaan Nadiem hasil didikan orang tuanya tampak jelas.

 

Bagaimana dengan Anies? Apa yang bisa dijelaskan lagi? Pilkada Jakarta sudah 
demikian gamblang menjelaskan pola pikir oportunistik yang ada pada diri Anies. 
Tindakannya yang tidak berbuat apa-apa saat isu agama dimainkan untuk 
memenangkan dirinya seakan-akan merupakan legitimasi bahwa dia menyetujui semua 
tindakan sara saat kampanye tersebut. Bagaimana seorang yang tadinya bicara 
mengenai tenun kebangsaan lalu seperti menelan ludahnya kembali. Entahlah apa 
yang telah merasukinya.

 

Perbedaan berikutnya adalah etos kerja yang dimiliki keduanya. Nadiem berusaha 
langsung bekerja dan belajar untuk menerapkan ilmu yang didapatkannya secara 
nyata dengan mendirikan Gojek suatu aplikasi yang akhirnya menghantarkan Nadiem 
menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia. Saat ini Gojek merupakan salah 
satu aplikasi terbesar di Indonesia. Gojek memberikan lapangan pekerjaan dan 
penghidupan kepada semua lapisan masyarakat. Tanpa harus ditanya agamamu apa, 
sukumu apa, kaya atau miskin.

 

Bagaimana dengan Anies? Serupa cuma dengan arah yang berlawanan. Prestasi 
terkenal Anies adalah menjanjikan beasiswa dan pekerjaan bagi pelaku 
demonstrasi dan memberikan perawatan gratis kepada korban (atau tepatnya 
pelaku?) kerusuhan. Selain itu Anies juga memberikan rejeki berlimpah kepada 
TGUPP yang jumlahnya luar biasa banyak, dengan prestasi yang sangat astral dan 
tidak kasat mata. Intinya sama-sama memberikan pekerjaan sih, walaupun hasilnya 
bertolak belakang dan gelap seperti Kali Item.

 

Penulis seakan-akan disadarkan bahwa pemilihan Nadiem adalah yang pilihan 
Jokowi yang luar biasa. Mendikbud bertanggung jawab atas pendidikan seluruh 
rakyat Indonesia. Seorang Nadiem tentunya sangat memahami bagaimana pola pikir 
dan pendidikan yang baik akan mempengaruhi generasi selanjutnya. Bangsa 
Indonesia sudah kehilangan setidaknya dua generasi yang tercemar racun mabok 
agama. Hanya dengan mendaur ulang sistim pendidikan maka kelansungan hidup 
bangsa dan NKRI dapat dipertahankan. Orang yang menjalani kehidupan pluralis 
tentunya akan mengerti kenapa toleransi dan keterbukaan merupakan hal utama 
untuk maju.

 

Anies sendiri yang juga seorang dosen seharusnya paham dunia pendidikan. Jika 
nantinya Nadiem dengan latar belakang pebisnis mampu membawa perubahan pada 
pendidikan Indonesia, mungkin sudah semestinya Anies malu pada Nadiem.

 

Akhir kata, Nadiem merupakan rival seimbang Anies dalam hal pluralisme. Jokowi 
seakan-akan ingin menunjukkan banyak hal kepada Anies, salah satunya adalah 
“waktumu sudah hampir habis, inilah antidot kerusakan yang telah kamu buat 
selama ini, selamat menikmati.”

 

Salam, Srikandi

 

https://tekno.kompas.com/read/2019/10/23/09431827/profil-menteri-pendidikan-nadiem-makarim-lulusan-harvard-yang-dirikan-gojek?page=all

 

https://makassar.tribunnews.com/2018/04/12/foto-ini-ungkap-agama-franka-franklin-istri-bos-gojek-nadiem-makarim-ternyata?page=4

 

https://www.biografiku.com/biografi-anies-baswedan-profil-dan-biodata-lengkapnya/

 

Sumber gambar :

 

https://www.google.com/amp/s/www.finansialku.com/nadiem-makarim-jadi-menteri/amp/

 

https://www.google.com/amp/s/m.mediaindonesia.com/amp/amp_detail/246660-anies-sering-ke-ln-dprd-pemprov-jalan-secara-autopilot

 

https://seword.com/umum/antara-nadiem-makarin-dan-anies-baswedan-bEyj6gQeZS



Kirim email ke