Dialog dan Kerja Sama Perlu Singkirkan Prasangka

http://indonesian.cri.cn/20191025/ceb94312-f9e7-ca20-8195-4d7b7c93ca66.html
2019-10-25 10:36:11

图片默认标题_fororder_duihua

Wakil Presiden AS Mike Pence hari Kamis kemarin (24/10) dalam Sebuah kegiatan yang diadakan di Pusat Internasional Woodrow Wilson mengemukakan pidatonya tentang isu Tiongkok yang mencakup bidang ekonomi dan perdagangan, militer, HAM dan agama. Dibandingkan pidatonya di Institut Hudson satu tahun yang lalu, pidato Pence kali ini sama seperti biasanya, terus melebih-lebihkan peranan AS terhadap Tiongkok, dan terus mengecam Tiongkok dengan tuduhan berkedok “kebebasan dan demokrasi”, namun juga menyampaikan informasi bahwa AS mengupayakan dialog dan kerja sama dengan Tiongkok, dan nadanya mereda secara keseluruhan.

   Opini Pembangunan Kembali Tiongkok adalah topik utama pidato Pence mengenai masalah Tiongkok pada satu tahun yang lalu dan kali ini kembali disinggung. Opini yang berlebihan ini merusak sifat asli hubungan ekonomi dan perdagangan Tiongkok-AS yang saling menguntungkan.

   Yang patut diperhatikan ialah, dalam pidatonya, Pence menyatakan dengan tegas bahwa AS tidak ingin lepas kontak dengan Tiongkok, dan Presiden Trump berkeyakinan terhadap dicapainya persetujuan ekonomi dan perdagangan AS-Tiongkok pada tahap pertama, namun, ia kemudian juga mengaitkan masalah Hong Kong dengan persetujuan ekonomi dan perdagangan, serta mengecam Tiongkok untuk melepaskan kontak dengan dunia. Pernyataan yang kontroversial ini memiliki niat untuk berdialog dan bekerja sama, namun juga memiliki niat untuk memberi tekanan dan mengelakkan tanggungjawab.

  Tiongkok dan AS berhubungan erat, dan kepentingannya berintegrasi, yang disebut dengan “lepas kontak” adalah hal yang tidak masuk akal dan tidak realistis. “Laporan Kemudahan Berbisnis 2020” yang dikemukakan Bank Dunia pada hari Rabu lalu (23/10) menaikkan Tiongkok sebanyak 15 peringkat, hal ini merupakan bukti terbaru bahwa Tiongkok terbuka, dan berhubungan lebih erat dengan dunia.

   Yang patut diperjelas adalah, dalam pidato terakhirnya, Pence membahas tentang kerja sama dengan Tiongkok dengan suara lantang. Ini menunjukkan bahwa pihak AS sudah siap dan bersedia membuka masa depan yang baru dengan pihak Tiongkok. Pernyataan ini menyampaikan informasi yang cukup positif dan menguntungkan kedua pihak dalam menyelesaikan masalah melalui dialog dan kerja sama.

   Negosiasi ekonomi dan perdagangan Tiongkok-AS kini memasuki tahap yang krusial. Seiring dengan prasangka dan perselisihan yang semakin berkurang, akal sehat dan kesepahaman semakin banyak, mempertahankan persamaan dengan mengesampingkan perselisihan, mengontrol perselisihan di atas dasar saling menghormati, memperluas kerja sama di atas dasar saling menguntungkan, dengan demikian, Tiongkok dan AS dapat mengambil pilihan tepat yang dapat menguntungkan Tiongkok, AS bahkan seluruh dunia.

Kirim email ke